Share
Simak 6 Tips Ampuh Berdamai dengan Rasa Sakit Hati
Adelia Ayu
22 February 2021

Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Harapan pun tidak selalu terwujud sesuai angan. Berikut beberapa tips untuk berdamai dengan rasa kecewa yang dapat membantu Anda menjalani hidup dengan lebih ringan.


Rasa sakit hati dan kecewa tidak selalu datang di dalam hubungan asmara saja. Pertemanan, hubungan profesional dan tali keluarga yang harus berakhir dengan cara yang tidak baik dapat membuat seseorang menyimpan kekecewaan yang tidak jarang berakhir pada trauma jangka panjang dan depresi serta kehilangan semangat menyambut hal-hal baru di dalam hidup.

Menurut Healthline.com, menyembuhkan hati yang terluka membutuhkan waktu dan luka tersebut akan meninggalkan bekas. Meski terasa berat untuk memaafkan ataupun melupakan sebuah kejadian tidak menyenangkan, kita dapat melakukan berbagai hal yang membantu kita menjalani healing process dan menjaga emotional wellbeing kita.

Akui Bahwa Rasa Sakit Tersebut Nyata

Mengutip pernyataan terapis Jenna Palumbo, LCPC, rasa sakit hati seorang dan yang lain tidak sama. Hal terbaik untuk memulai pemulihan adalah dengan mengakui bahwa kita merasa tersakiti sehingga kita dapat mengijinkan diri kita mengeluarkan segala rasa sakit, sedih, marah dan bersalah sebagai tahap awal pemulihan. Jenna juga mengatakan proses tersebut membantu kita melihat hidup lebih baik dan belajar menerima kenyataan apa adanya.

Buat To-Do List dari Segala Hal yang Ingin Dilakukan

Anda suka menonton TV atau berjalan-jalan? Mungkin inilah saat yang tepat untuk melakukan semuanya. Meski kegiatan ini berfungsi hanya untuk penawar rasa sakit sementara, melakukan hobby dapat merilis hormon endorphin yang membantu mengurangi rasa sakit, termasuk stres. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut berfungsi untuk mengingatkan Anda bahwa kehidupan masih ada terlepas dari putusnya beberapa hubungan penting di dalam hidup Anda.

Jangan Tekan Rasa Sakit Tersebut

Menekan rasa sakit hanya akan memperparah keadaan. Ibarat menaruh sebuah bom waktu di dalam kotak yang Anda letakan di sebuah ruangan bersama Anda, rasa sakit yang terpendam dan sengaja dilupakan semakin memicu emosi Anda. Kristen Carpenter,PhD, seorang psikolog di Department of Pschiatry and Behavioral Medicine di Ohio State University Wexner Medical Center menyarankan untuk melepaskan dan merasakan rasa sakit ketimbang ‘berlari’ dari hal tersebut dengan dalih self-healing.

It’s Okay Not To Be Okay

Meski terdengar klise, quote diatas penting untuk membuat kita menerima segala keadaan yang terjadi. Kematian, putusnya hubungan asmara, gagalnya sebuah tujuan dan hilangnya sebuah harapan tidak dapat secara instan mendefinisikan bahwa hidup Anda gagal. Terapis Victoria Fisher, LMSW menyatakan hidup seseorang tidak sama satu dengan yang lainnya dan lebih baik apabila kita dapat menerima segala kedukaan itu sebagai bagian hidup milik kita dengan berkata ‘It’s okay not to be okay’.

Ucapkan Selamat Tinggal

Banyak sakit hati lahir dari unspoken goodbye alias tidak sempat mengucapkan selamat tinggal secara baik terhadap satu sama lain. Perasaan dan ucapan yang terpendam itulah yang membuat seseorang merasakan sakit hati secara intens karena diselubungi oleh rasa bersalah dan menerka-nerka apa yang akan terjadi. Apabila tidak mungkin untuk menemui orang tersebut kembali, cobalah pejamkan mata Anda sejenak dan bayangkan orang tersebut sedang berjalan ke arah yang berbeda dengan Anda dan ucapkan selamat tinggal. Terima kenyataan bahwa apa yang sudah terjadi tidak sesuai dengan harapan kita.

Berdamai dengan Sang Rasa Sakit

Ada peribahasa yang mengatakan, ‘Kaca yang pecah dapat diperbaiki, namun retakkannya akan selalu terlihat’. Tentunya, rasa sedih dan sakit hati membekas di hati seseorang dan tidak dapat dihindari dalam hidup. Seperti perkataan penyanyi ternama, Demi Lovato saat ditanya bagaimana Ia dapat bangkit dari segala masalah hidup, Ia hanya mengatakan untuk ‘Dancing with The Devil’ yang berarti mengakui bahwa rasa sakit itu akan selalu ada, yang dapat kita lakukan hanya melanjutkan hidup dengan hal tersebut. Ingat, memaafkan orang lain dan diri sendiri lebih baik daripada mengharapkan maaf dari orang lain.