Madu merupakan superfood antioksidan yang kaya akan manfaat. Masakini, madu dengan mudah ditemukan di toko makanan dan supermarket. Sayangnya, beredar pula berbagai asumsi tentang cara membedakan madu palsu dengan yang asli.
Banyaknya varian madu di pasaran memerlukan ketelitian konsumen dalam membedakan antara madu asli dengan palsu. Dilansir dari Kembang Joyo, produsen produk perlebahan asli Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1998, bahwa kandungan dan manfaat dari madu asli dan madu palsu tentu berbeda. Jika madu asli kaya akan manfaat, madu palsu bisa menyebabkan berbagai penyakit yang membahayakan tubuh seperti diabetes dan kencing manis.
Kadang, madu asli akan dianggap madu palsu jika mengalami beberapa hal di bawah ini. Dirangkum oleh Kembang Joyo, inilah beberapa mitos tentang madu yang patut Anda ketahui.
Mitos 1: Madu Asli Tidak Akan Berubah Warna
Perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa, karena adanya Reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Seperti diketahui, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.
Mitos 2: Madu Asli Tidak Disukai Semut
Umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu merupakan factor-faktor yang menentukan apakah madu akan disemuti atau tidak. Umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman. Saking menyukainya, lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur. Madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi yang mana akan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut.
Mitos 3: Madu Yang Mengkristal Merupakan Madu Palsu
Kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu. Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya. Jadi, madu yang mengalami kristalisasi atau penggumpalan madu belum tentu madu palsu yaa.
Mitos 4: Madu Asli Bisa Meletup
Hasil samping dari fermentasi khamir, yang secara alamiah berada di sekitar tanaman dan akan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda, adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara. Namun, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Dengan begitu, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya.