Dark Academia Aesthetic Tren memiliki ciri khas muted colors seperti warna coklat, hitam, atau abu-abu yang meninggalkan kesan otentik.
Termotivasi oleh hasrat akan pengetahuan, keindahan arsitektur berusia seabad dan rintik hujan yang lembut di jendela, tren ini lebih dari sekedar berpakaian. Namun, jika Anda baru mengenal estetika atau ingin menirunya di lemari pakaian sehari-hari Anda, tidak perlu mencarinya lagi. Genderfluid, abadi, dan tenggelam dalam nostalgia menjadi ciri khas pakaian dark academia yang estetik dan menarik.
Apa itu Estetika Dark Academia?
Estetika Dark Academia adalah subkultur yang berasal dari romantisasi pengetahuan, studi klasik, dan sastra. Info mengenai hal ini seringkali ditemukan di aula universitas Ivy League atau Oxbridge, yang sudah ada sejak pertengahan abad ke-19 hingga hari ini. Anda biasanya juga dapat menemukannya di film-film berlatar tahun 1920-an-1950-an, yang berpusat pada tema pembunuhan, intrik, atau perjalanan menuju aktualisasi diri.
Seperti namanya, estetik budaya ini mencoba menggambarkan kegelapan, seperti hari-hari ketika hujan turun atau sebuah gambaran perpustakaan yang gelap dan museum yang kosong. Inti dari estetika ini berasal dari kelas istimewa dan kelas atas selama era pra-Perang Dunia II. Film-filmnya juga sering menampilkan kisah karakter Eurosentris, yaitu laki-laki, yang sangat kaya dan berjalan di lorong di malam hari dan minum secara berlebihan.
Karena estetika ini juga mencakup kehausan akan pengetahuan, saat ini, Anda dapat menemukan banyak subkultur dengan referensi dan pengaruh yang lebih inklusif dan modern. Namun, inti dari estetika ini yaitu tetap konsisten, termasuk celana kotak-kotak, kemeja berkancing, dengan lapisan berwarna netral. Belakangan estetika ini banyak dianut oleh orang kulit hitam atau berwarna, masyarakat asli, komunitas queer, dan siapa saja yang menyukai gaya ini.