Share
Halal Tourism Kini Jadi Prioritas dan Daya Tarik Wisatawan Muslim Indonesia Secara Global
Syafira Yasmin
06 October 2025

Pariwisata ramah Muslim kini menjadi kekuatan yang mengubah tren perjalanan dunia, mendorong destinasi global menyesuaikan layanan, fasilitas, dan pengalaman sesuai kebutuhan wisatawan.


Bukan lagi segmen niche, halal tourism kini telah menjadi penggerak tren global dalam dunia pariwisata. Wisatawan Muslim Indonesia, dengan preferensi yang jelas, mendorong destinasi internasional untuk menghadirkan layanan dan fasilitas yang menghormati keyakinan sekaligus menawarkan pengalaman perjalanan yang nyaman dan autentik.

Menurut survei terbaru dari Vero dan GMO-Z.com Research, 89% wisatawan Muslim Indonesia menempatkan ketersediaan makanan halal sebagai prioritas utama saat bepergian. Temuan ini menegaskan bahwa perjalanan halal bukan sekadar kenyamanan tambahan, melainkan kebutuhan esensial yang membentuk persepsi global tentang destinasi ramah Muslim.

“Ketersediaan fasilitas halal di negara non-Muslim membuat pengalaman terasa berbeda, kehadirannya dipandang sebagai bentuk kepedulian budaya dan rasa menghargai,” jelas Diah Andrini Dewi, Executive Director Vero Indonesia. Destinasi seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan kini bersaing dengan negara mayoritas Muslim untuk menarik minat wisatawan.

Selain kuliner, kenyamanan perjalanan Muslim kini mencakup akses mudah ke ruang ibadah, teknologi perjalanan praktis, dan layanan yang menghormati nilai dan keyakinan mereka. Tren ini tercermin dari pencarian daring akomodasi dan hotel halal, yang mencapai lebih dari 7 juta kali dalam setahun, menunjukkan kebutuhan nyata akan perjalanan yang memungkinkan wisatawan menunaikan ibadah dengan tenang.

Secara global, sektor halal tourism diperkirakan akan tumbuh dari USD 256,5 miliar pada 2023 menjadi USD 410,9 miliar pada 2032. Indonesia, dengan 12% populasi Muslim dunia, berada di posisi strategis untuk memimpin tren ini dan membentuk standar perjalanan ramah Muslim secara global.

Pengembangan pariwisata halal di Indonesia kini tidak hanya mencakup fasilitas dan sertifikasi halal, tetapi juga infrastruktur, ekosistem, penguatan SDM, branding, dan promosi global. Gelaran tahunan Halal Indonesia International Industry Expo menjadi platform penting untuk menampilkan pencapaian, mendorong kolaborasi lintas sektor, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar halal.

halal tourism

Hariyanto, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, menekankan lebih lanjut bahwa menjadikan pariwisata halal sebagai prioritas nasional dan regional tidak hanya akan memperkuat aspek budaya dan agama, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan. “Menjadi halal-friendly bukan sekadar soal label melainkan pengalaman yang dirasakan wisatawan. Di Indonesia, kebijakan sertifikasi halal dan infrastruktur ramah muslim sudah menjadi standar,” ungkapnya.

Dalam upaya mewujudkan komitmen Indonesia sebagai destinasi wisata ramah Muslim, pemerintah terus berinovasi melalui kemitraan strategis, layanan yang lebih baik, dan pengembangan destinasi yang membuat pengalaman perjalanan semakin bermakna.

Dengan pengaruh yang jelas dan ekspektasi tinggi dari wisatawan Muslim Indonesia, Indonesia memimpin gelombang halal tourism global, membuktikan bahwa perjalanan yang menghormati keyakinan sekaligus menawarkan layanan premium kini menjadi standar baru dalam industri pariwisata dunia.