Sebuah serial baru ber-genre science fiction/supernatural yang terhitung langka di Indonesia, Joko Anwar’s Nightmares and Daydreams siap menemani momen luang Anda di bulan Juni ini.
Serial terbaru Netflix Indonesia Joko Anwar’s Nightmares and Daydreams dari kreator ternama Joko Anwar telah tayang sejak 14 Juni. Dalam menyambut rilisnya serial ini, Netflix menggelar acara Konferensi Pers dan Gala Premiere serial Joko Anwar’s Nightmares and Daydreams yang dihadiri para pemain, kreator, perwakilan Netflix, serta tamu undangan.
Sebagai kolaborasi pertama Netflix dengan sang kreator, serial ini menghadirkan genre baru sci-fi supernatural yang memadukan beragam fenomena aneh dalam dunia sehari-hari, elemen-elemen menakjubkan yang bertemu dengan isu-isu dalam kehidupan nyata. Kisah ini tersaji dalam tujuh episode berbeda yang berkaitan, menghadirkan cerita yang unik dengan masing-masing misterinya, dan dituntaskan dengan sebuah jawaban besar di episode akhir.
Di serial ini Joko bertindak sebagai produser eksekutif sekaligus sutradara bersama Ray Pakpahan, Tommy Dewo, dan Randolph Zaini. Dalam konferensi pers, Joko berbagi mengenai rasa ingin tahu yang mendorongnya menciptakan semesta baru ini. “Tanggung jawab sineas adalah menciptakan karya yang merefleksikan masyarakat kita. Serial ini bungkus representasinya adalah sci-fi supernatural tapi cerita-cerita di dalamnya sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang, yaitu isu yang hangat dibicarakan, kehidupan sehari-hari, dan tema sosial politik yang kita alami,” ujarnya.
Ia melanjutkan, “Cerita dan karakternya harus relevan dan relatable dengan kita di Indonesia. Serial ini adalah cerita tentang kita yang mencoba bertahan dalam cobaan-cobaan hidup dan bagaimana bisa keluar dari hal-hal struktural yang membelenggu kita sebagai manusia.”
Joko menyampaikan pula apresiasi bagi sesama sutradara dan para penulis yang bekerja sama dengannya dalam serial ini. “Mereka adalah talenta-talenta baru yang sangat bertalenta. Netflix memberikan sebuah kesempatan dan kami berikan bagi mereka yang layak merepresentasikan sudah sejauh mana kami dapat berbuat dari Indonesia.”
Bagi Tommy Dewo, Joko sebagai kreator memberikan kebebasan untuk menginterpretasi cerita sehingga setiap episode memiliki kekuatannya masing-masing. “Joko Anwar’s Nightmares and Daydreams akan membuka cakrawala baru untuk genre dan bagaimana kita bertutur dalam serial, karena di setiap episode terdapat karakter menarik dan dekat dengan kehidupan kita. Kita akan melihat bagaimana karakter-karakter ini berhadapan dengan suatu masalah yang larger than life. Itu yang menarik,” tuturnya.
Serial ini menghadirkan sederet aktor Indonesia ternama, termasuk Ario Bayu, Fachry Albar, Marissa Anita, Lukman Sardi, Nirina Zubir, Yoga Pratama, dan Asmara Abigail. Mereka memerankan sejumlah karakter yang berhadapan dengan beragam kejadian ganjil.
Mengenai pengalamannya bekerja sama dengan Joko, Ario Bayu mengutarakan, “Joko menyatakan banyak hal dari seorang kreator, saya merasa selalu terhubung dengan aspek-aspek kesenian dia. Dalam pembuatan serial ini kami sering mengobrol dan berkilas balik ke film-film pertama saya dengan Joko, Kala dan Pintu Terlarang, yang DNA-nya hampir sama. Nilai-nilai sosial yang harus dijadikan ruang dialog dikedepankan, sehingga saya sebagai seniman selalu merasa diulik untuk terus maju baik secara intelektual maupun spiritual.”
Marissa Anita turut mengutarakan pengalamannya berperan dalam serial ini. “Untuk peran saya di sini terasa menantang terutama secara fisik, rasanya hampir seperti bermain di film action. [Perjalanan karakter] yang mengalami kerasukan atau terlempar ke dunia lain jelas merupakan pengalaman yang mengasyikkan sekaligus cukup berat secara fisik. Yang pasti peran ini membuat saya semakin berkembang sebagai aktor,” ujarnya.