Seorang seniman sejati, Galabby tak hanya memukau di panggung teater musikal, tp juga menyapa melalui dunia tarik suara, film, dan juga wewangian.
Hanya dapat dihitung dengan jari, jumlah individu yang dapat menguasai panggung dan menarik perhatian penonton seperti Galabby. Dengan pengalaman yang cemerlang dalam teater musikal, ia telah memerankan sejumlah peran penting di berbagai panggung besar. Dari pertunjukan ensemble yang penuh energi hingga monolog unik, antusiasmenya dalam bercerita melalui teater musikal tak dapat disangkal. Dimulai dari pelajaran balet di masa kecilnya dan partisipasinya dalam acara TV Indonesia Mencari Bakat saat remaja, Galabby menemukan kecintaannya terhadap pertunjukan di atas panggung. Sejak saat itu, ia mengasah bakatnya di Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) selama lima tahun dan mengambil peran dalam berbagai produksi teater, diantaranya di Jakarta Movin serta Teater Musikal Nusantara.
Performance Galabby yang mengesankan mencakup penampilan yang menonjol dalam Musikal Petualangan Sherina (2017-2018) sebagai Zus Natasha, Serial Musikal Nurbaya sebagai Isabella yang unik, Payung Fantasi (2022) sebagai Annie Landouw, Rent the Musical (2022) sebagai Maureen Johnson, Perempuan dalam Remang (2023), dan Musikal Keluarga Cemara (2024) sebagai Emak. “Dalam Payung Fantasi, sebuah musikal yang terinspirasi oleh cerita dan lagu Ismail Marzuki, saya memerankan penyanyi keroncong buta, Annie Landouw. Itu adalah peran yang menantang, dan selama latihan, saya menutup mata untuk benar-benar merasakan sensasi tidak dapat melihat,” kenangnya. Peran lainnya yang tak kalah berkesan, ucapnya, adalah dalam Perempuan dalam Remang, bagian dari Festival Musikal Indonesia tahunan, yang menjadi viral. “Saya melakukan semi-monolog, semi-standup comedy dengan kostum dan riasan yang hampir membuat saya tidak dikenali,” tambahnya.
Di luar kilauan lampu panggung, bakat artistik Galabby merambah ke ekspresi kreatif lainnya. Single terbarunya, "Sang Harap," merupakan ungkapan yang mengharukan terhadap kerinduan akan 'rumah', mengungkapkan perasaan yang banyak dialami saat berpindah dari kenyamanan yang dikenal. Dengan lirik yang penuh perasaan dan melodi yang sangat menggugah, lagu ini dilengkapi dengan peluncuran parfum yang ia dan suaminya ciptakan, dirancang untuk membangkitkan aroma rumah dan terhubung dengan penonton dalam berbagai tingkat. “Meskipun kesempatan muncul, tidak selalu mudah untuk terhanyut dalam kenangan masa lalu saat kita terus tumbuh,” jelasnya. “Ini melambangkan kerinduan yang sementara namun kuat.”
Berbicara tentang ‘rumah’, Indonesia sebagai tanah airnya pun merupakan tempat yang dirasakan oleh Galabby dimana ia menambatkan kecintaannya terhadap kesenian ini. Visi Galabby berfokus pada pengembangan teater Indonesia dan membangkitkan musikal bertema tradisional yang kaya akan budaya Indonesia. Dengan memperhatikan minat terhadap film horor di dalam negeri, ia membayangkan sebuah proyek teater bertema horor yang akan menghidupkan kekayaan cerita rakyat dan budaya Indonesia. “Belum ada musikal horor yang full yang menampilkan lagu, tarian, dan budaya Indonesia bersamaan dengan makhluk halus kita; saya rasa akan sangat menarik untuk melihatnya,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Galabby akan terlibat dalam beberapa proyek teater musikal dan juga sebuah film baru. Mengeksplorasi dimensi baru dalam ketrampilan actingnya, wanita berusia 34 tahun ini baru-baru ini bergabung dalam pemeran film Rumah Tanpa Cahaya, yang dinaungi oleh sutradara terkenal Ody Harahap.