COMO Journey mengajak Anda menjelajah Bhutan melalui lensa Christina Tan, menikmati pengalaman fotografi, budaya, dan wellness mewah di Himalaya.
Di balik megahnya Pegunungan Himalaya, tersembunyi sebuah kerajaan misterius di mana kabut perlahan menyelimuti lereng gunung, bendera doa berwarna-warni menari bersama angin, dan dzong-dzong kuno berdiri teguh menjaga kebijaksanaan berabad-abad. Bhutan, ‘Negeri Naga Petir’, bukan sekadar destinasi perjalanan; ia adalah sebuah pengalaman spiritual, sebuah kanvas alam yang memikat, bukan hanya untuk dijelajahi, tetapi untuk diabadikan dan diceritakan. Kini, hadir sebuah kesempatan langka untuk menangkap keindahan dan misteri tersebut melalui lensa seorang storyteller visual kelas dunia.

COMO Hotels and Resorts mempersembahkan COMO Journey: Bhutan Through the Lens, sebuah retret fotografi intim selama enam hari yang akan berlangsung pada 14–19 April 2026. Dipandu oleh Leica Ambassador dan fotografer travel ternama, Christina Tan—dikenal melalui akun Instagram @sassychris1—perjalanan ini mengajak para tamu untuk tidak sekadar mengunjungi Bhutan, tetapi benar-benar menyelaminya. Dengan rekam jejak karya yang telah dimuat di Condé Nast Traveller, Forbes Travel Guide, dan berbagai publikasi global, Christina dikenal akan kemampuannya menangkap dialog halus antara lanskap, arsitektur, dan kisah manusia, menjadikan setiap foto lebih dari sekadar visual, melainkan cerita yang hidup.

“COMO Journeys dirancang untuk membawa tamu kami lebih dekat ke jantung sebuah destinasi—bukan hanya untuk datang, tetapi untuk benar-benar melihat,” ujar Sonam Wangchuk, General Manager COMO Uma Bhutan. “Bhutan memiliki ritme dan spiritualitasnya sendiri. Dipandu oleh kepekaan artistik Christina Tan, pengalaman ini memungkinkan tamu menjelajahi kerajaan ini melalui lensa rasa ingin tahu, ketenangan, dan ekspresi kreatif.”

Dalam perjalanan ini, Christina berperan lebih dari sekadar pemandu. Ia hadir sebagai mentor dan storyteller visual yang membimbing peserta melampaui bidikan konvensional. Melalui workshop dan sesi pemotretan langsung, ia membagikan pendekatan artistiknya dalam merangkai cerita lewat setiap frame; dari permainan cahaya di wajah para biksu, kemegahan arsitektur dzong yang tak lekang oleh waktu, hingga keheningan agung pegunungan Himalaya. Di tangannya, fotografi menjadi medium refleksi dan ekspresi, bukan sekadar dokumentasi.

Para tamu akan menginap di dua properti ikonis COMO Uma Bhutan: COMO Uma Paro dan COMO Uma Punakha. Keduanya menawarkan ketenangan dan kenyamanan setelah hari-hari eksplorasi, dengan pemandangan pegunungan yang menenangkan, desain yang menyatu dengan alam, serta sajian kuliner berkelas dengan sentuhan cita rasa lokal. Sejalan dengan filosofi COMO, perjalanan ini menekankan pengalaman yang berakar pada tempatnya; mengajak tamu untuk melambat, hadir sepenuhnya, dan terhubung secara autentik dengan lingkungan sekitar.

Petualangan dimulai di Paro Valley, tempat peserta beradaptasi dengan udara pegunungan sambil menjelajahi kota Paro, kuil-kuil lokal, dan hamparan sawah yang sunyi. Perjalanan berlanjut ke Thimphu, ibu kota Bhutan, dengan momen fotografi di Buddha Dordenma yang monumental, National Memorial Chorten, serta kehidupan kota yang berjalan harmonis dengan alam. Salah satu momen paling magis hadir saat rombongan melintasi Dochu La Pass di ketinggian 3.000 meter, diapit 108 chorten, hutan bendera doa, dan panorama Himalaya yang terbentang luas saat cuaca cerah.

Di Punakha Valley, kekayaan budaya Bhutan terasa semakin nyata. Peserta berjalan menyusuri ladang dan perkampungan menuju Chimmi Lhakhang, kuil fertilitas yang penuh simbol dan legenda. Punakha Dzong, yang berdiri anggun di pertemuan dua sungai, menghadirkan latar sempurna untuk menangkap kehidupan monastik dan arsitektur sakral Bhutan. Dalam perjalanan kembali ke Paro, rombongan singgah di Chuzom, pertemuan tiga sungai yang dijaga kuil-kuil unik, serta Tamchog Lhakhang dengan jembatan besinya yang ikonis, dikelilingi lanskap pedesaan dan kebun apel.

Puncak perjalanan ini adalah kunjungan ke Taktsang, Tiger’s Nest Monastery, yang bertengger dramatis di tebing setinggi 3.100 meter. Pendakian pagi hari membawa peserta melewati air terjun dan jalur pegunungan menuju salah satu situs paling sakral di Asia. Cahaya pagi yang lembut, mural kuno, wajah tebing yang menjulang, dan panorama lembah yang luas menciptakan penutup perjalanan yang tak terlupakan, baik bagi jiwa maupun karya fotografi.

Setiap malam, para tamu kembali ke COMO Uma untuk memulihkan tubuh dan pikiran melalui ritual wellness khas Bhutan, termasuk Bhutanese Hot Stone Bath dan perawatan COMO Shambhala. Yoga harian, hidangan bergizi, dan suasana lodge yang intim menjadikan pengalaman ini seimbang antara eksplorasi kreatif dan relaksasi mendalam.

Dengan harga mulai dari USD 4.800 per orang dan jumlah peserta yang terbatas, COMO Journey: Bhutan Through the Lens adalah undangan bagi mereka yang mencari lebih dari sekadar liburan. Ini adalah perjalanan bagi pencinta fotografi, penikmat budaya, dan siapa pun yang ingin melihat dunia dengan perspektif baru, dipandu oleh kepekaan artistik Christina Tan dan keramahan khas COMO. Di Bhutan, setiap langkah adalah cerita, dan setiap bidikan adalah kenangan yang akan bertahan jauh setelah perjalanan usai.
Bhutan Through the Lens menanti. Sudah siap mengangkat kamera dan menangkap jiwa Negeri Naga Petir?





