Anda pasti sering mendengar ucapan ‘pria tidak bercerita’ ataupun ‘pria tidak boleh menangis’. Stigma tersebut menormalisasi pengabaian bagi kesehatan mental pria. Berikut adalah langkah-langkah atau upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental terutama bagi pria serta penjelasannya!
Bulan Juni diperingati sebagai Men’s Mental Health Awareness Month, atau bulan akan kesadaran kesehatan mental pria. Sejak sangat lama, kesehatan bagi pria hanya dititikberatkan pada kesehatan fisik, seperti kebugaran fisik. Sebenarnya, kesehatan mental juga tidak kalah penting, sebab kesehatan mental juga merupakan aspek kesehatan manusia. Sama seperti tubuh atau raga yang membutuhkan perhatian, kesehatan mental dan kondisi emosi juga sangat perlu dirawat dan dijaga.
Tidak sedikit pria yang merasa menunjukkan emosi atau bercerita kepada orang lain berarti memperlihatkan kelemahan. Padahal, mengungkapkan pesaraan agar tidak dipendam dapat membantu meregulasi emosi supaya aktivitas sehari-hari dapat lebih terkontrol serta pekerjaan juga dapat berjalan lebih lancar dan produktif. Lebih lanjut, kesehatan mental pun juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik.
Dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, Anda dapat memulai untuk mengidentifikasi perasaan dan menciptakan ruang aman bagi pria untuk merasakan dan mengungkapkan emosi dengan terkontrol. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental bagi pria!
1. Identifikasi Stress dan Afirmasi
Perlu dipahami pentingnya mengetahui dan menerima apa hal atau masalah yang membuat diri sendiri stress, cemas, kecewa, atau marah. Masih banyak pria yang denial atau mengatakan kepada dirinya dan orang lain bahwa dirinya tidak apa-apa. Padahal, Anda tidak dapat terlalu lama membohongi diri sendiri. Biarkan diri Anda untuk merasakan setiap emosi yang ada, pahami keadaan Anda, dan berikan afirmasi atau kata-kata positif pada diri Anda. Cara ini dapat Anda lakukan untuk sementara menenangkan diri agar tidak menjadi reaktif ketika merespons terhadap suatu masalah.
2. Jangan Takut untuk Meminta Bantuan
Banyak sekali pria yang memilih untuk diam dan memendam perasaanya sendiri karena banyak alasan—salah satunya karena tidak ingin menunjukkan sisi rapuhnya karena merasa menjadi pria itu harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Emosi yang dipendam dapat meluap, tidak terkontrol, dan justru tidak menyelesaikan masalah. Pria boleh bercerita. Pria berhak untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan berada di ruang aman. Jangan takut untuk bercerita kepada orang-orang yang dapat dipercaya, misalnya keluarga atau teman. Lebih baiknya lagi, Anda dapat meminta bantuan profesional, seperti psikolog.
3. Berani untuk Patahkan Stigma
Melanjutkan poin yang sebelumnya, ada beberapa stigma yang harus dipatahkan. Tidak hanya stigma ‘pria tidak boleh menangis’ ataupun ‘pria tidak bercerita’ tetapi juga stigma jika pergi ke psikolog berarti sakit mental. Padahal, Anda dapat bertemu dengan psikolog juga pada saat Anda tidak merasa memiliki masalah berat pun. Psikolog juga dapat membantu membuka pola pikir serta memotivasi agar apa yang ingin Anda tuju dapat dicapai.
4. Siapkan Waktu untuk Diri Sendiri
Luangkan waktu Anda untuk me time! Temukan dan lakukan hal-hal yang dpaat membuat Anda lebih tenang dan bahagia, misalnya melakukan suatu hobi, rekreasi, atau beristirahat. Melakukan kegiatan yang disukai dapat membantu mengelola stress dan meningkatkan
5. Menjaga Gaya Hidup Sehat
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kesehatan mental berpengaruh bagi kesehatan fisik. Begitu pula sebaliknya, kesehatan fisik berpengaruh pada pikiran dan emosi. Rawat tubuh diri Anda supaya terasa lebih segar, bugar, dan sehat. Akivitas fisik seperti olahraga juga secara tidak langsung merupakan cara mengatur emosi melalui energi yang dikeluarkan. Makan yang sehat serta minuman yang cukup juga dapat menyenangkan diri Anda. Tidak lupa, istirahat dan tidur yang cukup juga sangat diperlukan sebagai upaya pemulihan.