Aman Group memiliki cara tersendiri untuk menghadapi pandemi dengan Community Spirit.
Krisis pandemi yang terjadi di sebagian besar belahan dunia berdampak besar terhadap berbagai sektor kegiatan, salah satunya adalah travel. Sebagai salah satu penyedia jasa dalam sektor ini, Aman Group turut merasakan dampak akan hilangnya pengunjung melalui penginapan-penginapan indah yang disediakannya.
Meski sempat ditutup, selama masa pembatasan sosial, Aman Group justru menggunakan waktu tersebut untuk membantu serta memberdayakan masyarakat di sekitar penginapannya di seluruh dunia guna menunjang peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, tiga properti Aman Group telah melaksanakan beberapa kegiatan yang memiliki fokus dan tujuan berbeda sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat daerah masing-masing:
Amandari, Ubud, Bali
Meningkatkan nutrisi dan kebutuhan pangan masyarakat Ubud, Bali menjadi fokus Amandari selama masa pandemi. Produk organik dari perkebunan Amandari telah didistribusikan oleh warga desa Kedewatan selama beberapa bulan terakhir. Selain melanjutkan distribusi sayur dan buah-buahan yang dilakukan oleh tim perkebunan, warga juga telah diimbau untuk menanam jenis tanaman yang mereka inginkan agar dapat dipanen di masa-masa krisis seperti ini.
Amanjiwo, Yogyakarta
Dalam rangka mendukung perkembangan ekonomi mikro dan produk buatan lokal, Aman Group memberdayakan anak-anak muda di sekitar penginapan Amanjiwo untuk membuat kerajinan tangan seperti pouch kecil bermotif batik berisi hand sanitizer, tisu basah, serta masker yang akan dibagikan sebagai suvenir kepada para tamu.
Hal ini juga merupakan langkah dalam menciptakan sistem daur ulang yang lebih baik dengan cara pemilahan sampah. Selama penutupan Amanjiwo di masa pandemi, General Manager dari Amanjiwo, Jann Hess membantu penggalangan dana yang kemudian disumbangkan kepada panti asuhan di sekitar Majaksingi.
“Panti asuhan di sekitar sini telah dibangun bertahun-tahun lalu dan menampung ratusan anak muda. Amanjiwo selalu membantunya. Namun, pada masa-masa ini, mereka sedang kekurangan pasokan makanan dan perbekalan seperti barang-barang edukasi, buku sekolah, dan tempat tidur. Saya sangat bersemangat untuk berpikir lebih dalam mengenai cara mendukung mereka melalui jalan yang lebih bermakna ketimbang hanya membelikan apa yang mereka butuhkan serta mengedukasi tamu kami mengenai hal-hal yang telah mereka lakukan,” ujar Jann Hess melalui rilis.
Amankila, Bali
Dalam rangka mendukung bisnis mikro masyarakat masyarakat Manggis, Amankila front office team membentuk Soul Bali Charity yang merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk membantu anak-anak dan orang tua yang hidup kekurangan atau kesulitan dalam akses kesehatan dan kontak sosial.
Amankila telah membantu pembuatan ratusan masker serta bekerja sama dengan Soul Bali Charity untuk mendistribusikan hadiah kepada mereka seperti garam dan kopi lokal yang menjadi ciri kearifan Bali.
Kopi dan garam tersebut kemudian dibagikan kepada para tamu melalui Soul Bali Charity sehingga mereka dapat membantu dan mendukung peningkatan bisnis mikro dalam lingkup sosial ekonomi masyarakat Bali, khususnya di daerah Manggis.