Share
Musikal Perahu Kertas: Saat Mimpi, Cinta, dan Takdir Bertemu di Panggung
Alpian
09 December 2025

Kisah Kugy dan Keenan kembali berlayar yang kali ini dibawakan melalui musikal penuh nostalgia dan mengajak penonton menghidupkan lagi mimpi-mimpi yang pernah mereka tinggalkan.


Salah satu cerita paling dicintai dalam sastra Indonesia akan hidup kembali di panggung. Trinity Entertainment Network bersama Trinity Youth Symphony Orchestra (TRUST) dan Indonesia Kaya resmi mempersembahkan Musikal Perahu Kertas, adaptasi panggung dari novel karya Dee Lestari yang ikonik. Pertunjukan ini dijadwalkan tayang pada 30 Januari hingga 15 Februari 2026 di Ciputra Artpreneur, Jakarta, dengan total 21 kali pementasan.

Mengusung tema Hidupkan Lagi Mimpi-Mimpi, musikal ini menjadi debut Trinity Entertainment Network di dunia teater musikal . Yonathan Nugroho, CEO Trinity Entertainment Network, menegaskan bahwa proyek ini merupakan langkah penting dalam memperluas ruang kreatif perusahaan. Setelah lagu ‘Perahu Kertas’ menjadi salah satu karya terbesar mereka. Kini semangat itu dibawa ke panggung teater sebagai perayaan perjalanan panjang musik, cerita, dan mimpi.

Musikal Perahu Kertas

Bagi Dee Lestari, pertunjukan ini punya arti sentimental tersendiri. Ia mengenang bagaimana Perahu Kertas ditulis pada 1996 saat masih kuliah, baru dirilis sebagai buku belasan tahun kemudian, lalu diadaptasi menjadi film. Kini, versi musikalnya menjadi tonggak baru yang semakin memperkaya perjalanan panjang kisah ini. Dee Lestari berharap adaptasi panggung kali ini dapat menjangkau lebih banyak hati dan menjadi pengingat bahwa mimpi tidak pernah terlambat untuk diperjuangkan.

Musikal Perahu Kertas menyatakan tiga dunia: sastra, musik, dan teater. Tim kreatif yang terlibat merupakan kolaborasi lintas generasi insan seni. Pementasan ini diproduseri oleh Billy Gamaliel, Eunike Elisaveta, dan Chriskevin Adefrid. Billy, yang juga menjabat sebagai Program Manager Indonesia Kaya, menyebut bahwa musikal ini lahir dari semangat kolektif untuk menghadirkan pengalaman pertunjukan yang menyentuh sekaligus memberdayakan talenta muda.

Panggung ini menjadi ruang bagi cerita Kugy dan Keenan, dua tokoh yang sama-sama membawa mimpi besar. Kugy, gadis yang meramu kenyataan menjadi dongeng untuk bertahan hidup, dan Keenan, pelukis jenius yang terjebak dalam ekspektasi keluarga. Pertemuan mereka di tengah riuh rutinitas menghadirkan jeda dalam sebuah ruang yang aman di mana tempat mimpi-mimpi kecil kembali diberi naspas. Kisah mereka bukan hanya tentang cinta, tetapi juga pencarian jati diri. Keberanian memilih jalan sendiri, dan penerimaan pahit-manis hidup.

Naskah musikal digarap oleh Widya Arifianti dan disutradarai sekaligus koreografi oleh Venytha Yoshiantini. Sentuhan gerak dan visual yang menciptakan Venytha dirancang untuk menangkap denyut emosi Kugy dan Keenan dari: riang, patah, melankolis, hingga momen kecil yang membuat penonton merasa dekat dengan mereka.

Musikal Perahu Kertas

Secara musikal, panggung ini diperkaya oleh kolaborasi dua komposer ternama; Ifa Fachir dan Simhala Avadana. Selain menampilkan lagu-lagu populer seperti ‘Perahu Kertas’, ‘Milyaran Manusia’, dan ‘Dua Manusia’, pertunjukan ini juga menghadirkan komposisi orisinal yang memperdalam nuansa emosional cerita. Musik akan diarahkan oleh Nathania Karina, sementara penata musik ditangani oleh Ivan Tangkulung, menghasilkan lanskap bunyi yang padu antara nostalgia dan kreativitas baru.

Dengan cerita yang hangat, musik yang kuat, dan visual panggung yang digarap detail, Musikal Perahu Kertas menjanjikan pengalaman yang akan mengajak penonton pulang membawa sesuatu: inspirasi untuk kembali menghidupkan mimpi mereka sendiri. Baik yang sudah lama ditinggalkan, yang pernah diabaikan, atau yang tiba-tiba muncul kembali. Musikal ini bukan hanya adaptasi, melainkan selebrasi perjalanan panjang Perahu Kertas. Sebuah kesempatan bagi penonton untuk kembali merasakan hangatnya kisah dua anak muda yang percaya bahwa takdir selalu punya cara mempertemukan mimpi-mimpi yang seharusnya bertemu.