Share
Tuntut Ilmu tentang Berlian Sampai ke Amerika, Vanya Gotama Kini Bersinar Terang Pimpin Perusahaan
Annisa Laksmi
22 July 2024

Dengan wawasan inovatif dan latar belakang yang kuat dalam industri berlian dan perhiasan, Vanya Gotama kini bersinar sebagai pemimpin perusahaan ritel berlian yang telah menuai kesuksesan.


Sejak kecil, Vanya Gotama telah mencermati dan mempelajari tentang logam dan batu mulia. Orang tuanya mendirikan Semar Nusantara pada tahun 1969, sebuah perusahaan yang bergerak di ritel perhiasan emas, di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Bisnis keluarga tersebut berkembang pesat dan hingga saat ini telah berkembang ke seluruh Indonesia dan meraih berbagai penghargaan.


Seiring berjalannya waktu, minat Vanya terhadap berlian kian meningkat, bahkan ia melanjutkan studinya di Gemological Institute of America (GIA), otoritas gemologi terkemuka di dunia, untuk mempersiapkan langkah selanjutnya dalam industri perhiasan. Berbekal ijazah dan dukungan penuh dari orang tuanya, Vanya mendirikan lini bisnis baru di perusahaan Semar Nusantara, yaitu lini retail perhiasan berlian. “Diamond Pavilion dimulai dari bawah. Saya membuka showroom kecil di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, tepat di samping showroom Semar Nusantara,” kenangnya.


Bagi Vanya, berlian mewakili lebih dari sekadar glamor atau gaya fesyen, juga merupakan bukti kekuatan dan ketangguhan. “Berlian benar-benar istimewa,” katanya. “Dari berlian itu sendiri, kita belajar bahwa adanya proses yang panjang dan sulit seperti panas dan tekanan yang hebat dalam terbentuknya sesuatu yang luar biasa seperti berlian. Ini melambangkan pencapaian proses kehidupan kita bahwa dalam hidup ini semua orang berasal dari rough seperti diamond, namun dengan usaha yang keras, ditimpa dengan kesulitan, sehingga dapat menggapai impian yang mereka harapkan. Shine bright like a diamond,” ungkapnya.


Kini, Vanya mengelola berbagai aspek bisnis di balik Diamond Pavilion, serta Semar Nusantara. Dengan ketelitiannya terhadap detail dan tren global, ia juga mengembangkan desain untuk merek-merek tersebut. “Kami terus mengikuti tren industri berlian di seluruh dunia, seperti setting berlian baru yang memungkinkan berlian tampak 2-3 kali lebih besar dari karat sebenarnya,” ungkapnya. “Namun kami juga mempertimbangkan preferensi dan passion pasar Indonesia. Misalnya, banyak perempuan Indonesia yang berhijab, jadi kami mengembangkan desain berlian untuk digunakan sebagai bros.”


Sebagai bagian dari Semar Nusantara Group yang telah berdiri selama lebih dari lima dekade, Diamond Pavilion memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam menjalankan bisnisnya. “Diamond Pavilion bertujuan untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda. Kami mengoptimalkan transparansi harga serta proses jual beli. Masyarakat Indonesia mempunyai budaya berinvestasi pada perhiasan emas, namun kami percaya bahwa berlian juga merupakan instrumen investasi serupa. Kami ingin mengusung konsep dimana para pecinta perhiasan di Indonesia dapat memiliki berlian dengan percaya diri, tanpa khawatir akan nilai investasinya di masa depan, dan merasa nyaman dengan kemudahan menjualnya di showroom kami yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia,” jelas Vanya.


Dalam industri yang sudah lama didominasi oleh laki-laki, kini semakin banyak perempuan yang muncul untuk memimpin industri emas dan berlian. Bagi Vanya, industri harus merangkul sentuhan yang lebih feminin dan mendapatkan perspektif baru bagi perusahaan. “Sekarang ada lebih banyak kesetaraan. Perempuan Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin di industri perhiasan, karena mereka merupakan mayoritas pemakainya, dan mereka juga saling memberikan inspirasi, serta lebih memahami kebutuhan dan apa yang mereka harapkan dari perhiasan. Setiap orang mempunyai tujuan memiliki perhiasan, entah untuk fashion, investasi, mengikuti tren, atau ingin diturunkan ke generasi selanjutnya,” tutupnya.