Menyusuri langkah Denny Sumargo dari lapangan basket ke sorotan layar lebar hingga dunia digital, temukan bagaimana ia kini menjadi content creator sensasional yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan dampak positif melalui podcast-nya, "Curhat Bang!", menciptakan ruang aman untuk bercerita dan menginspirasi jutaan penonton di Indonesia.
Kisah Denny Sumargo berawal di lapangan basket, tempat di mana bakat alami dan kemampuan atletiknya bersinar gemilang, menarik perhatian para pelatih dan talent scouts. Semangatnya untuk bermain dan dedikasinya untuk menjadi yang terbaik membawanya mewakili tim nasional basket Indonesia pada tahun 2000 sebagai shooting guard. Pencapaian Denny Sumargo sebagai atlet pun tidak main-main, dengan tiga kali terpilih sebagai Most Valuable Player, dua kali menyandang gelar The Best Defender, dan bahkan meraih Rookie Of The Year 2001 serta juara pertama dalam Slam Dunk Contest 2003.
Meski memiliki karir yang sangat sukses di lapangan, Denny Sumargo yang akrab dipanggil “Bang Densu” memilih pensiun dini dari olahraga kecintaannya. Densu menginginkan tantangan baru dan semangatnya berkobar untuk menjelajahi kemungkinan tanpa batas yang menanti di depannya. Di usia 28 tahun, Densu membanting stir dengan penuh semangat untuk memasuki dunia hiburan. Ia membuat debutnya melalui film "Hattrick".
Seiring satu dekade karir aktingnya yang cemerlang, Denny Sumargo telah memukau penonton dengan peran-perannya dalam hampir 20 film, termasuk karya-karya terkenal seperti “Twivortiare” dan “Miracle in Cell No. 7”. Karir akting Densu tidak hanya membawanya sukses, melainkan juga membuka pintu untuk menjelajahi cakrawala baru dalam dunia kreatif dan mengembangkan passion serta keterampilannya dalam industri tersebut. Dengan kesempatan ini, Densu mulai beraksi dalam dunia kreasi konten, dan pada 2017, ia meluncurkan kanal YouTube pertamanya, “Pebasket Sombong”.
Melalui “Pebasket Sombong”, Densu berbagi banyak wawasan, menyoroti olahraga basket dan juga para pemainnya sebagai bentuk penghormatan kepada olahraga kecintaannya tersebut. Dalam kata-katanya sendiri, ia menjelaskan, “Sumbangan saya buat bola basket Indonesia adalah membantu publikasi lewat kanal YouTube tersebut.” Kontennya tidak hanya bermanfaat tetapi juga menghibur, menjadikannya populer bukan hanya di kalangan penggemar basket tetapi juga di antara penonton luas yang menjadi penggemarnya.
Setelah tiga tahun menempuh perjalanannya sebagai seorang content creator, Densu kembali meluncurkan kanal YouTube baru. Namun, kali ini, fokusnya beralih dari konten yang berpusat pada basket ke podcast. Kanal ini, yang ia beri nama "Curhat Bang!", telah menjadi ruang aman bagi bagi beragam individu—baik selebriti maupun orang biasa yang menjadi sensasi online—yang mencari tempat untuk bercerita, telinga yang mau mendengarkan, dan seorang sosok yang bisa memberikan petunjuk dan nasihat. Pendekatan Densu yang penuh empati dan ketertarikannya yang tulus terhadap cerita tamunya menjadikan “Curhat Bang!” sebagai tempat yang aman untuk mengungkapkan emosi yang benar-benar jujur dan rentan.
Ketika ditanya mengenai alasan ia memulai podcast, Densu mengakui bahwa ia terinspirasi oleh acara podcast Deddy Corbuzier, “Close The Door,” mengatakan, “Awalnya waktu itu aku bikin konten basket dulu. Terus, pas aku ngobrol sama Deddy Corbuzier, waktu diundang ke podcast-nya, aku terinspirasi bikin semacam podcast. Lebih ke talkshow sih, sekadar ngobrol-ngobrol. Karena aku punya banyak waktu di rumah pas pandemi untuk ngobrol, jadinya ya sudah, bikin podcast.”
Tidak butuh waktu lama, "Curhat Bang!" meroket menjadi salah satu podcast terbesar di Indonesia, dengan lebih dari lima juta subscribers yang dengan antusias menyimak setiap episode. Dengan kontennya yang positif dan bermanfaat, Densu bahkan memenangkan kategori Video Content Creator Award di Indonesia Awards 2022 yang bergengsi. Tahun ini, ia sekali lagi dinominasikan untuk penghargaan yang sama. Tetapi di luar semua ketenaran dan yang diterimanya, Densu mengungkapkan bahwa bagian paling penting dari podcast-nya terletak bukan pada popularitas, melainkan pada dampaknya pada orang lain.
“Aku senang sekali, karena waktu itu aku dapat bisikan kalau aku berdoa dalam hati, ‘Apa yang aku bisa buat untuk bisa bantu orang lain seperti aku di masa-masa susah dulu?’ Jadinya ‘Curhat Bang!’ itu, di mana banyak orang bisa mengklarifikasi atau menjelaskan apa yang ada dalam hati tanpa harus dihakimi. Jadi mereka mau cerita benar atau tidak, tidak masalah. Yang penting bisa plong cerita karena ketika cerita itu kita berpikir, mengevaluasi, ada gagasan dan pemahaman baru yang nanti bisa mereka dapatkan untuk kebaikan mereka sendiri,” tuturnya.