Sangat dinantikan, Jakarta Art House siap gelar ‘Mamma Mia! The Musical Re-run 2025’ yang menyentuh hati!
Jakarta harus segera bersiap-siap bernostalgia dengan denting piano dan lirik-lirik penuh rasa dari lagu-lagu ABBA. Kali ini, nostalgia tersebut datang dalam bentuk yang lebih besar: Mamma Mia! The Musical Re-run 2025, dengan 14 pertunjukan, 36 aktor, dan tidak satu pun suara yang datang dari balik panggung.
Di era saat efek suara bisa menyihir dan rekaman bisa menyempurnakan, pertunjukan ini memilih jalan yang lebih berani: semua lagu dibawakan live oleh para pemain, tanpa bantuan pit singer. Mereka menyanyi sambil menari, berakting sambil menjaga tempo, dan membuat tiap nada terasa seperti degup jantung yang hidup.
Namun, ini bukan sekadar “pertunjukan musikal”, tapi juga eksperimen rasa di mana chemistry antara dua pemeran Sophie dan dua Donna bisa mengubah seluruh atmosfer panggung.
“Double cast membuat setiap pertunjukan memiliki interpretasi emosional yang berbeda. Chemistry dan tempo adegan antara Ashley Aisyah Hamel–Mutiara Azka akan sangat berbeda dengan pasangan Mirabeth Sonia–Giena Putri. Inilah keistimewaan produksi kami tahun ini,” ujar Aldy Inzaghi, sang Direktur Produksi.
Yang juga mengalami perombakan besar adalah panggung itu sendiri. Dirancang oleh Jakarta Art House, tata panggung kali ini tak lagi statis. Ia bergerak, bernapas, dan menjadi bagian dari cerita. Para aktor menjelajahinya dari berbagai sudut, menciptakan pengalaman visual yang imersif dan dinamis. Koreografi juga bukan sekadar pengulangan versi sebelumnya; ada scene baru, energi baru, dan logika gerak yang dibangun ulang dari awal.
Di tengah energi yang begitu intens, ada kedalaman yang menyentuh. Mirabeth Sonia, siap membawa peran Donna di panggung, tak hanya menghafal naskah—ia menghidupkan karakter itu dari dalam.
“Aku menggali Donna dari naskah dan diskusi intens dengan sutradara, serta mencari Donna dalam diri Mirabeth: emosinya, gesturnya, dan kekuatan vokalnya,” tuturnya.
Sementara itu, Rahmania Astrini membawa napas berbeda dalam perannya sebagai Ali. Ia datang dari dunia soul dan R&B, lalu melompat ke dunia teater dengan keceriaan dan insting akting yang segar. “Ali itu witty dan penuh semangat muda, dan aku mencoba menghidupi karakter itu, bahkan di keseharian,” katanya, “Bisa dibilang ini bentuk method acting-ku.”
Sebagai bagian dari perayaan Hari Ibu Internasional pada 11 Mei 2025, Jakarta Art House juga menghadirkan Relung Rasa, sebuah platform emosional yang memungkinkan penonton menyampaikan cinta, maaf, atau pesan terdalam mereka kepada ibu, keluarga, atau sahabat. Lebih dari sekadar selipan acara, inisiatif ini adalah perpanjangan tema besar Mamma Mia!—tentang hubungan yang tak lekang, tentang kata-kata yang sering tak sempat diucap.
Dan jika layar adalah medium awal yang memperkenalkan kembali kisah ini ke publik, trailer resminya yang dirilis pada 9 April 2025 menjadi undangan sinematik menuju dunia Mamma Mia! yang baru. Dengan estetika visual layaknya film pendek, trailer tersebut bukan hanya memamerkan aktor dan koreografi, tetapi juga menghadirkan atmosfer intim dan penuh ledakan emosi.
Tiket dan jadwal lengkap tersedia di Instagram @jktarthouse.