Setelah melanglang buana di dunia mode selama 12 tahun, Sapto Djojokartiko membuka gerai flagship pertama untuk label eponimnya ini.
Gerai flagship pertama dari Sapto Djojokartiko ini terletak di Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Butik ini merupakan buah cinta Sapto untuk menyajikan pengalaman berbelanja nyaman bak di rumah kepada pelanggan setianya, serta tempat bagi siapapun untuk berdiskusi. “Saya selalu memiliki keinginan untuk menciptakan komunitas kecil; sesuatu yang lebih dari keinginan memiliki sebuah barang maupun mengadopsi sebuah bentuk gaya hidup,” ujar Sapto.
Desainer asal Solo, Jawa Tengah ini menggandeng desainer interior Brian Gondokusumo dan Julia Lestari dari Gondojules Studio untuk mendesain tata ruang butik. Duo desainer ini menempatkan elemen alam seperti kayu dan bebatuan yang tertata rapi dan bersih sebagai esensi dari label eponim Sapto. Elemen-elemen ini berpadu harmonis dengan cat dinding bertekstur dan lantai marmer yang menciptakan kesan premium. Pola-pola sulaman dari koleksi yang dipamerkan di etalase butik Sapto Djojokartiko tampak berpadu manis dengan patung-patung dan ukiran kayu.
Momen peluncuran gerai flagship ini terasa makin spesial bagi sang desainer sebab ia berbarengan dengan peluncuran koleksi Fall/Winter 2020 terbarunya. Koleksi yang terinspirasi dari karya Egon Schiele, pelukis aliran ekspresionisme pada awal abad ke-20 ini menonjolkan guratan emosi dan sensitivitas melalui potongan-potongan nonkonvesional.
Pada koleksi terbarunya, alumnus Esmod ini mengenalkan keseimbangan dialektis lewat perpaduan kontras baik dari segi warna maupun bahan. Ia mengombinasikan bahan-bahan ringan serupa tulle dengan bahan licin yang terurai indah, dilengkapi dengan guratan motif khas Sapto Djojokartiko. Ia juga memadukan warna-warna kalem seperti plum dan ash dengan warna-warna gelap seperti charcoal, indigo, sapphire, dan onyx black untuk meninggalkan kesan yang dramatis.