Share
Musikal Legendaris Broadway ‘Wicked’ Kisahkan Cinta dan Persahabatan Tak Terduga yang Menggugah Hati
Listya Manopo
24 April 2025

Musikal kolosal asal Broadway favorit para pecinta teater, Wicked, untuk kali ketiga kembali tampil di Singapura.


The Wicked Witch of the West, Glinda the Good, dan karakter-karakter unik lainnya dari Negeri Oz kembali ke Singapura mulai 19 Maret hingga 27 April 2025 di Sands Theatre, Marina Bay Sands. Tentunya masih jelas di ingatan bahwa adaptasi film Hollywood dari Wicked yang sangat dinantikan juga belum lama dirilis pada akhir 2024, dibintangi Cynthia Erivo dan Ariana Grande.

Dalam produksi tur yang dipersembahkan oleh Base Entertainment Asia ini, Zoe Coppinger memerankan Elphaba Thropp, sementara Courtney Monsma berperan sebagai Glinda Upland. Bergabung bersama mereka Liam Head sebagai Fiyero, Chelsea Dean sebagai Nessarose, Kurtis Papadinis sebagai Boq, Paul Hanlon sebagai Dr. Dillamond, Jennifer Vuletic sebagai Madame Morrible, dan Simon Burke sebagai The Wizard.

Wicked SG 02

Wicked telah lama menjadi salah satu musikal favorit di Broadway sejak dimulai pada tahun 2003, ditulis musik dan liriknya oleh Stephen Schwartz dan buku oleh Winnie Holzman, serta diperankan oleh Idina Menzel dan Kristin Chenoweth, yang kini dianggap sebagai legenda dunia musikal. Pertunjukan ini mengisahkan persahabatan tak terduga antara Elphaba (Menzel), gadis berkulit hijau yang awkward namun sangat berbakat, dan Glinda (Chenoweth), sosok cantik, populer, dan berambut pirang yang khas. Kisah ini berpusat pada perbedaan mereka serta bagaimana perbedaan tersebut merubah takdir keduanya — for good.

Musikal ini diadaptasi dari novel karya Gregory Maguire yang menceritakan kejadian sebelum Dorothy memulai perjalanannya di yellow brick road dalam The Wizard of Oz karya L. Frank Baum. Jika The Wizard of Oz adalah kisah klasik untuk anak-anak, maka Wicked adalah musikal yang menawarkan segala elemen untuk menjadi hiburan bagi lintas generasi — mudah dinikmati baik oleh para penggemar musikal berpengalaman maupun mereka yang baru pertama kali menikmati pertunjukan teater.

Dengan deretan lagunya yang kembali naik daun berkat media sosial dan soundtrack film terbarunya yang sangat digemari, Wicked kembali memukau Singapura meskipun ini merupakan kunjungan ketiganya ke sana. Lagu-lagu ikonik seperti “Popular,” “Dancing Through Life,” “The Wizard and I,” “As Long As You’re Mine,” “No Good Deed,” “For Good,” serta lagu andalan “Defying Gravity” sukses memukau dan membuat penonton terkesima.

Wicked SG 03

Namun, daya tarik Wicked tidak hanya bertumpu pada familiaritas penonton terhadap kisah aslinya. Kemegahan set panggung yang luar biasa serta penyajian visual yang memukau mampu memikat semua yang menonton. Kompleksitas produksi dengan jumlah pemeran yang terhitung banyak, set yang mendetail, kostum yang indah, serta koreografi yang menarik menciptakan pengalaman menonton yang benar-benar imersif. Momen ikonik seperti adegan lagu “Defying Gravity” yang mengakhiri Act 1 tetap menjadi sorotan utama yang menggugah hati.

Produksi ini juga menghadirkan suasana yang lebih intim, yang memungkinkan penonton merasa lebih dekat dengan aksi panggung serta lebih terhubung dengan karakter-karakternya. Dalam penampilan ini, kedua pemeran utama wanita benar-benar bersinar. Zoe Coppinger tampil bukan hanya sebagai penyanyi yang hebat, namun juga membawakan karakter Elphaba dengan kedalaman emosi — seorang gadis kesepian dengan kekuatan magis luar biasa, yang penuh keraguan namun juga keras kepala, penuh perhatian, dan berani. Di sisi lain, Courtney Monsma tampil begitu mempesona dan mengundang gelak tawa, dengan vokal jernih dan artikulasi sempurna, menghadirkan karakter Glinda yang ber-layer dan mengalami perkembangan emosi yang dapat dirasakan penonton.

Wicked tetap berhasil membuktikan mengapa ia tetap menjadi salah satu musikal paling dicintai sepanjang masa. Baik untuk Anda pernah merasakan keajaibannya ataupun baru pertama kali menyaksikannya, produksi yang memukau ini akan membuat Anda terinspirasi, terpesona, dan menyadari bahwa di balik setiap kisah, selalu ada sisi lain yang menunggu untuk ditemukan.

Sumber foto: Justin Griffiths & Jeff Busby