Henti jantung mendadak adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Dalam situasi ini, "golden time" adalah periode kritis di mana tindakan cepat dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan peluang pemulihan.
Akhir-akhir ini tengah ramai diperbincangkan tentang kondisi henti jantung mendadak tyang menyebabkan kematian. Hal tersebut juga dialami oleh pebulu tangkis asal China meninggal yang meninggal dunia saat berlaga di BAJC 2024. Henti jantung terjadi disebabkan oleh aritmia, serangan jantung, penyakit jantung bawaan, atau kondisi kesehatan lainnya. Gejalanya dapat berupa hilangnya kesadaran mendadak, tidak adanya denyut nadi, dan tidak bernapas atau hanya terengah-engah.
Penanganan cepat dalam golden time sangat penting karena setiap detik tanpa aliran darah dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Resusitasi kardiopulmoner (CPR) dan penggunaan Automated External Defibrillator (AED) dalam beberapa menit pertama sangat penting untuk memulihkan sirkulasi darah dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup.
Golden time merujuk pada periode emas atau waktu kritis yang terjadi segera setelah seseorang mengalami henti jantung. Dalam konteks henti jantung, periode ini biasanya berkisar antara 4 hingga 6 menit. Pada waktu ini, tindakan resusitasi kardiopulmoner (CPR) dan defibrilasi yang cepat sangat penting untuk memulihkan fungsi jantung dan mencegah kerusakan otak yang disebabkan oleh kekurangan oksigen.
Kesadaran dan pelatihan masyarakat dalam penanganan pertama henti jantung sangat penting. Program pelatihan CPR dan penggunaan AED harus kian disosialisasikan di komunitas, sekolah, dan tempat kerja untuk memastikan lebih banyak orang siap memberikan bantuan darurat. Dengan lebih banyak orang yang terlatih, peluang seseorang untuk mendapatkan bantuan dalam golden time meningkat, yang dapat menyelamatkan banyak nyawa.