Lisa membuktikan kemampuannya sebagai solois di Coachella dengan penampilan yang penuh gaya, eksploratif, dan memukau.
Lisa datang ke Coachella bukan untuk sekadar nostalgia atau “menyusul” popularitas BLACKPINK—ia datang untuk mengukir babak baru. Di Sahara Tent, ia membuktikan satu hal penting: panggung global adalah tempat di mana ia paling percaya diri, bahkan ketika melangkah sendirian.
Untuk ketiga kalinya tampil di Coachella—dan pertama kalinya sebagai solois—Lisa mencatat sejarah sebagai artis K-pop pertama yang tiga kali menghentak festival musik terbesar di Amerika. Tapi daripada bermain aman, ia memilih untuk tampil dengan penuh gebrakan: 13 lagu, 5 kostum, 1 pilar menjulang, dan tak ada sedikit pun jeda untuk bernapas.
Lisa membuka dengan “Thunder” dalam balutan bodysuit perak reflektif dari Asher Levine, berdiri di atas pilar seperti dewi cyberpunk dari masa depan. Kemudian datang “Fxck Up the World,” dan dari situ penonton tahu: ini bukan penampilan manis-manis khas K-pop. Ini adalah Lisa dalam versi asli, tajam, dan tak terduga.
Set-nya tidak sekadar parade hits, tapi juga eksperimen. “When I’m With You” mengangkat nuansa R&B retro, “Moonlit Floor” memberi kejutan dengan sampling “Kiss Me,” sementara “Dream” menunjukkan sisi vokalnya yang sering luput dari spotlight. Penutup “Rockstar” terasa seperti pernyataan: ini aku sekarang, dan aku tidak main-main.
Dan tentu saja, fashion menjadi bagian tak terpisahkan. Lisa berganti gaya sebanyak lima kali—dari bodysuit metalik dengan tanduk, hingga bodysuit transparan dengan ilusi optik, lalu beralih ke estetika Hello Kitty dan red leather ala antihero film laga. Semua terlihat nyeleneh tapi tetap nyambung, seperti visual diary dari alter ego yang sedang ingin bebas sebebas-bebasnya.
Lisa akan tampil kembali di tanggal 18 April. Tapi setelah ini, rasanya siapa pun yang masih menganggapnya sekadar ‘main rapper’ BLACKPINK mungkin harus menonton ulang penampilan ini—dari awal sampai akhir.
