Dokter kecantikan dengan segudang prestasi, dr. Ayu Widaningrum, terus menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan terus mengembangkan diri dalam bidangnya sambil menyeimbangkan perannya di keluarga sebagai ibu dan istri.
Ketika berbicara mengenai sosok perempuan hebat, dr. Ayu Widianingrum, M.M., Master of AAM, Master of IBAMS adalah figur yang sangat tepat untuk menjadi inspirasi. Dokter kecantikan asal Banjarmasin ini merupakan perwujudan sempurna dari seorang perempuan yang tidak hanya dapat bekerja melayani sepenuh hati dan menjadi pemimpin, tetapi juga menjadi fondasi kuat di dalam keluarga.
Giat memantapkan ilmunya dengan mengikuti konferensi internasional, dr. Ayu Widia juga terus menambahkan pencapaian pada namanya, seperti menerima penghargaan dari stasiun televisi dan tokoh-tokoh penting, hingga memiliki foto yang dipajang di billboard di New York. dokter segudang prestasi ini mengatakan bahwa ketika dirinya bertemu dengan banyak orang, ia dapat bertukar pikiran dalam berbagai hal seputar estetika dermatologi.
Visi dan misi dr. Ayu Widia tidak hanya berfokus dalam bagaimana merawat kulit pasien, tetapi ia juga sangat memperhatikan pengembangan estetik yang memiliki jaminan aman untuk pasien yang sakit, seperti pasien kencing manis, pasien post-chemotherapy, pasien autoimun, ataupun pasien yang menjalankan pengobatan jangka panjang seperti lupus. Selaras dengan tujuannya, dr. Ayu Widia mengatakan bahwa ia akan terus menambah ilmu seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi. “Dunia estetika tidak hanya aman untuk pasien sehat, namun juga untuk yang sakit–bagaimana saya bisa melakukan perawatan anti-aging untuk dengan bahan-bahan aman untuk pasien autoimun, pasien yang telah melakukan kemoterapi atau radiologi, atau pasien tuberkulosis–membuat mereka merasa tetap cantik dan awet muda dengan inovasi yang sedang saya kembangkan. Saya terpicu bahwa saya harus mengembangkan stem cell blood terapi agar masuk ke Indonesia, sehingga dapat membuat pasien saya tidak insecure lagi,” ungkapnya. Di sinilah peran dr. Ayu Widia tidak hanya menyembuhkan atau merawat kulit pasien, tetapi juga memberikan dampak psikologis, seperti mengembalikkan kepercayaan diri pasien.
Tidak hanya menjadi dokter yang maju dengan perhatian yang besar untuk pasien-pasiennya, dr. Ayu Widia juga merupakan sosok ibu yang utuh. Meskipun terkadang ia harus berkorban dalam proses tumbuh kembang anak-anaknya sambil menjalankan pekerjaannya sebagai dokter, ia tidak pernah melupakan perannya sebagai ibu dan istri. “Menjalani kedua hal itu–bekerja sebagai dokter dan menjadi ibu–secara bersamaan kuncinya adalah bagaimana saya bisa melakukan manajemen waktu yang baik. Saya harus mengatur waktu dan tetap bersama keluarga saya–bagaimana saya mengatur waktu melayani suami dan anak-anak serta melayani masyarakat. Manajemen waktu adalah hal yang penting dalam keseimbangan peran sebagai seorang wanita,” tutur dokter perempuan itu. Baginya, mengatur waktu sangatlah penting, maka itu juga menjadi salah satu alasan mengapa ia memilih menjadi dermatolog karena tidak bersifat urgensi sehingga ia dapat mengatur antara jadwal kerja dengan momen bersama keluarga.
Dukungan dari keluarga juga menjadi hal yang sangat penting, bahkan menjadi hal yang utama bagi sang dokter. “Mungkin saya tidak ada di titik ini tanpa pengertian dari suami dan anak-anak. Hal terpenting bagi saya dalam suatu prestasi bukan bagaimana saya menjadi seorang wanita karier yang hebat, tetapi bagaimana saya dapat menjadikan peran saya seimbang–karier saya berjalan dan keluarga saya bahagia,” ungkap pendapat dokter hebat tersebut. Bahkan, dr. Ayu Widia mengatakan jika dirinya dilahirkan kembali, ia akan memilih kehidupan yang sama bersama keluarganya–suami dan anak-anaknya. “Saya akan tetap menjadi orang yang sama. Saya bersyukur mendapatkan suami saya yang luar biasa. Saya harap di kehidupan berikutnya saya mendapatkan orang-orang seperti keluarga saya,” ujar dr. Ayu Widia.
Dengan berbagai prestasi membanggakan serta perannya yang luar biasa dalam keluarga, dr. Ayu Widia menekankan bagi perempuan agar dapat seimbang dalam manajemen waktu, terutama jika menjadi seorang pemimpin. “Kepemimpinan saja tidak cukup, tapi kalian juga harus dapat menjadi contoh yang baik. Menjadi pemimpin itu bagaimana kita dapat bertutur kata, bersikap, dan mengendalikan emosi dengan baik. Perempuan juga harus memiliki disiplin yang tinggi. Ia harus membagi waktu antara karier dan keluarga. Menjadi perempuan sukses adalah bagaimana ia dapat sukses dalam dua bidang, yaitu menjadi wanita karier dan menjalankan perannya di keluarga,” pungkas dokter hebat itu.