Seperti burung phoenix yang bangkit dari abu, Devy Anastasia selalu menemukan cara untuk bangkit dan kembali lebih kuat—tak peduli berapa kali hidup mencoba untuk menjatuhkannya.

Nama Devy Anastasia mungkin sudah tak asing lagi di telinga banyak orang. Ia adalah salah satu peserta MasterChef Indonesia Musim 9 yang berhasil mencuri perhatian dan melangkah hingga ke babak sepuluh besar. Namun di balik senyumnya yang hangat dan kelihaiannya di dapur, tersimpan kisah hidup yang penuh perjuangan dan keteguhan hati.

Kehidupan Devy seolah sudah menguji dirinya bahkan sebelum ia sepenuhnya memahami dunia. Di usia yang baru menginjak enam tahun, ia kehilangan ibunda tercinta dalam sebuah insiden tragis. Tak berselang lama, sang ayah pun mendekam di balik jeruji besi, memaksa Devy dan kedua saudara kandungnya harus tumbuh dalam asuhan kerabat.

Hidup tak lantas menjadi lebih mudah. Sang ayah meninggal dunia, dan ketidakpastian menjadi bagian dari kesehariannya. Ada masa di mana rumah mereka tak lagi berlistrik karena tunggakan tagihan, sementara hutang yang kian menumpuk memaksa gadis belia itu untuk bekerja demi menyambung hidup.

Selepas SMA, Devy memberanikan diri untuk merantau ke Jerman dengan harapan untuk mengubah nasib. Di sana, ia bekerja sebagai pengasuh anak (babysitter) dan pembersih rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia juga sempat melanjutkan studinya.

Namun, kehidupan di negeri orang nyatanya tidak seindah bayangan, dan tentunya jauh dari kata mudah. Akhirnya, dengan berat hati, Devy memutuskan untuk kembali ke tanah air. Keputusan itu diakuinya sebagai salah satu yang terberat dalam hidupnya, tetapi dalam kondisi tersebut, ia tak memiliki banyak pilihan.

Demi memulai lembaran baru, Devy mencoba peruntungannya di ajang MasterChef Indonesia. Ia bergabung dengan penuh percaya diri, berbekal keterampilan masak yang diasah selama ia menetap di Jerman. Meski tidak keluar sebagai juara, pengalaman tersebut menjadi titik balik yang mengubah arah hidupnya.

Sejak itu, Devy aktif membuat konten memasak sehari-hari dan berbagi kisah hidupnya secara jujur dan apa adanya melalui media sosial. Cerita-cerita yang ia bagikan—termasuk luka, kegagalan, dan perjuangannya—menyentuh hati banyak orang karena memperlihatkan sisi dirinya yang sesungguhnya, bahkan sisi yang paling rentan.

Hari ini, Devy telah tumbuh menjadi seorang pengusaha sukses dan kreator konten inspiratif, dengan lebih dari 1,5 juta pengikut yang setia menantikan setiap unggahannya. Melalui video-videonya, ia mengajak orang lain untuk belajar memasak, berani mencoba, dan percaya bahwa semua orang punya kesempatan untuk bangkit.

Dari seorang gadis kecil yang dahulu tak punya apa-apa, Devy kini mampu meraih penghasilan bulanan yang fantastis dan membangun kembali hidupnya, selangkah demi selangkah. Ia pun memanfaatkan kesuksesannya untuk membantu orang-orang di sekitarnya—mulai dari membiayai kuliah adiknya, memperbaiki taraf hidup keluarga, hingga membuka lapangan kerja untuk banyak orang.

Melihat ke belakang, Devy menyadari bahwa masa-masa sulit yang pernah ia lalui justru adalah berkat yang tersembunyi. Dulu, ia sering merasa hidup ini begitu tidak adil dan menakutkan, namun setiap tantangan justru menjadi sumber kekuatannya. Ia kini memahami bahwa masa lalunya tidak mendefinisikannya, melainkan membentuknya menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Walaupun hidupnya penuh dengan jatuh bangun, satu hal yang tak pernah dilakukan Devy adalah menyerah. Seluruh perjalanan hidupnya ia tuangkan dalam bukunya, Satu Hari Lagi, di mana ia merenungkan, “Kalau hari ini belum menjadi harimu, coba lagi besok. Segalanya akan membaik, asalkan kamu mau mencoba dan bertahan satu hari lagi.”

Kisah hidup Devy membuktikan bahwa seberat apa pun dunia mencoba menjatuhkannya, ia akan selalu bangkit—lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih berani dari sebelumnya. Untuk itu, HighEnd Magazine dengan bangga menganugerahkan Devy Anastasia sebagai salah satu Indonesia’s Beautiful Women 2025, sebuah penghargaan untuk sosok yang benar-benar membawa inspirasi.