Sungguh apa adanya, Shandy Aulia berbagi pengetahuan yang telah ia dapatkan dari perjalanan kesehatan holistiknya. Melalui Shalia The Contour Club dan Shalia Pilates, ia membangun bisnis yang berdasarkan dari pengalaman pribadi dan perawatan yang bermakna.
Dengarkan ia berbicara, dan yang lebih penting, pahami cara kerjanya, dan suatu hal menjadi jelas: sosok Shandy Aulia hadir di sini untuk membuat perubahan yang berarti. Sebagai pendiri pusat kebugaran, ia tak hanya menawarkan perawatan yang menunjang kesehatan, namun juga mengingatkan kembali kepada para pelanggannya, apa arti menjadi sehat dalam semua aspek pikiran, tubuh, dan jiwa. Sebagai seseorang yang sangat percaya bahwa kesehatan bukan hanya tentang penampilan, Shandy menyadari bahwa kesehatan bergantung pada bagaimana kita merawat diri kita sendiri dari dalam. "Kecantikan sejati datang dari keseimbangan," ungkapnya.
Perjalanan Shandy menuju kesehatan holistik dimulai dengan transformasi yang ia alami sendiri. "Saya harus merasakan manfaatnya sendiri sebelum saya berbagi apa pun dengan orang lain," jelasnya. Setelah dua tahun mendalami praktik holistik seperti drainase limfatik, terapi detoksifikasi, dan rutinitas kebugaran lainnya, ia menyadari bahwa ia tidak dapat menyimpan 'rahasia' kebugaran ini untuk dirinya sendiri. Perubahan yang ia alami tak hanya membuatnya merasa lebih bugar, namun juga membuatnya memahami tubuhnya dengan cara yang membuatnya lebih berdaya untuk memperbaiki kesehatannya.
Keyakinan itu sekarang menjadi dasar Shalia The Contour Club dan Shalia Pilates—dua konsep gaya hidup yang lahir dari tujuan untuk mendorong pelanggannya menuju perjalanan kebugaran mereka. Perawatan di Shalia The Contour Club menggabungkan teknik pijat (diajarkan oleh pakar pijat terapi yang terkenal di dunia asal London, SlavMa) dengan peralatan modern, yang tidak hanya berfokus pada pembentukan tubuh, tetapi juga mengembalikan keseimbangannya. "Seringkali orang menganggap contour itu berarti bentuk tubuh ideal yang sesuai standar masyarakat—yang lebih ramping, lebih kecil. Kami ingin mengubah cara pandang itu. Di Shalia The Contour Club, kami ingin membantu orang mencapai contour tubuh mereka dengan cara yang sehat dan sesuai dengan tubuh masing-masing," ungkapnya. "Konsep ‘kontur’ di sini bukan berarti harus punya tubuh seperti model. Justru, yang kami tekankan adalah versi terbaik dari tubuh masing-masing."
Sementara itu, di Shalia Pilates, setiap gerakan yang dilakukan lebih dari sekadar mengencangkan otot, namun merupakan perjalanan yang penuh kesadaran ke dalam diri. Setiap sesi dirancang untuk menghubungkan kembali tubuh dan pikiran, membantu pelanggan tidak hanya untuk memperbaiki penampilan, tetapi juga merasa lebih bugar. “Saya tidak ingin orang-orang melihat Pilates hanya sebagai identitas atau tren,” kata Shandy. “Saya ingin pilates bisa menjadi kebiasaan yang menyatu dengan gaya hidup sehat mereka.”
Tak mengandalkan tren Instagram atau iming-iming instan, pusat kebugaran Shandy justru berfokus pada pendekatan yang edukatif. Pelanggan diajarkan untuk memahami tubuh mereka, seperti di mana peradangan terbentuk, area mana yang perlu dirawat, dan bagaimana kebiasaan sehari-hari mereka memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. “Bagi pecinta kecantikan, kesehatan, atau dunia wellness, saya ingin berbagi sesuatu yang lebih ke arah pendekatan holistik. Kami juga memperhatikan bagaimana cara mendapatkan tubuh yang sehat dari akar permasalahannya, mulai dari pola makan yang benar, hingga proses detoksifikasi untuk mengeluarkan racun atau zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh,” ujarnya.
Shandy memahami arti ‘wellness’ tak sama bagi setiap orang, dan tentu saja tidak berhenti pada aspek fisik. Ia pun mendorong pelanggannya untuk juga memperhatikan kebutuhan batin mereka, untuk menyadari bahwa kecantikan yang sesungguhnya dimulai dengan istirahat, nutrisi, dan kejernihan emosi. “Kita bisa memakai makeup terbaik, mengenakan baju terindah, atau melakukan treatment paling mahal, tapi kalau kita tidak menjaga kesehatan tubuh, pola tidur, pola makan, dan kesehatan pikiran kita, hasilnya tidak akan bertahan lama,” ungkapnya. “Hati yang bahagia dan pikiran yang tenang itu penting, tapi itu juga harus diiringi dengan gaya hidup sehat. Jadi menurut saya, cantik itu ketika luar dan dalam berjalan selaras. Bukan soal memilih salah satu, tapi menyadari bahwa keduanya sama-sama penting.”
Menjalani bisnis tentu memiliki tantangannya sendiri. Shandy memainkan banyak peran: pengusaha, ibu, mentor. Namun, dia tidak meyakini adanya suatu rumus yang menjamin kesuksesan dalam berbisnis. “Yang penting adalah kemauan untuk terus belajar dan dibentuk. Kita harus mau membuka mata, membuka telinga, dan tanggap terhadap perubahan yang sedang dan akan terjadi. Bisnis bukan soal mengejar waktu, tapi bagaimana kita bisa beradaptasi terhadap zaman dan kebutuhan masa kini. Jadi pesan saya, jangan takut berubah. Jangan takut untuk terus belajar dan berkembang. Kita tidak mundur, tapi terus melangkah ke depan—menjadi versi terbaik dari diri dan bisnis kita.”
Baginya, tujuan akhir bisnisnya bukanlah ketenaran atau ekspansi, tetapi dampak. “Kami tidak mengejar kesempurnaan,” katanya. “Kami menciptakan ruang bagi orang-orang untuk mengenal diri mereka sendiri dengan lebih baik—dan di situlah kecantikan sejati dimulai.”