Adakan kampanye untuk mendukung anak anak, Wahana Visi Indonesia mengajak masyarakat untuk menjadi Sponsor Anak.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), anak-anak Indonesia yang mengalami kemiskinan mencapai lebih dari 12% dan balita menjadi sangat rentan. Mereka mengalami keterbatasan akses untuk informasi, Pendidikan, infrastruktur, dan masih banyak lagi.
Permasalahan ini menggerakkan Wahana Visi Indoneisa (WVI) sebagai suatu organisasi kemanusiaan untuk mengadakan kampanye bertajuk “Hope, Joy, Justice For All Children” dengan maksud mengajak masyarakat untuk mengambil bagian menjadi Sponsor Anak, yaitu sebuah program dukungan finansial dan aktivitas kepada anak dampingan WVI tanpa memisahkan mereka dari keluarga dan komunitasnya.
Asteria Aritonang selaku Resource Development & Communication Director WVI mengatakan, “Selama 25 tahun berdiri, WVI telah mendampingi sedikitnya 1,2 juta anak. Ketika seseorang menjadi Sponsor Anak, artinya seseorang itu berjuang Bersama WVI dalam mentransformasi identitas anak yang hidup dalam kemiskinan. Perjalanan seorang Sponsor Anak akan mengiringi hidup seorang anak sejak anak itu disponsori.”
Untuk menyalurkan semangat dalam kampanye ini, WVI mengadakan konferensi pers pada 19 Desember 2024 bersama dengan tiga perwakilan anak dampingan WVI yaitu:
- Andini dari Nagekeo, NTT, yang mewakili Hope (Harapan)
- Marselus dari Sintang, Kalimantan Barat, yang mewakili Joy (Sukacita)
- Karin dari Asmat, Papua, yang mewakili Justice (Keadilan)
Adapun kampanye ini didukung oleh enam Hope Ambassadors WVI yaitu Dewi Makes, Sidney Mohede, Becky Tumewu, Fransisca Tjong, Monita Tahalea, dan Imelda Fransisca.
Ketiga anak-anak tersebut menceritakan latar belakang mereka serta kondisi anak-anak di kampung halamannya. Mereka menyuarakan harapan mereka bagi kesejahteraan anak-anak Indonesia. “Harapannya, semua anak Indonesia jangan mudah menyerah denga napa yang kita alami, harus kuat dan berani menghadapi tantangan serta mengembangkan potensi yang dimiliki. Harapannya, perubahan akses jalan menuju sekolah karena banyak anak-anak putus sekolah akibat jarak yang terlalu jauh sehingga putus asa, kemudian juga untuk akses informasi beasiswa” ujar Andini sebagai perwakilan dari Hope, menyuarakan adanya harapan bagi anak-anak Indonesia.