Share
Hanabi Matsuri: Spirit Without Limits - Kolaborasi Seni Memukau Nila Baharuddin & Putu Bonuz Sudiana
Hasya Notarbartolo
10 May 2024

Penggemar seni tidak boleh melewatkan pameran "Hanabi Matsuri: Spirit Without Limits" yang memadukan keindahan budaya Jepang dan Indonesia melalui instalasi kimono kontemporer dan lukisan abstrak.


Perpaduan budaya Jepang dan Indonesia mewarnai pameran seni yang diselenggarakan di Koryu Space, The Japan Foundation, Jakarta. Pameran ini menampilkan karya kolaborasi dua seniman terkemuka Indonesia: Nila Baharuddin, perancang busana yang diakui secara global dengan karyanya yang memadukan budaya Jepang dan Indonesia, dan Putu Bonuz Sudiana, pelukis abstrak ternama dari Nusa Penida, Bali yang terkenal dengan karyanya yang menggabungkan seni dan puisi.

kimono

Karya kolaboratif berjudul "Hanabi Matsuri: Spirit Without Limits" ini terinspirasi dari festival kembang api Jepang ("Hanabi Matsuri"), sebuah tradisi dengan sejarah lebih dari 200 tahun yang melambangkan penghormatan terhadap masa lalu dan keceriaan hidup.

"Hanabi Matsuri adalah waktu bagi orang Jepang untuk mengembalikan semangat mereka yang telah memudar. Ini adalah waktu untuk melepaskan semua hal negatif dan mengambil semua energi positif. Pameran ini adalah waktu yang tepat untuk membangkitkan kembali semangat kita setelah pandemi," jelas Nila.

kimono side

kimono back

Kimono sepanjang 6 meter yang terbuat dari satin duchess dan cat akrilik ini merupakan bentuk pertukaran budaya antara Indonesia dan Jepang. Desainnya yang unik mencerminkan semangat pembaruan dan ketahanan, seperti yang diungkapkan Nila: "Melalui desain ini, saya mencoba menangkap esensi pembaruan dan ketahanan. Saya ingin rancangan saya mencerminkan harapan dan kapasitas manusia untuk menghadapi berbagai tantangan."

Putu, di sisi lain, mengungkapkan bahwa lukisannya pada kimono ini ingin menangkap esensi semangat manusia yang tak terbatas."Saya ingin menyelami kedalaman semangat manusia yang tak terbatas, yang melampaui batasan temporal dan spasial. Saya berharap kami sebagai seniman mampu menciptakan koneksi yang mendalam dengan siapa pun yang melihat karya kami."

“Saya mempergunakan warna warna yang ekspresif sehingga baju ini nanti berkesan memberikan energi positif dan gembira bagi para penikmatnya. Semoga pameran ini selalu memberi kita spirit tanpa batas,” tambahnya.

Pembuatan kimono ini membutuhkan waktu sekitar 2 bulan, termasuk pembuatan dummy dan proses melukis di Bali. Nila menjelaskan bahwa prosesnya cukup singkat dan penuh tantangan, namun ia tekun untuk menghasilkan karya yang sempurna.

Kolaborasi antara Nila Baharuddin dan Putu Bonuz Sudiana tercetus melalui acara ID.BYTE Art + Fashion di tahun 2023. Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, pendiri bubu.com, yang memprakarsai acara tersebut, mengungkapkan rasa bangganya atas kolaborasi ini. "Saya sangat bangga menjadi bagian dari kolaborasi ini, di mana Fashion dan Art dapat menjadi satu dalam acara ini, dan juga saya sangat berterima kasih kepada Nila Baharuddin dan Putu Bonuz atas ?partisipasi-nya di pameran IDBYTE Art + Fashion 2023 tahun lalu. Bersama-sama, kami bertujuan untuk menampilkan karya seni yang melampaui batas-batas tradisional dan merayakan budaya dengan cara yang unik," ujarnya.

Shinta

Pameran "Hanabi Matsuri: Spirit Without Limits" merupakan persembahan yang memukau bagi para pecinta seni. Kolaborasi Nila Baharuddin dan Putu Bonuz Sudiana menghasilkan karya seni yang indah dan penuh makna, yang mengundang refleksi dan interpretasi pribadi. Kunjungi pameran ini yang sudah dibuka untuk umum mulai tanggal 8 hingga 24 Mei 2024, dan rasakan sendiri semangat tanpa batas dari "Hanabi Matsuri".