Share
Elemen Tradisional dan Modernitas dalam Karya Aditya Novali di Surakusuma Mangkunegaran Art Garden
Dewi Anggriani Siregar
08 July 2024

Aditya Novali menjadi salah satu seniman yang berpartisipasi dalam pameran Surakusuma Mangkunegaran Art Garden, yang diadakan di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran, dari tanggal 29 Juni hingga 29 Juli 2024. Karya Novali, yang terinspirasi dari susunan batu candi, berhasil memikat perhatian pengunjung.


Dalam pameran tersebut, Aditya Novali menampilkan karya tiga dimensi berjudul "Tumpu" (2024), yang menjadi simbol perpaduan harmonis antara seni kontemporer dan warisan budaya masa lalu. Karya ini menghadirkan nuansa unik dan mendalam, menggambarkan bagaimana elemen-elemen tradisional dapat diinterpretasikan dalam konteks seni modern.

Tumpu Stainless Steel 400 x 200 x100 cm 2024
Tumpu Stainless Steel 400 x 200 x100 cm 2024

Karya ini mengacu pada cara susunan batu-batu dalam arsitektur bangunan candi kuno. Melalui abstraksi geometris, patung-patung tersebut melambangkan keseimbangan halus bagaimana bentuk-bentuk ini terhubung satu sama lain, baik secara formal maupun konseptual. Selain itu, bahan reflektif yang mendistorsi lingkungan sekitar dan bentuk dasarnya mengekspresikan narasi cair berdasarkan berbagai struktur yang dibangun, masing-masing mengandung berbagai cerita dan perspektif sejarah. Lebih lanjut, baja tahan karat didesain sedemikian rupa sehingga lingkungan sekitarnya benar-benar terdistorsi, dan kerangka baja tersebut berfungsi sebagai garis besar yang mengekspresikan kekakuan informasi dalam kaitannya dengan persepsi kabur tentang pengetahuan dari berbagai titik dalam sejarah. Fenomena ini mencerminkan kondisi manusia, di mana terdapat keinginan terus-menerus bagi manusia untuk mengejar pengetahuan tanpa batas dan memperoleh kekuasaan yang lebih besar atas lingkungannya. Sang seniman mengingatkan kita bahwa alam dan alam semesta berjalan sesuai kehendaknya sendiri dan pada akhirnya yang mengendalikan, menghasilkan siklus sepanjang sejarah yang terus berulang.

Aditya Novali sendiri merupakan seorang seniman yang lahir pada tahun 1978 di Surakarta, Indonesia. Ia memperoleh pelatihan akademis dalam bidang Arsitektur dan Desain Konseptual melalui studi Sarjana dan Pascasarjananya masing-masing pada tahun 2002 dan 2008 di Universitas Katolik Parahyangan, Indonesia, dan Design Academy Eindhoven, Belanda. Dalam menciptakan karya-karyanya yang luar biasa, Aditya Novali bekerja dengan berbagai bahan, sering kali terlebih dahulu mengonsepkan ide dan kemudian menemukan media yang tepat untuk menerjemahkan visinya. Latar belakangnya dalam arsitektur berperan penting dalam setiap hasil karyanya. Kepekaannya terhadap struktur, ruang, dan pengetahuan tentang konstruksi membentuk pendekatan dan estetika karyanya. Mengangkat tema-tema seperti batasan, identitas, materialisme, dan kehidupan urban, karya Novali berinteraksi dengan penonton dan berubah dengan setiap peninjauan.

Karya

Some of his previous exhibitions include recent solo presentations New Obsolescence: ADITYAVOVALI at ROH. Jakarta, Indonesia (2023): WHY at Tumurun Museum, Solo, Indonesia (2022); ME:DI:UM with ROH Projects at Liste Art Fair, Basel, Switzerland (2019): Significant Other at ShanghArt Gallery, Singapore (2018) and notable group presentations: Small World. Taipei Biennial. Taipei Fine Arts Museum, Taipei, Taiwan (2023): Very Small Feelings. Kiran Nadar Museum of Arts, New Delhi, India (2023): Dhaka Art Summit: ?????/Bonna. Shilpaka Academy, Dhaka, Bangladesh (2023): On Muzharul Islam: Surfacing Intention at Dhaka Art Summit: Seismic Movements, Dhaka, Bangladesh (2020): The 9th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art (APT9), QAGOMA, Brisbane, Australia (2018); Diaspora: Exit. Exile, Exodus of Southeast Asia, MAIIAM Contemporary Art Museum, Chiangmai, Thailand (2018): Sunshower: Contemporary Art from Southeast Asia 1980s to Now, Mori Art Museum and The National Art Center, Tokyo, Japan (2017): Biennale Jogja XIV - Equator #4, Jogja National Museum, Yogyakarta. Indonesia (2017); Imaginary Synonym. Tokyo Wonder Site, Tokyo, Japan (2016): Shout! Indonesian Contemporary Art, Museo d'Arte Contemporanea (MACRO), Rome, Italy (2014); Dojima River Biennale. Osaka, Japan (2013): Of Human Scale and Beyond: Experience and Transcendence, Hong Kong Arts Centre, Hong Kong (2012).