Ketika karate bertemu kung fu, seorang pahlawan baru lahir di panggung New York.
Karate Kid: Legends menghidupkan kembali dua sosok legendaris—Daniel LaRusso dan Mr. Han—untuk membimbing talenta muda dalam kisah penuh aksi dan kehangatan. Li Fong (Ben Wang), seorang murid kung fu berbakat dari Beijing, pindah bersama ibunya ke New York City. Di sana, ia berteman dengan Mia (Sadie Stanley) dan mendapat dukungan ayahnya, Victor (Joshua Jackson), sebelum akhirnya terlibat konflik dengan juara karate lokal yang menantangnya. Terpukul oleh tekanan itu, Li memutuskan mengikuti turnamen karate terbesar—sebuah petualangan di mana ia memadukan ilmu kung fu dari pamannya, Mr. Han (Jackie Chan), dengan kebijaksanaan karate ala Daniel LaRusso (Ralph Macchio).
Sutradara Jonathan Entwistle berambisi menghadirkan nuansa film Jackie Chan klasik—humor fisik, emosi tulus, dan koreografi nyata—seraya merayakan warisan The Karate Kid sejak 1984. Produser Karen Rosenfelt menambahkan bahwa ini bukan sekadar reuni bintang legendaris, melainkan ulang cerita yang berdiri sendiri, cocok bagi penonton baru ataupun penggemar lama. Di balik layar, pencarian global menemukan Ben Wang sebagai jiwa baru franchise ini: ia berbicara Inggris dan Mandarin, menguasai seni bela diri, bahkan melakukan sebagian besar adegan stunt-nya sendiri.
Karakter pendukung kian kaya warna. Dr. Fong (Ming-Na Wen) menegaskan tema “keluarga pilihan” yang jadi fondasi cerita; Aramis Knight memberikan ketegangan lewat sosok Conor si pem-bully; Wyatt Oleff muncul sebagai tutor Li yang tanpa sengaja turut melatihnya; dan pizzeria Victor menjadi oase hangat di tengah kesibukan kota. Semua elemen ini berpadu di set berdesain masa kini dengan sentuhan nostalgia—dari gang bergrafiti hingga festival San Gennaro—seperti New York ideal ala film ikonik.
Pengambilan gambar oleh Justin Brown dan desain produksi Maya Sigel menciptakan estetika “retro-futuristik” yang memadukan budaya Cina dan Italia lewat warna merah ikonik, memberi kesan kota yang familiar namun tak pernah usang. Sementara kostum Mirren Gordon-Crozier memadukan kesederhanaan 1980-an dengan palet warna hijau yang menenangkan, selaras dengan filosofi kung fu dan karate.
Di kursi komando musik, Dominic Lewis menyuntikkan skor enerjik yang memperkuat setiap babak latihan dan duel. Dan Colby Parker Jr. bersama Dana E. Glauberman meramu ritme cerita sehingga setiap pukulan terasa berat, tiap momen emosional mengena di hati.
Karate Kid: Legends lebih dari sekadar film bela diri; ini kisah tentang menemukan guru, membangun keluarga baru, dan belajar apa yang benar-benar layak diperjuangkan. Ketika dua cabang seni bertemu di satu pohon, terbentuklah gaya baru—dan seorang juara yang mampu menyatukan dua dunia.