Dr. Ayu Widya menggambarkan kehidupannya sebagai seorang aesthetician yang peduli sepenuhnya pada pasiennya. Tidak terbatas pada karirnya saja, ia juga mengimbanginya dengan memberikan kasih sayang dan perhatiannya kepada keluarga.
Dokter cantik, Dr. Ayu Widyaningrum, MM, Magister AAAM dan Magister IBAMS, merupakan salah satu figur penting di industri kecantikan Indonesia. Apa yang membuatnya menjadi seperti dirinya sekarang ini? Mari kita perhatikan langkahnya sebagai seorang wanita karir.
Dr. Widya sangat ingin menjadi dokter ketika ia masih muda. Niatnya mengharukan karena dia ingin menjadi dokter untuk membantu orang yang membutuhkan. Pada awalnya, ia mendambakan untuk menjadi dokter OBGYN, namun ia sadar profesi tersebut akan sangat menyibukkan dirinya dan mungkin membuatnya mengorbankan waktu dengan keluarga, oleh karena itu ia memutuskan untuk menekuni dunia kedokteran estetik.
“Sebenarnya (pemilihan karir ini) dikarenakan saya sudah menikah dan punya anak laki-laki ketika saya menjadi dokter muda. Bagi saya, seorang wanita seharusnya tidak fokus pada karirnya saja tetapi juga bertanggung jawab untuk keluarganya. Itu sebabnya saya memutuskan untuk mengambil spesialis estetika, yang tidak memiliki banyak urgensi, dan saya dapat mengatur waktu luang untuk keluarga saya." Itulah alasan Dr. Widya dalam perjalanannya menjadi dokter kecantikan terkenal seperti sekarang ini.
Tentu saja, ada pergumulan dalam pekerjaan seseorang; Dr. Widya mengusulkan bahwa seorang esthetician membutuhkan pola pikir yang kreatif. Selain itu, dedikasi seorang dokter estetika adalah bahwa estetika seharusnya tidak berubah menjadi bisnis–seorang dokter kulit harus mencintai pekerjaannya karena dengan begitu kepuasan pasien dan penampilan yang lebih baik menjadi pendorong utama. Hasilnya diharapkan agar kontur wajah pasien tidak terlihat terlalu dramatis namun terlihat profesional.
“Karena kami tahu bahwa pasien merupakan guru dan dari mereka kami mendapatkan pengalaman untuk berinovasi dalam segala hal yang tentunya akan memberikan kemajuan dalam dunia estetika,” jelasnya.
Industri kecantikan tumbuh lebih luas dan lebih mudah dari sebelumnya. Sebagai salah satu game changer, Dr. Widya melihat fenomena tersebut sangat diterima oleh masyarakat, karena dokter kecantikan dan profesional medis kosmetik lainnya termotivasi untuk belajar lebih banyak dan akan menempuh jarak yang jauh untuk memajukan pendidikan mereka. Mereka mau belajar lebih banyak tentang anatomi manusia, manfaat kesehatan dari berbagai bahan kimia, dan bagaimana berinovasi menciptakan produk yang baik untuk kulit, dermatologi, dan terutama estetika.
Meski terdengar sulit, belajar bedah estetika menjadi hal yang menarik untuk dilakukan para dokter karena ia biasa pergi ke luar negeri untuk belajar mengenai ilmu operasi estetika. Sang dokter pertama kali belajar dermatologi estetika di Korea Selatan, kemudian mengambil gelar master dalam pengobatan anti-aging estetika di Singapura. Tidak berhenti sampai di situ, Dr. Widya melanjutkan studinya di Paris untuk regenerasi atau anatomi kadaver secara langsung, dan mempelajari stem cells di Jerman dan Jepang.
“Keseruan lainnya adalah saat kami masuk sekolah dermatologi untuk bedah estetika karena terdapat masalah anatomi wajah yang lengkap. Lalu bagaimana cara penggunaan botol filler Fredly, dan kami tahu bagaimana proses operasi atau bedah plastik yang dilakukan secara langsung yaitu mengangkat atau mengencangkan wajah dan membentuk hidung, yaitu renovasi langsung."
Terlepas dari karirnya sebagai dokter, ia masih berkembang sebagai seorang ibu – karena Dr. Widya adalah satu-satunya wanita di keluarganya. Anak laki-lakinya selalu mendukung pekerjaannya dan selalu merasa bangga dengan pekerjaan ibunya. Karena waktu tidak dapat diputar kembali, Dr. Widya percaya manajemen waktu adalah rahasia kesuksesannya. Karena keluarganya adalah prioritas utamanya, ia telah membentuk dirinya menjadi seorang ibu sekaligus istri yang baik. Dr. Widya selalu menyempatkan diri untuk makan bersama keluarganya di sela-sela pekerjaannya karena menurutnya seorang Ibu perlu tahu apa saja yang dilakukan setiap anggota keluarganya. Dengan cara ini, tidak ada yang merasa tersisih, dan semua orang akan memiliki peran penting.