Share
Lewat Seni, Pariwisata, Budaya dan Industri Kreatif, 3 Wanita Hebat ini Bagikan Cerita Inspiratif
Dewi Anggriani Siregar
13 April 2022

Masih dalam rangkaian Indonesia’s Beauty Award 2022 yang sukses diselenggarakan pada Selasa, (12/4/2022) kemarin, salah satu yang paling menarik dan inspiratif adalah sesi talk show.


Bincang-bincang hangat dengan tiga sosok wanita berprestasi penerima penghargaan Indonesia’s Beautiful Women 2022 ini banyak memberikan insight dan cerita menarik serta inspirasi untuk para generasi millenial.

Tidak hanya cantik, 3 sosok perempuan hebat ini mampu membangun Indonesia melalui seni, pariwisata, budaya serta industri kreatif. Clarissa Tanoesoedibjo, Syandria Kameron, dan Ria Sukma Wijaya menceritakan bagaimana pengalaman mereka dalam memberikan kontribusi untuk turut serta membangun Indonesia dan menginspirasi banyak orang melalui karya dan cara mereka di bidang masing-masing.

Clarissa Herliani Tanoesoedibjo selaku Managing Director Vision+ sendiri menjelaskan bagaimana dirinya menciptakan original series dengan mengangkat budaya dan cerita. Dalam prosesnya, ia merasa bahwa ada obligasi untuk melakukan hal tersebut. Mengangkat dan memperkenalkan betapa kayanya Indonesia. Millenial dan berkecimpung di dalam dunia streaming, Clarissa mempelajari banyak hal, budaya serta bahasa melalui film dan serial.

Whats’s up coming sih kita akan mengangkat religi drama dalam rangka menyambut bulan Ramadan, kita shooting di Jakarta dan Turki. Kenapa kita pilih Turki, karena kita merasa ada beberapa cross culture elements dan diaspora antara Indonesia dan orang-orang di Turki, dan itu kita angkat juga melalui cross culture pertemuan antara Turki dan Indonesia.” jelasnya.

Sementara itu Clarissa juga menambahkan bahwa untuk project selanjutnya yang akan digarap adalah Cinta di Balik Awan yang diperankan oleh Hanggini dan Arbani Yasiz. Tidak hanya mengangkat coming of age dan romance dari segi cerita, project yang satu ini juga dibalut dengan format document indahnya perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta.

Dirinya juga menjelaskan bahwa project selanjutnya tidak kalah unik dan menarik, yakni orchestra dan Sani Documentary yang dibungkus melalui teknologi Vision+ dan turut bekerjasama dengan Dolby.

Di sisi lain Syandria yang merupakan cicit dari Presiden Soekarno ini dengan seni dan bakat menarinya berhasil mengusung campaign, “Kembalikan Baliku” dan mencoba untuk memperkenalkan kebudayaan tari Bali yang lebih luas lagi ke seluruh generasi millenial di luar sana. Berawal dari dukungan sang eyang yang memperkenalkannya pada dunia seni tari, Syandria pun tertarik mempelajarinya lebih dalam, bahkan kini dirinya telah membuka sanggar tari Bali.

“Aku merasa kebudayaan Bali yang kuat hanya di Ubud, itu pun masih setengah-setengah. Akhirnya aku ngobrol dengan eyang guru dan sepakat untuk membuka sanggar tari Bali. Sebenernya ini movement-nya adalah salah satu lagu yang diciptakan oleh eyang guru sendiri. Salah satu kampanye yang kita lakukan adalah membuka kelas tari Bali. Sejak tahun lalu kita sudah membuat pagelaran "Kembalikan Baliku" yang insya Allah akhir tahun Desember ini akan kembali digelar dan jauh lebih besar dari sebelumnya.”ungkapnya.

Selain dalam bidang seni budaya, dan industri kreatif, cerita inspiratif lainnya datang dari bidang pariwisata yakni kuliner. Hal tersebut dibagikan secara langsung oleh YouTuber sekaligus content creator, Ria Sukma Wijaya atau biasa dikenal dengan sebutan Ria SW. Menurutnya, ada satu makanan khas Indonesia yang belum familiar namun memiliki potensi besar untuk disukai oleh wisatawan lokal hingga mancanegara, selain nasi goreng, rendang, atau masakan padang lainnya.

Makanan tersebut yakni sego pliket. Makanan asal Yogyakarta ini merupakan salah satu jenis nasi goreng kambing yang dipadukan dengan campuran sumsum kambing dan biasanya diguyur dengan kuah gulai untuk menambah cita rasa yang lebih gurih dan lezat. Berawal dari hobinya mencicipi makanan-makanan khas dari suatu daerah di Indonesia, Ria SW juga mengungkapkan hal yang ingin ia kembangkan dari daerah-daerah di Indonesia khususnya di dunia kuliner.

“Aku punya harapan sendiri kalau di dunia perkulineran. Berdasarkan pengalaman ketika aku pergi ke beberapa kota di Indonesia dan lagi kepingin makan makanan tradisional, ada beberapa yang sekarang agak susah dicari. Aku mikir mungkin seru ya kalau makanan seperti ini tetap dilestarikan dan let say bisa jadi makanan viral, jadi generasi sekarang juga bisa familiar dengan makanan-makanan itu.” tutupnya.