Bagaimana seharusnya kita mendedikasikan diri untuk anak selama pandemi? Kita perlu menganggapnya sebagai sebuah tantangan baru.
Sebagai orang tua, kita telah melihat kehidupan sosial kita hancur setelah memiliki anak. Kita telah kekurangan tidur, mengganti jutaan popok, hingga mengalami momen memalukan saat mereka bertingkah di publik. Apalah arti dari social distancing sementara?
Ada berkah dalam semua ini. Social distancing adalah waktu untuk bernapas dari segala aktivitas di luar rumah dan memindahkan pusat kehidupan kita ke dalam rumah. Tidak ada cara lain untuk bertahan hidup sebagai orang tua. Berikut adalah beberapa dasar untuk difokuskan selama masa-masa sulit ini:
Ritme: Hanya karena kita bekerja dan belajar dari jarak jauh bukan berarti kita dapat memperlakukan setiap hari seperti hari Sabtu. Bangun pada jam yang konsisten dan lanjutkan dengan jam produktif kerja hingga saat makan siang. Kumpul dengan anggota keluarga saat makan siang dan makan malam. Jangan bekerja hingga larut; gunakan waktu di malam hari untuk rekreasi bersama dan membaca.
Jam makan: Duduklah untuk makan bersama. Anda mungkin akan kesulitan untuk menemukan waktu berkumpul bersama hingga tiga kali sehari di lain kesempatan. Selain itu, makan di rumah mempermudah kita untuk memperoleh asupan yang sehat dan porsi yang pas.
Screentime: Jangan tergoda untuk menggantungkan diri pada layar untuk menyibukkan anak di rumah. Tetapkan screentime reguler untuk anak-anak Anda; misalnya satu jam per hari untuk permainan komputer.
Kontrol informasi: Ada banyak ketidakpastian saat ini – tidak ada informasi atau berita yang cukup untuk mengisi lubang kecemasan yang dirasakan. Belajarlah untuk memperhatikan alur informasi yang dapat kita kontrol, terutama untuk anak-anak Anda.
Rekreasi: Bangun rutinitas untuk bersenang-senang bersama, misalnya dengan pertandingan persahabatan ping pong atau bulu tangkis dengan semua anggota keluarga. Pastikan semua ambil bagian, baik sebagai pemain, wasit, atau sekadar ball boy.
Film: Buat semacam "festival film keluarga" seputar tema-tema tertentu. Misalnya, film dari tahun 1980-an, film aksi, film dengan tema liburan, atau film oleh satu aktor atau sutradara tertentu untuk menghargai perjalanan karier mereka.
Kreativitas: Jika tugas sekolah dan pekerjaan sehari-hari telah habis, mintalah anak-anak menghabiskan setidaknya satu jam per hari untuk berkreasi seperti menulis, menggambar sesuatu, membuat playlist musik, dll. Juga cobalah untuk menumpuk beberapa e-book dari aplikasi ReadingIQ atau beli buku biasa secara daring - membaca bersama adalah cara yang tenang untuk menghabiskan waktu.
Udara segar: Melatih jarak sosial bukan berarti kita tidak bisa keluar rumah sama sekali. Buatlah komitmen untuk keluar berjalan-jalan bersama setiap hari di sekitar tempat tinggal. Aktivitas ini membantu kita merasa terhubung dan berkomunikasi satu sama lain.
Ibadah: Ini adalah saat yang tepat untuk melatih kebiasaan ibadah Anda secara pribadi maupun sebagai keluarga. Tutup setiap hari dengan 10-15 menit doa hening atau lakukan rutinitas ibadah malam Anda bersama anak-anak.
Menjangkau keluar: Kita telah diberkati dengan kesehatan yang baik - sebuah berkah yang tidak dimiliki semua orang. Tidak ada salahnya untuk membagi berkah kepada orang-orang yang merasa rentan seperti saling memerhatikan keadaan keluarga besar maupun tetangga atau menyumbang ke organisasi nonprofit lokal. Kita dapat bekerja bersama untuk membuat komunitas kita lebih baik.
Foto PIXABAY