Laura Basuki merupakan salah satu aktor terbaik di industri film Indonesia, namun bukan hanya perannya di layar lebar yang mendefinisikan dirinya, melainkan hasratnya yang membara dan dedikasinya yang tidak pernah berubah yang telah membentuknya menjadi aktris berprestasi yang kita cintai saat ini.
Selama lebih dari satu dekade, Laura Basuki telah menghiasi layar dan menginspirasi lewat peran-perannya yang luar biasa dalam karya-karya populer seperti "Haji Backpacker," "Cek Toko Sebelah 2," "Sleep Call," dan banyak lagi. Sosok yang dicintai, Laura Basuki sudah tidak asing lagi bagi siapa pun, dan namanya membangkitkan kekaguman serta rasa hormat.
Perjalanan Laura dimulai 15 tahun yang lalu dan ia tidak hanya sekadar masuk ke dunia akting. Aktris kelahiran 1988 ini muncul dengan hasrat yang membara serta dedikasi yang kuat yang menjadi bekal untuk karirnya yang gemilang. Namun, ketika melihat kembali ke awal mulanya, Laura mengungkapkan bagaimana jalan menuju ketenarannya adalah sesuatu yang mengejutkan baginya.
“Sebenarnya saya tidak pernah terbesit sedikitpun untuk menjadi seorang aktor. Dulu, waktu SMA, saya belajar modeling dulu awalnya dan bukan untuk menjadi model, tetapi untuk belajar memakai sepatu hak dan menumbuhkan rasa percaya diri saja. Dari situ kebetulan langsung jadi model dan akhirnya ditawarin Nia Dinata di tahun 2008 untuk syuting film ‘Gara-gara Bola’,” jelasnya. Sebut saja Laura menemukan takdirnya, karena ia tidak pernah berhenti akting dan terus bermain peran sejak itu.
Melalui film pertamanya ini, Laura menyadari bahwa akting adalah panggilan sejatinya, hasratnya terbakar sejak peran perdananya. Laura mengingat, “Dari film pertama, aku langsung tahu ini adalah karir yang akan aku jalani kedepannya karena aku memang betul-betul mencintai seni peran. Dan aku merasa setiap tahunnya, semakin banyak aku main film, semakin besar juga rasa cintaku terhadap seni peran.” Adalah cintanya kepada akting yang menjadi motivasi utama di sepanjang perjalanannya, mendorongnya untuk terus memberikan yang terbaik dalam setiap karyanya.
Selain kecintaannya kepada seni peran, nasihat berharga juga menjadi sumber kekuatan yang mempertahankan semangat Laura bahkan ketika hal-hal menjadi sulit. Satu nasihat dari seorang sutradara selalu menggema di hatinya, "Akting bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini adalah profesi yang sangat melelahkan, membutuhkan banyak energi, dan penuh tantangan. Namun film akan bertahan selamanya. Jadi, proses sulit itu hanya sementara, tetapi semua kerja keras Anda akan dikenang dalam film untuk selamanya. Terlepas dari seberapa sulitnya, berjuanglah untuk bertahan dan memberikan yang terbaik." Nasihat ini juga merupakan hadiah istimewa yang ingin ia bagikan dengan para calon aktor muda.
Melihat ke masa sekarang, Laura Basuki terus mengejutkan para penonton dan penggemar setianya. Penghargaan terbarunya, Asia Wide Award untuk perannya dalam "24 Jam Bersama Gaspar" di Festival Film Internasional Busan 2023, tidak hanya menjadi bukti akan bakatnya, tetapi juga menjadi pengakuan terhadap komitmennya pada seni peran yang tak pernah surut.
Meskipun memiliki prestasi yang luar biasa hingga diakui sebagai sosok Alpha yang menginspirasi para aktor muda dan memimpin sinema nasional, Laura tetap rendah hati, mengatakan, "Saya sebenarnya tidak pernah melihat diri saya sebagai seorang Alpha. Saya masih terus belajar dan mencari apa yang bisa saya tingkatkan tentang diri saya, apa yang bisa saya perbaiki."
Namun, siapa pun dapat melihat bahwa Laura Basuki adalah perwujudan sejati dari bakat dan kehebatan. Kisahnya adalah inspirasi bagi generasi muda, khususnya para aktor muda, yang bercita-cita tinggi, menunjukkan potensi tak terbatas yang dapat dicapai ketika hasrat dan dedikasi berjalan sejalan.
Photos courtesy of IMANUEL ABRAHAM & ARMAN FEBRYAN