Share
Teknologi CT Scan Terbaru:  Membawa Revolusi dalam Diagnostik Kesehatan
Hasya Notarbartolo
29 May 2024

The New Revolutionary CT Scan 512 Slice with AI di RS Pondok Indah - Puri Indah merupakan terobosan teknologi yang menghadirkan diagnosis yang lebih akurat, cepat, dan nyaman bagi pasien. Teknologi ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam dunia kesehatan di Indonesia.


Kemajuan dalam dunia medis sering kali menjadi titik balik penting dalam upaya kita untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks khusus ini, perkembangan teknologi pencitraan telah membawa harapan baru bagi masyarakat, terutama dalam deteksi dini dan penanganan gangguan jantung yang sering kali menjadi ancaman besar bagi kesejahteraan kita.

RS Pondok Indah Group dengan bangga memperkenalkan terobosan terbaru di RS Pondok Indah – Puri Indah: The New Revolutionary CT Scan 512 Slice with AI, diluncurkan oleh GE Healthcare Global pada tahun 2023. Ini adalah instalasi pertama di Indonesia dan langkah maju dalam pelayanan kesehatan, khususnya untuk pemeriksaan pencitraan jantung.

CT Scan

"Kami sangat bangga dapat menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menginstalasi teknologi pencitraan terdepan The New Revolutionary CT Scan 512 Slice with AI," ungkap dr. Yanwar Hadiyanto, MARS, CEO RS Pondok Indah Group. "Ini merupakan komitmen kami untuk terus menghadirkan layanan kesehatan yang mengutamakan kebutuhan pasien."

Teknologi ini membantu dokter mendeteksi plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, mengevaluasi struktur anatomi jantung, dan memberikan pencitraan pembuluh darah lebih detail. Ini sangat bermanfaat untuk deteksi dini penyakit jantung pada individu dengan risiko tinggi.

dr. Johan

dr. Johan Winata, Sp. J. P, Subsp. K. I (K), FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis jantung dan pembuluh darah kardiologi intervensi RS Pondok Indah – Puri Indah, menyoroti urgensi pencegahan dan deteksi dini penyakit jantung koroner. Dia menekankan bahwa dengan kemajuan zaman dan perubahan gaya hidup, penyakit ini dapat ditemukan bahkan pada usia muda.

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan peningkatan kasus kematian usia muda akibat penyakit jantung koroner di Indonesia, dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, dan risiko kesehatan. Fenomena ini menyebabkan penyakit jantung koroner, sebelumnya dikaitkan dengan usia lanjut, kini mengancam usia muda.

“Penyakit jantung koroner itu di Indonesia merupakan penyakit yang menyedot anggaran yang paling tinggi terutama di BPJS dan juga merupakan penyebab mortalitas jumlah yang paling tinggi. Untuk itu, langkah-langkah pencegahan seperti menerapkan gaya hidup sehat, mengelola faktor risiko, dan secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan diperlukan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan risiko penyakit jantung koroner,” kata dr. Johan.
Teknologi seperti CT Scan 512 Slice with AI sangat penting dalam identifikasi faktor risiko dan deteksi dini penyakit. CT Scan ini memungkinkan deteksi dini plak di pembuluh darah koroner pada tingkat 10-20%, jauh sebelum gejala muncul.

“Jadi jangan menunggu hingga gejala muncul, soalnya kalau udah ada gejala berarti penyakit anda sudah berat. Oleh karena itu pencegahan dan deteksi dini itu sangat penting,” saran dr. Johan.

Hasil Gambaran AI

Salah satu keunggulan utama dari CT Scan ini adalah kecepatan dan ketepatan gambar yang dihasilkan. Karena jantung adalah organ yang bergerak, dibutuhkan kecepatan tinggi dari alat untuk mengambil gambar. Dengan kecepatan putaran tabung 0,23 detik dan kemampuan untuk menangkap 512 slice gambar perputaran, proses pemindaian dapat diselesaikan dalam satu detak jantung. Hal ini tidak hanya memungkinkan akuisisi gambar yang sangat cepat, tetapi juga memudahkan pemeriksaan pada pasien dengan denyut jantung tidak beraturan (aritmia), tanpa memerlukan obat beta blocker (penstabil denyut jantung).

dr. Kanovnegara

dr. Kanovnegara, Sp. Rad, B.Med.Sci, dokter spesialis radiologi di RS Pondok Indah – Puri Indah, menjelaskan, " Pemeriksaan dengan The New Revolutionary CT Scan 512 Slice with AI membantu pasien mendapatkan pengalaman scan time lebih cepat, dosis radiasi lebih rendah, dan dosis cairan kontras lebih sedikit.”

“Sebelum teknologi ini, tidak semua pasien bisa dilakukan cardiac CT secara akurat dan komprehensif," tambahnya. Teknologi ini memungkinkan pencitraan jantung optimal tanpa memperhatikan ketidakstabilan denyut jantung, meningkatkan kenyamanan pasien dan akurasi diagnosis.

Fitur unggulan lainnya adalah integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai aspek pemindaian. Salah satunya adalah kemampuan AI dalam memposisikan diri secara otomatis di atas pasien, membantu mengatur pengambilan gambar fokus pada organ yang dituju. Dengan demikian, proses persiapan di awal pemeriksaan dapat dipercepat, meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pasien.

Clear Imaging

Teknologi TrueFidelityTM pada CT Scan ini juga patut diperhatikan. Dilengkapi dengan kemampuan Deep Learning Image Reconstruction, alat ini mampu mengoreksi goyangan atau gerakan pada gambar hasil pemindaian. Hal ini menghasilkan gambaran jantung yang menyerupai kondisi aslinya, bahkan pada pasien dengan kalsifikasi arteri koroner atau riwayat pemasangan stent sebelumnya.

“Dengan peningkatan kualitas gambar, konsistensi, dan reliabilitas, hasil expertise kita juga akan lebih baik. Waktu yang dibutuhkan untuk merekonstruksi gambar juga akan jauh lebih cepat sehingga hasil expertise bisa keluar lebih cepat,” jelas dr. Kanovnegara.

Dengan adanya terobosan ini, diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi pasien yang dilayani, tetapi juga membawa kemajuan bermakna bagi dunia kesehatan di Indonesia. Sebagai salah satu instalasi pertama di Asia yang mengadopsi teknologi ini, Rumah Sakit Pondok Indah Group membuktikan komitmennya untuk terus memperbaharui dan meningkatkan standar pelayanan kesehatan.

“Ke depannya, RS Pondok Indah Group akan terus berinvestasi dalam pembaruan teknologi untuk memberikan kenyamanan dan meningkatkan kualitas pelayanan terbaik bagi pasien melalui penanganan yang cepat, akurat, dan minim risiko,” tutup dr. Yanwar.