Beberapa tahun dilanda pandemi, The Ballet Academy of Indonesia akhirnya kembali naik ke panggung dengan pertunjukan bertajuk “Manifest” dan “Alice in Wonderland”.
Sebagai seniman pertunjukan, pandemi menjadi sebuah hambatan bagi para penari balet sebab mereka tidak dapat berdiri di panggung dan mengekspresikan seninya. Namun, hal tersebut sudah tidak menjadi masalah sekarang ini karena setelah sekian lama akhirnya para penari balet bisa kembali tampil di panggung.
Begitu pula dengan para penari balet dari The Ballet Academy of Indonesia. Mereka mengikat pita sepatu pointe-nya dan mempersiapkan penampilan untuk pertunjukan “Manifest” dan “Alice in Wonderland” pada tanggal 12 dan 13 Agustus mendatang.
Bertempat di Gedung Kesenian Jakarta, The Ballet Academy of Indonesia akan menggelar pertunjukan langsung pertamanya sejak pandemi Covid-19 selama dua hari.
Pertunjukan di hari pertama yang bertajuk “Manifest” adalah pertunjukan yang menggandeng bukan hanya koreografer dari The Ballet Academy of Indonesia, tapi juga sekolah balet atau tari lainnya. Sesuai dengan judulnya, “Manifest” akan menampilkan sepuluh koreografi yang merupakan sebuah bentuk manifestasi dari kepala dan ide para koreografer.
Jajaran koreografer tanah air yang akan ditampilkan diantaranya Siti Alisa (The Ballet Academy of Indonesia), Nudiandra Sarasvati (The Ballet Academy of Indonesia), Kezia Alyssa Sandy (The Ballet Academy of Indonesia BSD), Vincent Kodrata, Althea Sri Bestari (The Ballet Academy of Indonesia), Gianti Giadi + Dance Lab (Gigi Art of Dance), Rachel Lucia dan Alm. Marich Prakoso (Cicilia Ballet School) dengan karya terakhirnya.
Selain itu, jenis tarian yang akan ditunjukkan juga bukan hanya ballet, tapi juga kontemporer. Untuk penampilan balet klasik sendiri akan ditampilkan secara pas de deux oleh Jade Princessa dan Vincent Kodrata dengan koreografi ciptaan Anindya Krisna, founder The Ballet Academy of Indonesia.
Sementara untuk penampilan hari kedua akan mengangkat judul “Alice in Wonderland”. Sesuai dengan namanya, pementasan ini akan menyuguhkan pertunjukan balet dari cerita klasik yang sudah mendunia, yaitu “Alice in Wonderland”. Berbeda dengan “Manifest”, pertunjukan “Alice in Wonderland” lebih fokus pada imajinasi dan warna.
Keunikan dari pementasan hari kedua adalah guru serta para murid The Ballet Academy of Indonesia dari berbagai kalangan umur, dari dewasa sampai anak-anak, akan tampil di panggung. Bahkan, penari dewasa yang berusia 50 tahun pun akan ikut menari.
The Ballet Academy of Indonesia ingin menunjukkan bahwa balet bukan hanya terbuka atau dilakukan oleh anak-anak saja, tapi tidak ada batasan usia.