Demo Day 2024 mendukung perempuan melalui pelatihan digital dan inovasi teknologi berbasis AI dalam menghadapi tantangan era digital.
Program Perempuan Inovasi 2024 bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Vokasi untuk memberikan pelatihan keterampilan digital kepada perempuan, khususnya mereka yang menempuh atau telah menyelesaikan pendidikan vokasi. Program yang diselenggarakan pada 26 November 2024 meliputi pelatihan coding, analisis data, dan manajemen proyek digital yang dapat diakses secara gratis atau bersubsidi.
Puncak acara berupa Demo Day tidak hanya menampilkan hasil inovasi peserta, tetapi juga mengadakan diskusi bertema “Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI” berfokus bahwa pentingnya penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) secara benar.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, mengingatkan bahwa minimnya keterwakilan perempuan di sektor teknologi, terutama AI, dapat memperburuk sudut pandang di lingkup sosial. Ia menekankan perlunya partisipasi perempuan dalam pengembangan AI agar teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan keadilan, dan bukan sekadar mereplikasi ketidaksetaraan yang ada.
Dalam Demo Day, karya inovasi peserta terbagi menjadi dua kategori, yaitu Web Development (WebDev) dan UI/UX Design. Pada kategori WebDev, kelompok Rangkayo Rasuna Said menghadirkan WomenRise3T, sebuah platform mentorship beasiswa untuk perempuan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Kelompok Tengku Agung Syarifah Latifah mempersembahkan SheSafe, aplikasi untuk pelaporan dan pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan. Sementara itu, kelompok Cut Nyak Dien memperkenalkan Beauty Preneur, platform pelatihan tata rias lengkap dengan panduan belanja produk kecantikan sesuai anggaran.
Di kategori UI/UX Design, kelompok Maria Walanda Maramis menghadirkan Breastie, aplikasi untuk meningkatkan kesadaran akan risiko kanker payudara. Kelompok Laksamana Malahayati menawarkan Asih, platform pendukung ibu dalam mencegah stunting melalui pemantauan gizi anak. Terakhir, kelompok R.A. Kartini memperkenalkan SORA, platform pembelajaran non-formal yang inklusif untuk perempuan.
Kelompok WomenRise3T dan Asih masing-masing berhasil memenangkan kategori WebDev dan UI/UX Design dalam Demo Day Perempuan Inovasi 2024. Amanda Simandjuntak, Co - founder & CEO Markoding, menjelaskan bahwa program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan keterampilan teknis seperti coding dan analisis data, tetapi juga untuk mengembangkan soft skills seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan kerja tim.
Dian Sastrowardoyo, pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo, menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), harus dilandasi nilai moral dan regulasi yang kuat agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan literasi digital agar perempuan dapat memanfaatkan teknologi secara bijak, bertanggung jawab, dan beretika. Sehingga melalui Perempuan Inovasi 2024, program ini bertujuan untuk menciptakan generasi perempuan Indonesia yang tidak hanya inovatif dan kompetitif, tetapi juga mampu berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan bangsa.