Pernahkah terbesit di pikiran Anda mengapa para gadis di ibu kota fashion memiliki gaya fashion yang amat ikonis?
Bulan September adalah bulan fashion, sebab pada bulan inilah ibu kota fashion dunia menjalankan fashion show utamanya untuk musim selanjutnya. Pada bulan inilah, London, New York, Milan, Paris, hingga Tokyo berlomba-lomba untuk menyajikan koleksi terbaiknya.
Ibu kota fashion memang berbeda dari kota-kota lain di seluruh dunia sebab merekalah panutan utama bergaya di seluruh dunia. Tak hanya desainer, model, maupun kaum selebriti, kebanyakan orang di London, Milan, New York, Paris, dan Tokyo memiliki ciri gaya yang khas. Kalau Anda pernah berlibur di salah satu kota tersebut dan berjalan-jalan di trotoar hingga stasiun kereta, Anda dapat dengan mudah menemukan inspirasi gaya.
Menariknya, mereka terlihat berbeda antara satu dan lainnya, tergantung dengan budaya, sejarah, iklim, hingga gaya hidup yang memengaruhinya.
Kali ini, HighEnd akan coba menggali trik bergaya ala gadis-gadis dari ibu kota fashion. Mana yang paling mendekati gaya dan kepribadian Anda?
PARIS
Gadis-gadis Paris terkenal akan istilah “Parisian chic” atau “Parisian cool” yang effortless. Kunci dari gaya ala gadis Paris adalah fashion items yang serba guna tak lekang oleh zaman. Sebut saja celana denim berpotongan bellbottom, palazzo, jaket/blazer, dan sepatu bot. Mereka pandai memadupadankan fashion items yang “itu-itu saja” untuk menciptakan gaya signature yang tak pernah membosankan.
Twist-twist tak terduga seperti memadukan sweter rajut buatan nenek dengan sepatu bot selutut membuat padu padan gaya mereka selalu segar. Mereka juga tak ragu memadukan unsur maskulin ke dalam gaya sehari-hari yang membuat mereka amat “cool”.
Inti dari gaya Parisian chic adalah tampil subtle namun kuat. Anda tak benar-benar membutuhkan fashion items dari rumah mode mewah dengan logo yang terpampang nyata; gadis Paris lebih menyukai ungkapan yang membuatnya misterius seperti, “di mana Anda membeli tas ini?” dibandingkan terpergok memakai tas Chanel yang baru rilis kemarin.
Mengenali dan merasa nyaman dengan diri sendiri adalah yang terpenting. Bagi para gadis Paris, sia-sia saja mengenakan outfit yang paling modis namun membuat Anda sibuk sendiri—mulai dari menarik ujung pakaian yang terlalu ketat hingga kerah yang melorot. Gadis Paris percaya diri akan sudut pandangnya dan senang memperkaya pengetahuan—membuat mereka “cool sejak dalam pikiran”.
LONDON
Hal yang paling ikonis dari gaya ala London adalah kecintaan mereka akan layering. Setiap gadis London memiliki koleksi longjohn, scarf, vest, hingga trench coat yang selalu siap menemani mereka menerjang cuaca London yang dingin dan sering hujan. Dengan begitu banyak pilihan layering, Anda dapat bebas memilih gaya seperti apa hari ini—mulai dari prep hingga glam.
Mereka juga terkenal akan pairing “gila” yang tak terduga seperti mengenakan bralet di atas t-shirt putih atau memadukan jaket vynil anti-basah dengan rok berwarna shocking pink, misalnya. Pada intinya, bergaya ala Londoner adalah tentang bersenang-senang dengan apa yang Anda miliki tanpa mengorbankan kepraktisan pakaian.
Londoner juga terkenal akan gaya mereka yang—entah bagaimana—bisa masuk untuk segala suasana dan dresscode. Ingatlah bahwa London adalah kota yang sibuk dan penuh dinamika. Apakah Anda memiliki kelas di siang hari dan hendak menghabiskan malam untuk menikmati koktail dengan teman? Sembunyikan atasan backless Anda di balik parka dan padukan denim buluk Anda dengan sepatu bot statement. Voila!
MILAN
Adakah gadis Milan yang tampak buruk mengenakan gaun pas badan? Jarang—atau tidak sama sekali. Apakah mereka tampak konyol ketika berjalan kaki sepanjang sepuluh blok dengan strap heels berhak tipis? Tidak. Apakah mereka terlihat pretentious saat membaca koran di sebuah kafe sambil mengenakan kaca mata hitam? Anehnya, tidak!
Warga Milan sepertinya sudah diberkati dengan pembawaan elegan yang cocok dengan segala suasana. Mereka dapat berganti dari gaun Versace yang seksi ke setelan jas maskulin tanpa perlu penyesuaian ekstrem—segalanya tampak natural bagi mereka. Yang pasti, mereka cenderung menyukai warna monokrom dan netral untuk gaya sehari-hari sehingga mereka tidak terlihat “over the top” dengan segala pilihan outfit statement mereka.
Agak berbeda dengan gaya ala Paris, bagi warga Milan, “sometimes more is more”. Mereka senang bermain dengan aksesoris, statement shoes, dan designer bag dari perancang Italia, tentunya. Hanya dengan 1-2 aksesoris saja, mereka dapat dengan mudah menjadi pusat perhatian di manapun mereka berada.
Oh, dan jangan lupa bahwa Milanese amat menghargai bahan berkualitas tinggi, sehingga penting bagi Anda untuk memiliki "mata kurator". Memilih jaket kulit ataupun blazer wool dengan kualitas terbaik bukan masalah bagi Anda.
NEW YORK
Agak sulit untuk meniru gaya fashionista dari kota terpadat di AS ini, sebab penduduk mereka amat beragam dan cepat beradaptasi dengan perubahan. Setiap distrik memiliki budaya dan gaya berpakaian yang membedakannya dari distrik lain.
Bagi mata mereka, setelan basic seperti jaket dan celana denim, kaus longgar, bombers, trainers, dan rok pensil selalu punya cara baru untuk dikenakan. Jangan lupakan juga pilihan aksesoris ala Anda, mulai dari sunglasses besar hingga fedora.
Salah satu padu padan paling ikonis dari New York adalah outfit feminin yang dipadukan dengan sepatu maskulin seperti oxford maupun sneakers, mengingat bahwa New Yorkers adalah pejalan kaki handal. Mereka juga melihat penampilan secara keseluruhan—sehingga jangan harap Anda menjadi gadis paling modis di kota tanpa manikur dan potongan rambut yang tertata rapi serta makeup yang menonjolkan aspek terbaik wajah Anda.
Keberagaman isi kota ini membuat Anda cukup bebas memilih gaya yang Anda suka. Anda dapat memilih gaya athleisure dengan memadukan oversized bomber dengan bralet hingga tampil bak aktor Hollywood dengan rok berpotongan tinggi yang dipadukan dengan sepatu tenis dan jaket kulit.
TOKYO
Di Tokyo, tidak ada istilah “di tengah-tengah”. Anda dapat memilih tampilan funky dengan kombinasi warna dan pola, atau memilih bergaya serba hitam atau serba putih yang elegan. Mereka juga dipengaruhi oleh berbagai subkultur dan budaya yang ekstrem dan beragam, mulai dari underground hip-hop hingga kimono—menciptakan gaya busana avant garde yang sulit ditiru dunia Barat.
Bagi warga Tokyo, fashion adalah tentang tiga dimensi. Mereka senang bermain pola-pola geometris hingga asimetris, serta bereksperimen dengan volume dan ukuran pakaian. Tokyo adalah kota untuk Anda yang tak mengenal batasan dan senang mencoba hal baru.
Kunci bergaya ala warga Tokyo adalah tak pernah berhenti bereksperimen sementara tetap bersetia dengan budaya di mana Anda bergaul atau dibesarkan.
Apabila Anda merasa belum “seberani” warga Tokyo, Anda dapat memulai dengan fashion items dengan potongan unik mulai dari wrap skirt, celana kulot, turtleneck, dan kimono oversized. Ingatlah bahwa Tokyo adalah tempat di mana segalanya dapat menjadi aksesoris—mulai dari bucket hat, korsase crochet, hingga payung sekalipun.