Zendaya sekali lagi membuktikan pengaruhnya dalam tren mode. Ia mampu mendefinisikan tren, dari hak merah ikonis hingga flat merah yang tak kalah kerennya.
Zendaya, yang selama ini dikenal setia pada sepatu hak tinggi Christian Louboutin beralas merah, baru-baru ini mengejutkan dunia mode dengan pilihan baru. Ballet flat merah oxblood. Perubahan gaya ini terlihat jelas saat ia menghadiri sesi “School of Style” di Los Angeles, sebuah kursus styling online yang diprakarsai oleh oleh stylistnya, Law Roach, pada akhir 2024.
Mengenakan polo kasmir rancangan Gigi Hadid untuk Guest in Residence yang dipadu dengan celana oatmeal, Zendaya menutup penampilannya dengan sepasang ballet flat persegi-toed dari The Row, merek yang didirikan oleh saudara Olsen. Pilihan in menegaskan bahawa sentuhan merah, meski kini hadir di alas yang lebih datar namun masih menjadi signature-nya.
Peralihan dari hak lime inci ke ballet flat bukan sekadar soal kenyamanan. Ballet flat persego toed merah oxblood ini menandai evolusi estetika Zendaya: dari citra glamor klasik menuju pendekatan gaya yang lebih santai namun tetap berani. Trennya pun seolah “menghidupkan kembali” nuansa feminim yang lembut, tanpa mengorbankan kekuatan visual warna merah yang mencolok.
Langkah ini juga mencerminkan tren yang lebih luas di kalangan selebriti dan fashion insider. Seperti Bradley Cooper yang sempat “totally Gigi-field” setelah dekat dengan Gigi Hadid yang meninggalkan jejak casual dan jeans untuk estetika yang lebih lembut dan eklektik. Zendaya kini menjejaki kesemimbangan baru antara fungsi dan fashion.
Namun, loyalitas Zendaya pada Louboutin So Kate yang legendaris tidak serta-merta pudar. Di latar belakang sesi foto School of Style, terlihat rak berisi lebih dari 40 pasang So Kates setinggi 120mm yang siap dikenakannya kapan saja. Law Roach mengenang di podcast The Cutting Floor bahwa sejak usia 14 tahun, Zendaya tak pernah melepas hak tinggi tersebut, bahkan memakainya berturut turut hari demi hari.
Perubahan ke ballet flat merah ini justru menegaskan status Zendaya sebagai fashion chameleon sosok yang mampu beradaptasi dengan berbagai gaya tanpa kehilangan identitas. Model datar yang dulu dianggap kuno kini tampil segar, menantang anggapan bahwa sepatu data tak bisa mencuri perhatian di red carpet atau acara high-fashion.
Ballet flat oxblood persegi-toed yang dipilihnya juga memiliki makna simbolis: merah gelap menandakan keberanian dan kemewahan, sedangkan desain persegi menambahkan kesan modern. Kolaborasi gaya ini memperlihatkan bagaimana aksesoris sederhana bisa menjadi statement piece yang mempengaruhi tren global.
Dibalik pergeseran ini, peran Law Roach sebagai “image architect” semakin menonjol. Sebagai profesor di School of Style, ia tak hanya mendandani Zendaya, tetapi juga membentuk cara kita memahami evolusi gaya selebriti. Bagianya, mencoba hal baru seperti menggantikan hak tinggi dengan ballet flat adalah sebagian dari pendidikan fashion yang sesungguhnya.
Dengan langkah ini, Zendaya sekali lagi membuktikan pengaruhnya dalam tren mode. Ia mampu mendefinisikan tren, dari hak merah ikonis hingga flat merah yang tak kalah kerennya. Tren ballet flat merah oxblood pun kini siap menjadi “must-have” bagi siapa saja yang ingin tampil berani tanpa mengorbankan kenyamanan.