Share
Transformasi Tren Fashion Pria Dalam Satu Abad Terakhir, Mulai Tahun 1920 sampai 2020
Adelia Ayu
09 September 2020

Memasuki bulan fashion yaitu bulan September, HighEnd Magazine mengumpulkan evolusi tren gaya busana pria yang mengubah dunia selama satu abad ke belakang.


Jika kita amati, mode pria telah berkembang seiring waktu. Bila dibandingkan dengan wanita, mode pria tampak tidak terlalu rumit dan hambar, namun terlihat lebih praktis dan nyaman ketika dikenakan.

Evolusi fashion pria dimulai dari perubahan pola pikir yang mengubah pakaian menjadi sesuatu yang bergengsi dan berharga daripada hanya sekedar berfungsi untuk menutupi tubuh.

Selain transformasi pola pikir, iklim politik, budaya, gaya seragam dan beberapa faktor lain juga mempengaruhi evolusi gaya laki-laki. Kita dapat melihat bentuk perubahan warna, pola khas hingga perubahan siluet sehingga kita bisa menebak dari dekade mana ia berasal.

Mulai dari era Perang Dunia I hingga revolusi industri 4.0 kini, inilah timeline evolusi fesyen pria dari masa ke masa:

1920-an – ERA REVOLUSI INDUSTRI

1920-an merupakan era di mana semua mobil berkeliaran di jalanan dan kebanyakan pria bekerja di industri otomotif atau sektor pemerintahan. Para pria kebanyakan mengenakan pakaian yang nyaman namun formal seperti baju katelpak.

Item fashion khas yang terlihat pada pria era 1920-an adalah celana kodok dengan tambahan tas dan topi Oxford yang biasanya dikenakan oleh anggota kerajaan Inggris.

Tren celana panjang baggy dibuat oleh Oxford University dengan bagian kaki lebar, sementara para pekerja otomotif mengenakan terusan dengan ikat pinggang. Kaum kelas atas mengenakan topi trilby yang biasanya dikenakan ketika melihat balapan kuda. Sedangkan untuk para pekerja, mereka biasanya mengenakan topi kain untuk bekerja.

1960-an – ERA MOD

Dengan maraknya protes perdamaian di berbagai tempat dalam satu dekade pemberontakan ini, tahun 1960-an menyumbangkan banyak hal menarik ke dunia mode pada masa itu. Pakaian kerja berubah menjadi lebih santai. Tren berbusana mereka banyak dipengaruhi oleh kehadiran band-band Flower Generation seperti The Beatles dengan baju kaos turtle neck yang menggantikan kemeja dan dasi.

Sejak kemunculan album The Beatles, ‘Sgt. Peppers Lonely Hearts Club Band', gaya mod dengan denim ketat dan jaket militer mendefinisikan era mode pada masa ini dengan tepat. Pada masa ini, baju-baju dibuat menjadi semakin ketat, celana panjang diluruskan, dengan tambahan rompi sebagai aksen tambahan dalam berbusana di masa itu.

1970-an - ERA TECHNICOLOR 2.0

Pada era ini, tren fashion bergeser kepada permainan warna dengan David Bowie dan Mick Jagger yang menjadi trendsetter pada masa itu. Mereka senang mengenakan baju-baju berwarna yang lebih cerah, dengan kerah yang lebih longgar, serta setelan jas tradisional. Pada era ini, karya-karya yang melambangkan kebebasan seperti denim jadi populer.

Nehru Jackets, jaket dengan kerah mandarin yang terinspirasi oleh Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru dipopulerkan oleh The Monkees dan menjadi pengganti populer untuk jas tradisional.

Selain Nehru Jacket, tren fashion tahun 70-an dapat dilihat sebagai cerminan dari sikap santai pada dekade ini. Di bagian alas kaki, mereka mengenakan sepatu kerja dengan bagian sol yang cukup tebal.

1990-an - ERA REBEL

Salah satu bukti bahwa almarhum James Dean masih memengaruhi industri mode yaitu terlihat dari tren fashion pria di tahun 90-an. Dengan munculnya bintang idola di layar televisi yang mencuri perhatian seperti River Phoenix di My Own Private Idaho, Brad Pitt muda di Fight Club dan pemain Reservoir Dogs, Michael Madsen, yang menginspirasi tampilan mode pada saat itu.

Pakaian bertemakan monokrom yang terdiri dari celana skinny, kemeja putih yang dipadukan dengan items yang lebih kasual, seperti jaket denim dan kemeja terbuka, menjadi populer. Jaket kulit ketat berwarna coklat dan hitam menjadi pembeda dari tampilan di tahun 80-an yang lebih kasual.

2000-an – ERA MILENIUM

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi pada awal 2000-an, para pria memilih tampilan bertemakan teknologi Sillicon Valley dengan kaos polos, celana jeans, dan sepatu kets. Gaya itu terinspirasi oleh Steve Jobs muda yang lebih menyukai jenis pakaian kerja santai yang memungkinkan dia untuk memfokuskan energinya pada keputusan bisnis yang penting.

Gaya lain yang mencuat pada masa tersebut yaitu kombinasi blazer dan kaos terkenal yang mencerminkan sebuah gaya nerd but cool yang dipopulerkan Mark Zuckerberg dan David Beckham. Sama seperti banyak tren yang berubah di era Millenium ini, mereka tidak menggunakan kaus kaki seperti terlihat di tren di runway Thom Browne saat itu.

2010-an – Era Non-konvensional

Seperti halnya pria yang membuka diri terhadap gaya yang “anti-mainstream” dibandingkan dengan era-era sebelumnya, pada masa ini pria lebih terbuka terhadap perpaduan mode antara fashion pria dan wanita. Hal ini terlihat pada sebagian besar gaya pada tampilan red carpet acara besar, seperti Harry Styles dan Billy Porter yang menjadi tolok ukur perpaduan gaya tersebut.

Pada masa ini, koleksi loungewear mewah beralih ke pakaian dan alas kaki sporty seperti sweater longgar, celana joggers, dan sepatu kets. Sepatu kets juga menjadi salah satu alas kaki yang populer dan sangat mahal - berkat popularitas Yeezy, Balenciaga, dan Air Jordan yang mengumpulkan para pengikut kultusnya. Tren ini menggambarkan kejayaan athleisure (athletic+leisure) serta luxury streetwear.