Dalam setiap langkah perjalanannya, Xaviera Putri merepresentasikan generasi pemimpin baru: berani, berprinsip, dan digerakkan oleh keinginan untuk menciptakan perubahan yang bermakna.
Cerita Xaviera Putri bukan dimulai dari sorotan lampu atau panggung besar, melainkan dari rumah hangat yang dipenuhi buku, rumus, dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam. Pendidikan adalah harta paling berharga bagi keluarganya, dan sejak kecil, Xaviera memahami bahwa pengetahuan dapat membuka jalan ke mana pun, asalkan ia mau berusaha untuk mencapainya.
Tekad tersebut membawanya jauh dari lingkungan tempat ia tumbuh menuju Korea Selatan, setelah menerima beasiswa untuk melanjutkan studi di usia remaja. Perjalanan tersebut tentu tidak mudah. Di tengah penyesuaian budaya, tekanan akademik, dan kesepian yang sesekali datang, Xaviera belajar hal-hal yang tak pernah diajarkan di ruang kelas.
“Kita tidak bisa tau sejauh dan sebesar apa potensi kita sampai kita benar-benar keluar dari zona nyaman,” ujarnya. “Kita harus bisa beradaptasi dengan cepat tanpa kehilangan nilai-nilai yang kita pegang.”
Pengalaman itulah yang kemudian menginspirasi lahirnya buku debutnya, Kimchi Confessions, yang menceritakan perjalanan ketahanan diri dan proses menemukan jati diri. “Saat kuliah di luar negeri, aku tidak punya banyak panutan,” kenangnya. “Rasanya sangat sepi. Aku ingin Kimchi Confessions menjadi teman bagi mereka yang melalui hal serupa — seseorang yang mengingatkan bahwa kamu tidak sendirian.”
Kini, Xaviera dikenal dengan kehidupannya yang multidimensi. Hari-harinya ia sebut sebagai “a mix of everything” — mulai dari creative direction, coding, kolaborasi dengan berbagai brand, hingga mengelola 'Beasiswa Xaviera', sebuah program yang membantu pelajar dari tingkat SD hingga universitas. Di tengah ragam aktivitas itu, satu benang merah selalu menghubungkan semuanya: semangat untuk terus belajar dan memberi kontribusi bagi orang lain.
Latar belakang akademisnya di bidang Computer Science dan Business Technology Management menjadi dasar dari ketertarikannya terhadap peran teknologi dalam membentuk masa depan. Ia percaya teknologi memiliki kekuatan besar ketika digunakan dengan niat dan kebijaksanaan. Namun, di saat yang sama, ia tetap berpijak pada keyakinan bahwa manusia, bukan mesin, adalah kunci dari kemajuan yang bermakna.
“Sebagai seseorang yang pernah melakukan riset di bidang AI, banyak yang mengira kecerdasan buatan bisa menjadi jawaban dari semua masalah. Tapi pada akhirnya, AI tetap buatan manusia. Ia tidak sempurna. AI tidak bisa sepenuhnya meniru kompleksitas dan keajaiban otak manusia dalam menciptakan inovasi maupun menunjukkan sisi kemanusiaan,” jelasnya.
Melalui platform digitalnya, Xaviera menggunakan kekuatan cerita untuk menjangkau generasi muda dan menginspirasi mereka agar berani mengejar ambisi tanpa kehilangan keaslian diri. “Potensi kita sering kali lebih besar dari yang kita bayangkan,” katanya. “Kamu tidak harus hidup seperti aku untuk menemukan makna dalam hidupmu. Setiap orang punya jalan berbeda dan di situlah letak keindahannya.”
Bagi Xaviera, menjadi seorang Alpha bukan tentang dominasi atau status, melainkan tentang memberi arah dan menumbuhkan orang lain. “Seorang Alpha adalah sosok yang memimpin dengan empati dan membantu orang lain berkembang,” refleksinya. “Terkadang, perubahan besar hanya dimulai dari satu orang yang berani mengambil langkah.”
Ke depan, Xaviera bercita-cita untuk memperluas akses pendidikan di bidang sains dan teknologi di Indonesia, melanjutkan studi, serta mengembangkan 'Beasiswa Xaviera' agar dapat menjangkau lebih banyak pelajar. Ia juga berharap dapat mengeksplorasi kecintaannya pada dunia fashion dan kecantikan, tanpa kehilangan arah dan tujuan utamanya.
Pesan Xaviera bagi para pemimpi sederhana namun bermakna:
“Kejar mimpi kalian setinggi mungkin, tapi bersiaplah untuk prosesnya. Akan ada kesedihan, kegagalan, dan keraguan. Ingatlah, semua itu yang membuatmu kuat. Percayalah pada dirimu sendiri, jaga dirimu, dan yang terpenting nikmati setiap perjalanannya.”
Image Courtesy of XAVIERA PUTRI
