Share
The Alpha Under 40: Susan Yin Berjuang Membuat Kemewahan Lebih Inklusif
Trisha Aulia
12 November 2024

Lewat First Luxury, Susan Yin menghapus batasan eksklusivitas—meredefinisikan kemewahan sebagai pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua orang.


Barang-barang mewah seperti tas Hermès Birkin dan Kelly yang ikonis sering kali melambangkan eksklusivitas yang hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Namun, Susan Yin, pendiri First Luxury, punya pandangan yang berbeda.

Luxury goods seharusnya bukan sekadar simbol status, tapi soal passion dan menghargai keahlian yang dituangkan dalam setiap karya.” Berangkat dari keyakinan bahwa kemewahan sejatinya adalah untuk dinikmati dan diapresiasi oleh semua orang, Susan memulai revolusi di pasar niche ini, membuat barang-barang mewah lebih terjangkau dan dapat diakses oleh siapa saja.

Susan Yin The Alpha

Pada tahun 2013, Susan mendirikan First Luxury sebagai platform khusus barang-barang mewah preloved yang autentik. “Saya mengadopsi recycling economy, memastikan barang-barang ini menemukan pemilik baru yang akan menghargai dan merawat mereka,” ungkapnya. Menurutnya, model bisnis ini tidak hanya mendorong keberlanjutan, tetapi juga memberi kesempatan kepada konsumen untuk mendapatkan barang-barang mewah dalam kondisi prima dengan harga yang lebih terjangkau.

Awalnya beroperasi dari kantor kecil di Singapura, First Luxury bermula dengan melayani klien yang individu yang mencari barang langka dan eksklusif. Seiring dengan perkembangan pesatnya, pada tahun 2018, First Luxury akhirnya membuka showroom pertamanya di Mandarin Gallery, Singapura, di dalam Hotel Hilton yang ikonis di Orchard Road.

Ketika pandemi COVID-19 mengguncang dunia retail fisik, Susan melihat ini sebagai peluang untuk berinovasi. Ia membawa First Luxury ke dunia digital dengan meluncurkan situs web dan aplikasi, yang memungkinkan transaksi cepat, aman, dan transparan dengan jaminan kualitas dan keaslian.

Lewat digitalisasi ini, pengguna dapat menjelajahi, membeli, menjual, atau mengkonsinyasikan barang dengan mudah dari kenyamanan perangkat mereka. Sementara itu, pelanggan tetap dapat menikmati pengalaman berkunjung ke toko fisik untuk melihat langsung koleksi mewah yang First Luxury tawarkan. Dengan menyediakan saluran online dan offline, First Luxury menciptakan pengalaman belanja yang benar-benar unik.

Setelah sukses di Singapura, Susan melihat potensi untuk memperluas jangkauan bisnisnya. “Saya menyadari bahwa Indonesia adalah pasar besar dengan akses terbatas pada barang-barang mewah,” ungkapnya. First Luxury pun kini hadir di Hotel Fairmont Jakarta, dan tengah merencanakan ekspansi ke Rodeo Drive, Los Angeles.

Susan menyebut perjalanan mendirikan First Luxury bukan tanpa tantangan. Beroperasi sebagai resale platform, First Luxury tidak memiliki produk yang dijualnya, sehingga kontrol terhadap inventaris dan akses ke jenama tertentu menjadi terbatas.

Namun, Susan dan timnya berhasil mengembangkan sistem yang terstruktur untuk memastikan operasional berjalan lancar. “Tidak ada yang mudah, tetapi dengan komitmen kuat untuk membesarkan First Luxury, kami berhasil terus maju.” Kerja keras ini pun berbuah manis, di mana mereka mampu mendapatkan barang-barang paling eksklusif, seperti tas 25 Diamond Himalaya Birkin—salah satu tas termahal dan paling sulit didapat di dunia.

Susan mengakui bahwa kesuksesan First Luxury adalah hasil dedikasi timnya, menekankan bahwa, “Kesuksesan First Luxury bukan karena saya sendiri; ini adalah hasil kerja keras 20-30 orang yang bekerja bersama-sama. Thank you to my First Luxury team!” Ke depan, ia ingin mengikuti jejak panutannya, Bernard Arnault, dan berharap bisa membawa First Luxury menjadi nomor satu di bidangnya.

Meski perannya sebagai pendiri First Luxury sangat menuntut, keluarga tetap menjadi prioritas utama bagi Susan. Ia memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi sebelum memulai hari kerjanya, dan berkat dukungan tim yang dapat diandalkan di rumah, tanggung jawabnya dapat terkelola dengan baik. Susan merasa sangat bersyukur atas pengertian dan dukungan keluarganya, yang menurutnya menjadi kunci utama dari pencapaiannya.

Atas semua kualitas luar biasa yang ia tunjukkan, Susan Yin hadir dalam edisi HighEnd Magazine bulan ini sebagai salah satu tokoh The Alpha Under 40. Dalam pesan penutupnya, ia menyampaikan nasihat berharga: “Tidak pernah ada sesuatu yang mudah, dan kesuksesan tidak terjadi dalam semalam. Setiap perjalanan besar dimulai dari langkah pertama, jadi mulailah dengan niat baik, mintalah restu keluarga, percaya pada Tuhan, dan jangan pernah menyerah.”


Photos by ISNU DWIMARTANTO
Styling by BUNG BUNG MANGARAJA
Hairdo by KENTRI from PUSPITHA MARTHA INTERNATIONAL BEAUTY SCHOOL