Share
The Alpha Under 40: Dr. Arini Astasari Widodo, Pemimpin Inovasi Dermatologi dengan Visi Global
Dewi Anggriani Siregar
12 November 2024

Di dunia dermatologi yang terus berkembang pesat, dr. Arini Astasari Widodo, MS, Sp.DVE, telah menciptakan jejak yang kuat sebagai pemimpin yang penuh inovasi.


Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Departemen Dermatovenereologi di Universitas Ukrida, sekaligus seorang peneliti dan dosen yang aktif. Tak hanya bergerak di bidang akademik, dr. Arini juga sukses mengelola Dermalogia, sebuah klinik dermatologi yang kini memiliki tiga cabang. Di balik kesuksesan ini, dr. Arini terus berinovasi, salah satunya dengan membentuk unit penelitian untuk mengeksplorasi teknologi terbaru di bidang perawatan kulit dan kecantikan.

Sebagai anak dari keluarga dengan latar belakang pendidikan dan kedokteran, jalan hidup dr. Arini seolah telah dirancang untuk sukses di dunia medis. Inspirasi terbesarnya datang dari sang ibu, yang juga seorang dermatologist. Minatnya yang mendalam terhadap dermatologi estetika muncul dari kombinasi unik antara ilmu pengetahuan dan seni yang ditawarkan bidang tersebut. “Dermatologi estetika adalah perpaduan sains dan seni. Inilah yang membuat saya sangat tertarik pada bidang ini,” tuturnya dengan antusias.

Puncak perjalanan akademiknya terjadi saat dr. Arini menimba ilmu di Harvard Medical School. Di sana, ia bertemu dengan para ilmuwan terkemuka yang menjadi pionir dalam pengembangan teknologi laser di bidang dermatologi. Pengalaman ini memperkaya wawasan dan menumbuhkan ketertarikan lebih dalam pada teknologi berbasis energi untuk estetika. “Saya sangat beruntung bisa belajar langsung dari para ahli dan ilmuwan yang menciptakan teknologi laser terbaru. Hal ini membuka pandangan saya mengenai sains dan estetika, serta menginspirasi saya untuk terus mengembangkan teknologi di Dermalogia,” jelasnya.

dr Arini 1

Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman internasional ini, dr. Arini bercita-cita membawa Dermalogia setara dengan klinik dermatologi internasional. Visi besarnya adalah meningkatkan standar terapi dermatologi di Indonesia dengan mengimplementasikan teknologi dan metode yang ia pelajari di Harvard, Eropa, dan Singapura. Baginya, kualitas dan inovasi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

Dalam pandangan dr. Arini, inovasi bukanlah soal persaingan, melainkan kolaborasi. “Saya tidak melihat persaingan sebagai hal yang negatif. Sebaliknya, saya selalu berpikir bahwa ketika seseorang memiliki inovasi yang baik, itu menjadi kesempatan bagi kita untuk belajar dan berdiskusi. Dua pemikiran yang hebat selalu lebih baik daripada satu,” ujarnya bijak. Prinsip inilah yang mendorong dr. Arini untuk terus membuka diri terhadap ide-ide baru, serta memupuk kolaborasi dengan para profesional lain di bidang dermatologi.

Salah satu sosok yang sangat menginspirasi dr. Arini adalah Profesor Rox Anderson, seorang inovator di bidang laser dermatologi yang dikenalnya di Harvard. “Beliau adalah pencipta dari hampir semua jenis laser yang kita kenal di dermatologi saat ini, mulai dari pico laser hingga ablative laser. Inspirasi dari beliau membuat saya tidak hanya menjadi konsumen ilmu, tetapi juga termotivasi untuk menciptakan inovasi baru di bidang ini,” ungkapnya dengan rasa kagum.
Namun, di balik kesuksesan profesionalnya, dr. Arini juga menghadapi tantangan dalam membagi waktu antara berbagai peran dalam hidupnya. Sebagai seorang istri, ibu, dokter, dosen, entrepreneur, dan public figure, manajemen waktu menjadi kunci utama. Meski demikian, dr. Arini selalu berusaha menjalani setiap perannya dengan penuh dedikasi. “Salah satu kunci utama saya dalam menjalani berbagai peran adalah memberikan 100% perhatian saat berada dalam peran tersebut. Bukan tentang seberapa banyak waktu yang kita alokasikan, tapi seberapa berkualitas waktu yang bisa kita berikan,” jelasnya.

Dukungan dari keluarga, terutama suami dan anak-anak, menjadi salah satu pilar penting yang menopang kesuksesan dr. Arini. Mereka memahami betapa pentingnya peran yang ia jalani di luar rumah. “Saya merasa sangat beruntung memiliki keluarga yang selalu mendukung dan mengerti perjalanan karier saya. Mereka adalah fondasi dari setiap langkah yang saya ambil,” ujarnya penuh syukur.
Dalam memimpin Dermalogia dan timnya, dr. Arini mengedepankan kepemimpinan dengan kerendahan hati. “Bagi saya, kepemimpinan yang ideal adalah leadership with humility, memimpin dengan cerdas, penuh empati, dan tetap memegang teguh nilai-nilai moral. Kesuksesan menjadi lebih bermakna jika itu adalah kesuksesan bersama,” paparnya. Baginya, seorang pemimpin harus mampu menginspirasi dan mengembangkan potensi setiap anggota tim, sehingga mereka tumbuh bersama dalam mencapai tujuan yang lebih besar.

Sebagai seorang yang telah berhasil di dunia dermatologi, dr. Arini juga memberikan pesan penting bagi mereka yang bercita-cita untuk terjun ke bidang ini. “Dermatologi adalah bidang yang sangat dinamis dan selalu berubah. Kita harus adaptif, up-to-date, dan memiliki pola pikir yang terus berkembang,” sarannya. Selain itu, untuk membangun bisnis yang sukses, menurutnya, reputasi dan kepercayaan adalah segalanya. “Kita harus menjaga reputasi dan membangun kepercayaan dari pasien dan klien. Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan profesional,” tambahnya.

Melalui dedikasinya terhadap inovasi, pendidikan, dan pelayanan, dr. Arini Astasari Widodo terus mengukir prestasi di dunia dermatologi Indonesia. Dengan visi global yang ia miliki, ia tidak hanya berperan sebagai dermatologist, tetapi juga sebagai pionir yang menginspirasi generasi berikutnya untuk berinovasi dan berprestasi di bidang perawatan kulit dan kecantikan.