Meskipun Virginie Viard mundur dari Chanel, rumah mode ini tetap buktikan karya spektakuler untuk Pré-Fall 2025.
Setelah beberapa bulan tanpa direktur kreatif, Chanel membuktikan bahwa kreativitas mereka tetap tak tergoyahkan. Dalam koleksi Pré-Fall 2025 Métiers d’Art, Creative Studio rumah mode ini menghadirkan sebuah karya yang menawan, memperlihatkan kemampuan mereka menjaga keanggunan Chanel meski di tengah ketidakpastian.
Mengambil latar di West Lake, Hangzhou, pertunjukan ini dirancang dengan keindahan yang intim dan magis. Dermaga berliku menjadi runway, ditemani alunan piano solo di tengah panggung melingkar. Para tamu seperti Tilda Swinton, Lupita Nyong’o, dan Lucy Boynton tiba di lokasi menggunakan perahu, menambah suasana dramatis nan romantis.
Setting ini menjadi cerminan dari koleksi itu sendiri—elegan, tapi tetap dapat didekati. Palet warna biru laut dan hitam metalik terinspirasi oleh layar Coromandel, seni Tiongkok yang menjadi salah satu favorit Gabrielle Chanel.
Métiers d’Art selalu menjadi momen untuk merayakan hubungan Chanel dengan para pengrajin terbaik, dan koleksi ini tidak mengecewakan. Mantel tweed dalam warna-warna es dan rok bersiluet ramping tampil bersanding dengan bodysuit bercorak bunga yang mengilap. Ada pula detail bordir Maison Lesage dan seni lipit Atelier Lognon yang mempertegas komitmen Chanel pada keahlian tingkat tinggi.
Namun, yang membuat koleksi ini istimewa adalah cara Creative Studio menyuntikkan kesan modern dan menyenangkan. Jeans dengan bordir detail dipasangkan dengan jaket klasik Chanel, sementara setelan emas tampil santai dengan potongan loose yang edgy. Ini adalah bukti bahwa kemewahan Chanel tetap bisa terasa relevan dan wearable tanpa kehilangan keagungannya.
Di balik koleksi ini, pertanyaan besar tetap menggantung: siapa yang akan menjadi penerus posisi direktur kreatif Chanel? Namun, Creative Studio berhasil mengalihkan perhatian dari spekulasi tersebut dengan menunjukkan bahwa mereka mampu menjaga esensi rumah mode ini.