Menghormati para pekerja Indonesia yang telah banyak berkontribusi untuk membangun negara, Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia merancangkan beberapa program yang bertujuan untuk upah yang lebih baik, keselamatan kerja, dan persamaan hak.
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 merupakan ibu dari dua anak. Saat ini Ia tengah mengupayakan penanggulangan dampak pandemi COVID-19 di sektor ketenagakerjaan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Program yang sedang dilakukan oleh Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia yaitu dengan memberikan pemeriksaan stimulus bagi wirausahawan, membuat program yang memfasilitasi 56 juta pekerja di sektor formal, jaringan keamanan sosial untuk pekerja informal, memprioritaskan Kartu Prakerja (Kartu Pra-kerja) bagi mereka yang telah di-PHK, meningkatkan jumlah Padat Karya Program Tunai (Cash for Work) di berbagai Kementerian dan Lembaga, dan terakhir memberikan perlindungan kepada TKI yang terpaksa membatalkan keberangkatannya atau kehilangan pekerjaannya di luar negeri.
Jika menengok ke belakang saat pertama kali memulai karirnya, Menteri Ida menyebut alasan ia terjun ke dunia politik karena keyakinannya bahwa politik adalah pilar utama demokrasi. Cara untuk mencapai tujuan utama, yaitu kesejahteraan orang.
“Bagi saya, saya ingin melangkah lebih jauh dari itu. Saya ingin menjadikan politik sebagai bagian dari ibadah saya kepada Tuhan. Kita harus membangun kembali citra bahwa politik adalah pekerjaan yang mulia. Hanya dengan begitu, persepsi masyarakat tentang politik yang negatif lambat laun bisa dibalik, ”ujar perempuan yang gemar mencicipi berbagai jenis masakan Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua ini.
Sebagai ibu yang bekerja, Menteri Ida tidak berbeda dengan perempuan lain yang harus menyeimbangkan tugas domestik dan tugas publiknya. Untungnya, wanita diciptakan dengan kekuatan super bawaan untuk melakukan banyak tugas.
“Wanita di mana pun memiliki tanggung jawab di kedua bidang, domestik dan publik. Syukurlah, kami fleksibel dalam menangani itu. Kita melakukannya begitu sering sehingga kita menjadi sangat terbiasa dengannya. Bisa ditanyakan kepada suami saya, sejak anak saya masih kecil, saya sudah terbiasa menyulap baik peran saya sebagai ibu maupun profesional, di mana dalam satu menit saya bekerja, dan selanjutnya saya menemani anak-anak saya dan membimbing mereka bersama.,” ungkapnya.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia pada bulan Maret kemarin, Menteri Ida mengapresiasi banyak pemimpin perempuan yang hebat selama ini, di antaranya adalah salah satu pahlawan Indonesia yang paling dihormati, Ibu Kartini. “Kita harus belajar banyak dari Ibu Kartini, karena di jaman dulu, dia sudah meramalkan bagaimana emansipasi perempuan bisa didorong ke depan melalui pendidikan. Bayangkan, bahkan saat itu, dia bisa menginspirasi perempuan lain semasa hidupnya untuk mandiri secara finansial, ”tegasnya.
“Selain itu, saat ini kami mendorong persamaan gender untuk menjadi yang terdepan. Banyak posisi dalam pelayanan publik yang membutuhkan lebih banyak perempuan agar proses pengambilan keputusan untuk kebijakan publik bisa lebih setara. Jika perempuan diberi lebih banyak kesempatan dalam mengambil keputusan, maka akan ada kesetaraan dan keadilan gender. Bahkan tertuang dalam Inpres (Instruksi Presiden) no. 9/2000, saat Gus Dur masih menjabat sebagai Presiden. Meski hanya sebuah instruksi dan hierarki masih di bawah level undang-undang, kami terus mendorong gagasan untuk memiliki kekuatan hukum yang lebih tinggi agar kesetaraan gender jatuh pada setiap aspek kehidupan, ”tutup Menteri Ida.
Photos RUDI SULISTYA
Styling BUNG BUNG MANGARAJA