Share
Pendar Menderma: Percakapan antara Cahaya, Jiwa, dan Semesta dalam Karya Restu Taufik Akbar
Hasya Notarbartolo
04 August 2025

Sebuah pameran seni yang memikat jiwa telah resmi dibuka, mengundang para pencinta seni untuk menyelami perenungan tentang eksistensi dan hubungan manusia dengan alam semesta. Bertajuk Pendar Menderma, pameran ini menampilkan karya-karya terbaru dari seniman kontemporer berbakat, Restu Taufik Akbar.


Di tengah riuhnya kehidupan modern, seringkali kita berhenti sejenak untuk bertanya: apa arti dari keberadaan kita? Apa makna dharma? Di mana letak kebenaran sejati? Pertanyaan-pertanyaan mendalam inilah yang menjadi benang merah dalam Pendar Menderma, yang resmi dibuka pada 31 Juli 2025 lalu.

Pendar Menderma

Dibuka dengan penandatanganan poster oleh sang seniman dan seluruh pihak yang terlibat, acara ini menandai dimulainya sebuah perjalanan artistik penuh refleksi. Bertempat di Can's Gallery, pameran yang dikurasi oleh Bob Edrian ini akan berlangsung hingga 1 September 2025, mengajak para pengunjung untuk menyelami filosofi yang kaya makna.

Seni sebagai Cermin Jiwa

Lewat pameran ini, Restu mempersembahkan serangkaian karya yang merefleksikan proyeksi diri, bahkan peleburan ego, ke dalam bentuk visual yang puitis. Menggunakan material unik seperti cat polyurethane, nitrocellulose, dan vitrail pada permukaan cermin stainless steel, ia mengeksplorasi kembali kemungkinan dalam komposisi seni, terutama dalam hubungan antara ruang dan interaksi audiens.

Restu Taufik Akbar

Karya-karyanya kaya akan nuansa alam, terlihat dari bentuk, palet warna, hingga permainan Cahaya, mencerminkan filosofi hidup yang diyakini Restu. Seluruh seri ini dirangkum dalam insun medal, insun madangan, ungkapan dalam bahasa Sunda yang berarti "aku lahir untuk membawa pencerahan". Sebuah prinsip hidup yang menjadi napas utama dalam narasi artistiknya.

Menjadi Bagian dari Cahaya

Yang membuat pameran ini istimewa adalah cara Restu menginterpretasikan dan memanfaatkan cahaya. Cahaya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara sukarela, melalui interaksi langsung dengan pengunjung. Di salah satu instalasi seni yang paling menarik, pengunjung akan memasuki sebuah ruangan gelap dimana mereka diberikan senter untuk menyinari karya-karya yang dipajang.

Restu Taufik Akbar

Saat senter diarahkan, karya-karya tersebut akan memantulkan cahayanya, menciptakan bayangan dan refleksi yang menari di dinding. Pengalaman ini bukan hanya bersifat visual, melainkan juga simbolis, pengunjung secara aktif ikut serta dalam “menghidupkan” karya melalui cahaya yang mereka bawa.

Restu Taufik Akbar

Di sini, cahaya menjadi medium sekaligus metafora. Ia hadir bukan hanya sebagai elemen fisik dalam karya, tetapi juga sebagai simbol kontribusi setiap individu dalam menciptakan harmoni.

Sebuah Pengalaman Kontemplatif

Lebih dari sekadar pameran seni, Pendar Menderma adalah ajakan untuk merenung. Setiap sinar yang kita arahkan bukan hanya menerangi karya, tapi juga menyinari ruang batin kita sendiri. Restu mengajak kita untuk menyadari bahwa setiap manusia memiliki 'pendar' atau pancaran yang dapat kita 'dermakan' demi menciptakan keseimbangan antara diri, sesama, dan semesta.

Pendar Menderma

Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman reflektif ini. Pameran “Pendar Menderma” dibuka setiap hari pukul 10.00 hingga 17.00, kecuali hari Minggu dan libur nasional.

Temukan pantulan cahaya dalam diri Anda, dan lihat bagaimana ia beresonansi dengan dunia di sekitar.