Share
Pakai Rumbai Payet dari Alga, Gaun dari Phillip Lim Tetap Stylish
Annisa Laksmintari
01 March 2021

Industri fashion merupakan salah satu penyebab polusi terbesar di dunia. Para ahli memperkirakan bahwa industri fashion menjadi penyumbang 10% dari emisi karbon secara global, serta 20% dari air buangan. Industri ini juga banyak menggunakan sumber daya alam, dan untuk menerbangkan bahan-bahan yang digunakan dalam produksi busana, diperkirakan industri fashion menghabiskan lebih banyak energi daripada penggabungan dari energy yang dihabiskan oleh industri penerbangan dan perkapalan.


Berbagai inisiatif telah diambil oleh para penikmat fashion dan penggiat lingkungan di seluruh dunia, diantaranya adalah inisiatif disain oleh One x One. Project ini mempertemukan seorang disainer fashion dengan seorang peneliti di bidang lingkungan.

Salah satu yang terlibat dalam proyek ini adalah perancang busana Phillip Lim yang kolaborasi dengan perancang industri Charlotte McCurdy untuk membuat gaun ramah lingkungan yang dilapisi payet bioplastic, seperti dilansir dari situs disain Dezeen.

McCurdy sebelumnya telah mengembangkan lapisan bioplastik yang seluruhnya terbuat dari alga laut, yang menghilangkan dan menyerap karbon dari atmosfer sepanjang hidupnya sehingga menghasilkan bahan karbon negatif.

Tantangan bagi pasangan ini adalah menemukan solusi untuk menjadikan bahan eksperimental ini menjadi bagian dari disain untuk label fashion Phillip Lim. Karena bioplastik diolah dalam bentuk lembaran dan bukan benang, maka diputuskan akan diaplikasikan sebagai payet, yang pada umumnya terbuat dari bahan plastik. Bioplastik tersebut kemudian dipotong menjadi payet dalam bentuk gading, lalu diaplikasikan ke seluruh permukaan dress menjadi rumbai.

Dress yang digunakan pun bukan sembarang dress. Untuk kolaborasi ini, digunakan dress terbuat dari fiber selulosa dengan bahan dasar rumput laut dan bamboo. Dress yang biodegradable dan ramah lingkungan ini bebas dari turunan minyak mentah, seperti fiber sintetis, pewarna, dan payet plastik.

Walau tidak diproduksi secara massal, gaun payet ini diharapkan untuk meningkatkan kesadaran terhadap sustainability dalam industri fashion, dan juga sebagai visi dari masa depan yang emisi-nol, dimana fashion tak hanya indah untuk dilihat dan nyaman digunakan, namun juga ramah terhadap lingkungan.