Setiap tahunnya Met Gala, yang merupakan acara mode ternama dunia digelar dengan tema yang berbeda-beda. Pada tahun 2025 mendatang, Met Gala akan mengusung tema Superfine: Tailoring Black Style.
Superfine: Tailoring Black Style ini tidak hanya membahas tentang estetika fashion, tetapi juga membahas awal budaya dan sejarah dandyism kulit hitam, yang bermula di Eropa pada abad ke-18. Dandyism merupakan cara pria kulit hitam menunjukkan identitas dan menantang batasan sosial yang mengekang.
Dilansir dari New York Post, dengan tema tersebut maka diharapkan publik akan melihat bagaimana pakaian dan gaya berperan penting dalam membentuk diaspora kulit hitam dari masa lalu hingga saat ini, melalui busana yang dipakai para tamu undangan. Pemilihan tema Met Gala 2025 ini juga terinspirasi dari buku karya Monica L. Miller, yang berjudul “Slaves to Fashion: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity”. Acara ini akan menampilkan koleksi arsip busana, karya seni, hingga potongan film per-jalanan panjang dari dandyism.
Pada pergeleran Met Gala 2025, telah ditunjuk LeBron James sebagai ketua kehormatan. Untuk ketua bersama akan mencakup Colman Domingo, Lewis Hamilton, A$AP Rocky, Pharell Williams, dan Anna Wintour. Sementara itu, Met Gala 2025 akan digelar pada 5 Mei 2025, di Metropolitan Museum of Art, New York. Pengunjung museum berkesempatan menikmati pameran Superfine mulai 6 Mei sampai 26 Oktober 2025.
Untuk aturan berpakaian para tamu akan diumumkan pada awal tahun 2025. Daftar tamu undangan Met Gala 2025 hingga saat ini juga belum diumumkan secara resmi. Tema-tema mendalam yang kental akan kekayaan budaya dan sejarah dalam dunia fashion terus disajikan dalam acara ini. Nah, pada 2025 kli Met Gala kembali digelar dengan tema "Superfine: Tailoring Black Style”. "Superfine: Tailoring Black Style" pun tak hanya mengangkat estetika, tetapi juga menggali akar budaya dan sejarah dandyism kulit hitam yang bermula di Eropa pada abad ke-18.
Dandyism sendiri merupakan statement bagi pria kulit hitam dalam mengekspresikan identitas dan menantang batasan sosial yang mengekang mereka. Dalam pameran yang akan ditampilkan di Metro-politan Museum of Art, kita akan melihat bagaimana pakaian dan gaya berperan penting dalam mem-bentuk identitas dalam diaspora kulit hitam Atlantik, dari masa lalu hingga hari ini.
Terinspirasi dari buku karya Monica L. Miller yang berjudul “Slaves to Fashion: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity”, pameran ini akan menampilkan koleksi arsip busana, karya seni, hingga potongan film yang memperlihatkan perjalanan panjang dandyism. Bagi mereka yang belum familiar, dandyisme adalah gaya hidup yang mengedepankan kesempurnaan dalam berpakaian, di mana detail setiap potongan pakaian adalah cerminan dari disiplin diri, kecer-dasan, dan ekspresi individual.