Share
Mengenal Sang Pelukis Legendaris Van Gogh dan Kisah Perjalanan Hidupnya
Venisa Ruth
30 August 2021

Pada musim semi tahun 1878, Vincent van Gogh berusia 25 tahun. Dalam hidupnya yang singkat, pria asal Belanda itu tidak menemukan banyak hal untuk dirayakan di dalam karirnya yang goyah.


Di masa mudanya, ia pertama kali bekerja untuk sebuah galeri seni pertama di Den Haag dan kemudian dipindahkan di London dan Paris namun pekerjaanya tersebut tidak terlalu berhasil karena ia adalah seorang pria yang memiliki sifat pemalu dan canggung. Di tahun 1876 Vincent van Gogh sempat bekerja di Paris namun tidak lama karena kemudian ia dipecat dan tidak melanjutkan profesinya lagi. Ia bahkan sempat mengajar di Inggris dan bekerja di toko buku di Dordrecht, sebelum akhirnya ia pindah ke Amsterdam untuk mempersiapkan ujian masuk ke sekolah Teologi di Amsterdam, mengikuti jejak ayahnya.

Setelah masa percobaan tiga bulan di mana performanya dirasa biasa saja, Gogh diberitahu bahwa dia tidak akan diterima di sekolah tersebut. Namun begitu ia masih bersemangat untuk masuk ke sekolah agama dan tetap bersikeras bahwa dia akan bisa mendapatkan pekerjaan sebagai seorang penginjil. Pada akhir tahun 1878, ia memutuskan untuk berangkat ke distrik pertambangan batu bara yang terpencil di Borinage di sebelah barat kota Mons di Belgia. Ia bertekad untuk memantapkan dirinya sebagai pengkhotbah awam bagi kelas pekerja. Sepanjang hidupnya yang serba susah, Van Gogh telah membuat 2.100 karya seni, termasuk di antaranya 860 lukisan berbahan cat minyak. Namun sayangnya semasa ia hidup, hanya ada satu lukisannya yang laku terjual.

Van Gogh juga sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Saint-Remy di Perancis pada tahun 1889-1990.Tapi meski dirawat di RSJ, Vincent tetap rajin melukis. Banyak karya fenomenalnya yang lahir di RSJ Saint-Remy tersebut, seperti di antaranya The Starry Night, The Olive Trees, dan Country Road in Provence by Night.

Van Gogh meninggal dalam usia 37 tahun pada 28 Juli 1890 di Auvers-sur-Oise, Perancis. Setelah Van Gogh meninggal, kesehatan Theo sang adik berangsur-angsur memburuk. Theo juga kemudian jatuh sakit, diduga karena merasa amat kehilangan atas meninggalnya Van Gogh. Enam bulan setelah Van Gogh meninggal, Theo akhirnya menyusul tutup usia di Utrecht, Belanda, pada 25 Januari 1891. Jasadnya dikebumikan bersebelahan dengan makam Van Gogh di Auvers-sur-Oise.

Beberapa karya dari periode Borinage Van Gogh sedikit yang bertahan hingga kini, karena sang seniman sendiri yang menghancurkan sebagian besar dari mereka, seperti yang ia ungkapkan dalam sebuah surat kepada seorang temannya. Pada masa itu mungkin dia masih merasa terlalu canggung dalam berkarya dan dia masih berusaha untuk mengembangkan gaya dan suara artistiknya sendiri.