Share
Ludovic de Saint Sernin Bawa Jean Paul Gaultier ke Samudra Imajinasi Lewat “Le Naufrage”
Putrika Annaya Salsabila
30 January 2025

Mengusung konsep kapal karam, Jean Paul Gaultier pamerkan koleksi “Le Naufrage” yang memadukan mode dan fantasi.


Jika ada satu hal yang selalu bisa diandalkan dari Jean Paul Gaultier, itu adalah kemampuannya menghidupkan kembali DNA rumah modenya dengan kejutan segar. Musim ini, lautan menjadi panggung bagi koleksi haute couture Spring/Summer 2025, di bawah arahan Ludovic de Saint Sernin sebagai desainer tamu.

Setelah Simone Rocha dan Julien Dossena, kini giliran Saint Sernin menyalurkan energinya ke dalam rumah mode ikonis ini.

Bertajuk ‘Le Naufrage’—yang berarti "kapal karam" dalam bahasa Prancis—koleksi ini merayakan kemewahan dalam kekacauan, keindahan yang muncul dari reruntuhan. Sejak nada pertama deburan ombak terdengar di venue 325 Rue Saint-Martin, penonton seolah dibawa ke tengah samudra untuk menyaksikan mode melebur dengan fantasi.

JPG Couture SS25 1

Pertunjukan dibuka dengan gaun korset hijau laut bertekstur sisik yang memantulkan cahaya seperti ekor duyung di bawah permukaan air. Konsep kapal karam diperkuat dengan detail tak terduga: gaun-gaun yang menyerupai layar kapal yang tertiup angin, sulaman rumput laut yang menjalar, serta aksen tali yang membelit tubuh dengan sensualitas khas Gaultier.

Bahkan, elemen khas rumah mode ini seperti bra kerucut tampil dalam bentuk kemudi kapal, menciptakan perpaduan antara nostalgia dan inovasi.

JPG Couture SS25 2

Front row pun dipenuhi oleh bintang-bintang papan atas seperti Megan Thee Stallion, Jennie Kim, Rick Owens, Hunter Schafer, dan banyak lagi, semuanya hadir dalam interpretasi terbaik mereka atas dunia Gaultier.

Di balik koleksi ini, Saint Sernin tidak hanya membawa perspektifnya sendiri tetapi juga menghormati warisan Gaultier. Siluet yang ketat dan sensual bertemu dengan pendekatan teatrikal yang sudah melekat pada rumah mode ini.

JPG Couture SS25 3

Paloma Elsesser, Alex Consani, Candice Swanepoel, hingga Rosie Huntington-Whiteley—yang jarang terlihat di runway—semuanya berjalan dengan anggun, membuktikan bahwa mode bisa menjadi bentuk penceritaan yang dramatis.

Ketika pertunjukan berakhir, momen paling berkesan terjadi: Saint Sernin berjalan ke tengah runway, disambut dengan pelukan hangat dari Gaultier sendiri. Sebuah simbol estafet kreativitas yang tak hanya bertahan di satu era, tetapi terus berkembang di tengah arus waktu.