Share
Ketika Bag Charms Seharga $1.000 Jadi Kemewahan Kecil Terbaru di Dunia Ritel
Aulia Azza
20 August 2025

Seiring berjalannya waktu, aksesori kecil seharga jutaan rupiah ini menjadi icon baru dalam industri fashion dunia. Mengapa bag charms kini menjadi incaran para fashionista dan bintang di runway?


Ingat Jane Birkin yang dengan santai menghiasi tas Hermès-nya dengan gantungan dan manik-manik? Bertahun-tahun kemudian, tren tersebut kembali dengan gemilang. Aksesori ini telah berevolusi dari yang mulanya hanya sebagai pemanis, kini menjadi barang mewah kecil yang paling diminati.

Semuanya dimulai dengan gantungan kunci Labubu yang viral, memicu tren 'mempercantik aksesori dengan aksesori' di kalangan Gen Z. Sekarang, gantungan-gantungan ini tak hanya menghiasi tas-tas ikonik para selebriti, tetapi juga tampil mencuri perhatian di panggung mode paling bergengsi.

Labubu

Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, di mana penjualan tas-tas mewah mengalami penurunan, para desainer mencari cara cerdas untuk tetap terhubung dengan para pelanggan. Jika membeli tas baru seharga ribuan dolar terasa terlalu berat, maka membeli gantungan yang berharga jutaan bisa memberikan tampilan baru pada tas lama menjadi solusi yang menggiurkan.

Ethan Diaz (24) dulunya rutin membeli tas dan streetwear mahal, namun kini ia beralih ke koleksi bag charms untuk mengubah tampilan gayanya. Baru-baru ini, tas Coach Soft Empire Carryall seharga $695 miliknya terlihat dihiasi beberapa gantungan pilihan, seperti gantungan kunci Longchamp Croissant senilai $120.

Longchamp Croissant

Sejak setahun lalu, Diaz yang bekerja sebagai Direktur Komersial di New Jersey mulai mengoleksi hiasan tas dan kini sudah memiliki 30 buah. Yang termahal adalah gantungan kepiting Louis Vuitton seharga $1.010 yang bisa juga digunakan sebagai kantong kecil. Menurutnya, keuntungan dari koleksi ini adalah fleksibilitas. “Anda bisa memadupadankannya dan menaruhnya di tas yang berbeda, jadi Anda tidak terbatas pada satu gaya tertentu,” kata Diaz.

Di tengah penurunan penjualan yang dialami industri barang mewah selama beberapa kuartal, sejumlah merek terkemuka mulai meluncurkan aksesori yang lebih terjangkau dan berukuran kecil. Strategi ini bertujuan untuk membalikkan tren negatif dan menarik lebih banyak pengunjung ke toko.

LV and Bag Charms

Sebagai bukti kemerosotan, LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE melaporkan penurunan penjualan sebesar 9% di unit mode dan barang kulit pada kuartal kedua, karena konsumen menunda pembelian barang-barang mahal. Situasi serupa juga dialami oleh kompetitornya, Kering, dengan penjualan Gucci anjlok 25%. Sementara itu, penjualan Prada juga menurun 3,6%.

Kinerja buruk ini tercermin dari anjloknya saham-saham perusahaan tersebut hingga dua digit dalam 12 bulan terakhir. Konsultan Bain & Co. memperkirakan, industri barang mewah pribadi akan menyusut 2% hingga 5% tahun ini, menjadikannya performa terburuk sejak krisis keuangan 2009, di luar periode pandemi.

Menurut Neil Saunders dari GlobalData, memanfaatkan tren bag charms ini adalah langkah cerdas bagi merek mewah yang ingin meraih keuntungan di tengah kondisi pasar yang lesu. Strategi ini sudah dijalankan oleh Tapestry Inc., yang sukses dengan merek terjangkaunya, Coach. Perusahaan ini juga berencana meningkatkan koleksi gantungan di Kate Spade, merek yang penjualannya sedang menurun, tepatnya menjelang musim liburan.

Alice Yu dari Tapestry menyebut, bag charms unik ini adalah 'pintu masuk' yang mudah bagi konsumen untuk merasakan pengalaman merek tersebut. Merek-merek ultra-mewah yang sebelumnya hanya menjadikan gantungan sebagai produk tambahan, kini menempatkannya di etalase butik dan fashion show sebagai produk andalan. Saunders menambahkan, dengan memikat konsumen kaya melalui gantungan, merek dapat mempertahankan hubungan penting dengan klien, karena “hal terburuk bagi sebuah merek adalah kehilangan konsumen sepenuhnya.”

Tren ini terlihat jelas di toko Bloomingdale's, di mana gantungan mencolok dipajang di departemen tas tangan. Gantungan robot Prada seharga $825 ditempelkan pada tas ransel, sementara gantungan capung Gucci seharga $510 dan gantungan anjing seharga $450 ditata rapi di etalase.

Meskipun demikian, para analis tetap berhati-hati. Deborah Aitken dari Bloomberg Intelligence memperingatkan bahwa bag charms hanya akan menyumbang porsi kecil dari total penjualan. “Cukup untuk membuat merek tetap aktif di benak calon pembeli, tetapi dengan nilai total yang sangat terbatas,” katanya. Saat diminta berkomentar, Louis Vuitton, Loewe, Gucci, dan Fendi menolak berbicara mengenai strategi atau angka penjualan mereka.

A Gucci Boutique in Paris

Di sisi konsumen, tren ini disambut baik. Klevisa Hendrix, seorang pembuat konten berusia 27 tahun, mulai mengoleksi bag charms setelah melihatnya di runway Coach. Ia biasanya menghabiskan kurang dari $100 per gantungan. “Anda ingin menjadi fashionable, tapi Anda ingin tetap bisa membeli mode,” ungkapnya.