Share
Hindari Self-Diagnose, Inilah 5 Akibat Buruk Enggan Konsultasi Kesehatan Mental Anda ke Psikolog
Annisa Indah
19 September 2021

Kesadaran akan kesehatan mental kini semakin digaungkan, namun sayangnya banyak yang memilih untuk self-diagnose gejala penyakit mental melalui sumber-sumber yang belum tentu terverifikasi di Internet, ketika seharusnya konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Apa dampak dari peristiwa yang dinamakan self-diagnose ini?


Mudahnya untuk mendapatkan informasi di masakini menjadi pedang bermuka dua. Di satu sisi, hanya sekedar mengetikkan kata kunci pencarian, dapat menemukan berbagai sumber informasi di internet. Namun di sisi lain, manjadikan orang untuk enggan berkonsultasi atau menanyakan pada ahlinya.

Self-diagnose merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri. Self-diagnose bisa memperparah kondisi kesehatan mental atau membuat penyakit sebenarnya tidak disadari. Dilansir dari Riliv, aplikasi konseling online dan penyedia informasi kesehatan mental, inilah efek buruk dari self-diagnose gejala gangguan mental di internet.


1. Self- diagnose akan menimbulkan panik
Membaca berbagai kemungkinan dan kondisi kesehatan yang dapat terjadi, hanya akan memunculkan rasa panik dan cemas, serta menimbulkan asumsi hal-hal buruk lainnya. Jika Anda konsultasi dengan psikolog professional, ia bisa menjelaskan kondisimu dengan baik tanpa menimbulkan kepanikan dan kecemasan.

2. Self-diagnose membuat penyakit atau gangguan sebenarnya terabaikan

Saat Anda melakukan self-diagnose, kamu jadi tidak tahu sebenarnya penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang dialami. Anda hanya menduga-duga hal yang belum tentu kebenarannya. Hal ini merupakan masalah karena Anda jadi tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.


3. Self-diagnose bisa memperparah kondisi kesehatan mentalmu
Salah satu resiko dari melakukan self-diagnose adalah memperparah kondisi kesehatan mental Anda. Ini bisa terjadi karena Anda terlalu panik dan stres, tidak mengobati masalah kesehatan mental yang sedang kamu alami, atau bahkan mendapatkan pengobatan yang salah.

Setiap masalah kesehatan mental memiliki penanganan tersendiri. Ada yang bisa diatasi dengan terapi, ada pula yang membutuhkan obat-obatan tertentu.

4. Self-diagnose membuat masalah kesehatan mental yang sedang dialami menjadi disepelekan
Ada yang mengambil asumsi terburuk saat melakukan self-diagnose, namun ada juga yang justru menggampangkan atau menyangkal bahwa mereka mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini berbahaya karena Anda akan mengabaikan kebutuhan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


5. Terlalu sering self-diagnose akan membuatmu enggan berkonsultasi dengan pakar
Setelah googling masalah kesehatan mentalmu, kamu jadi merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke psikolog. Sebab, kamu berpikir bahwa kamu bisa tahu gejala yang dialami tanpa bantuan ahli. Sedangkan ahli dapat mendiagnosis secara tepat tingkat keparahan hingga konfirmasi terkait kondisi yang dialami, juga mengajurkan penanganan yang terbaik untuk kondisimu.