Share
Gabriella Vania Couture Hadirkan Cheongsam Animatronik dalam Koleksi Terbarunya
Hasya Notarbartolo
27 November 2025

Gabriella Vania Couture memukau dengan koleksi cheongsam modern terbarunya bertema “A Night in Old Shanghai,” memadukan tradisi, teknologi, dan bordir handmade kelas dunia


Pembukaan The Duck King Palace menghadirkan kemegahan yang membuat Gabriella Vania Couture (GV) bersinar luar biasa. Acara ini bukan hanya pertunjukan busana, melainkan selebrasi akan craftsmanship, budaya, dan inovasi. Di tengah aura glamor cheongsam dan nostalgia Shanghai tempo dulu, kreasi Gabriella Praditha menjadi bintang utama malam itu.

Gabriella Vania Couture

Didirikan pada tahun 2012, GV Couture telah menempatkan dirinya sebagai rumah mode yang identik dengan keanggunan, terutama melalui spesialisasi mereka dalam gaun pengantin, evening gowns, dan cheongsam mewah. Reputasinya kini melampaui batas negara. Koleksi terbarunya mereka bahkan sold out di Tiongkok; sebuah momen yang menandai betapa kuatnya pesona karya Indonesia hingga mampu menaklukkan pasar mode di tempat asal budaya yang menginspirasinya.

Gabriella Vania Couture

Mengusung tema "A Night in Old Shanghai," koleksi cheongsam terbaru ini menghadirkan harmoni sempurna antara kemegahan tradisi dan sentuhan modern. “Kami menyajikan berbagai jenis cheongsam modern, yang mengikuti tren yang ada, dan juga dipadukan dengan cultural heritage in China,” jelasnya.

Gabriella Vania Couture

Di balik setiap karya GV Couture, terdapat handmade embroidery yang telah menjadi signature mereka selama lebih dari sepuluh tahun. Dengan basis klien lokal hingga internasional, GV mempertahankan kualitas terbaik melalui teknik bordir 3D yang membuat motif tampak hidup. “Kami memadukan embroidery yang bisa menyerupai objek aslinya, embellishment berwarna-warni, ornaments 3D, hingga cutting yang membentuk siluet indah dan nyaman dipakai,” ungkap Gabriella. Yang membuatnya semakin spesial, setiap cheongsam dirancang untuk membawa kisah pribadi pemakainya; mulai dari perjalanan cinta, hewan kesayangan, hingga simbol keberuntungan, semua terjahit menjadi narasi personal dalam setiap gaun.

Gabriella Vania Couture

Untuk mencapai harmoni antara tradisi dan estetika kontemporer, Gabriella mengaku bahwa inspirasinya muncul dari mimpi besar dan pengalamannya berkeliling dunia. Ia menggabungkan tren fashion 2026–2027 dengan craftsmanship cheongsam berbordir handmade, sambil tetap menyalurkan elemen Peranakan, Tiongkok, dan garis siluet kebaya Indonesia ke dalam setiap desain.

Gabriella Vania Couture

Keunikan GV tidak hanya terletak pada detail artistiknya, tetapi juga pada inovasi teknis yang terus didorong melampaui batas. Gabriella mengenang evolusi brand-nya, mulai dari 3D Embroidery Peacock pada 2012 hingga cheongsam dengan kupu-kupu bergerak menggunakan machinery mini pada tahun 2024. Tahun ini ia melampaui ekspektasi dengan menghadirkan bunga, kupu-kupu, dan burung yang bergerak, bahkan gaun bersinar LED yang tampak seperti karya seni futuristik. Perpaduan antara tradisi dan teknologi ini menjadikan GV pelopor pengalaman visual baru dalam fashion Indonesia. Setiap karyanya bukan sekadar busana, tetapi wearable art.

Gabriella Vania Couture

Di balik detail mewah dan teknik yang rumit, Gabriella memegang prinsip yang ia sebut sebagai fondasi karyanya: “Saya selalu bekerja dengan sepenuh hati, all out, dan ingin memberikan yang terbaik untuk klien saya,” tuturnya. Prinsip itulah yang membawanya mendapatkan berbagai kesempatan hingga nama GV kini diakui sebagai brand couture Indonesia yang mendunia. Bahkan di Tiongkok, rumah asal cheongsam, karya GV tidak hanya diminati, tetapi menjadi sumber inspirasi para desainer lokal; sebuah bentuk penghargaan tertinggi bagi seorang kreator.

Gabriella Praditha

Dari para pejabat, influencer, socialite di Indonesia, hingga klien-klien mancanegara, semuanya terpesona oleh identitas kuat GV yang elegan, detail, dan personal. Namun kebanggaan terbesar Gabriella bukan semata soal popularitas, melainkan keberhasilannya membawa nama Indonesia bersinar di panggung internasional.

Di malam yang memadukan nostalgia Shanghai ini, Gabriella membuktikan bahwa ia tidak sekadar merancang cheongsam; ia menciptakan cerita, mewujudkan impian, dan membangun identitas baru bagi fashion Indonesia di mata dunia.