Mempersembahkan konsep terbaru di dunia parfurm, Floraïku menghadirkan parfum yang mengandalkan imajinasi selain penciuman.
Dewasa ini, parfum telah berkembang menjadi identitas sesorang. Bahkan, seseorang dapat diingat melalui aroma wangi parfumnya saja. Namun, apa yang terjadi jika sebotol parfum itu sendiri memiliki identitas dan kisah menarik di baliknya? Itulah yang terjadi pada Floraïku, parfum karya John dan Clara Molloy, yang juga merupakan pendiri Molloy Paris.
Parfum ini diproduksi pada tahun 2017 dan terinspirasi oleh ragam selebrasi upacara budaya Asia, terutama puisi rangkaian Haiku Jepang. Namanya sendiri bermakna ‘Flora’ yang berarti bunga dan ‘Haiku’ yang merupakan untaian puisi pendek Jepang yang terdiri dari tiga baris dan memuat momen singkat mengenai alam.
Floraïku memiliki sejumlah aroma dasar dari ragam bunga, teh, dan kayu. Dengan karakter yang elegan dan kontemplatif, parfum premium ini mengeksplorasi aroma dengan rangkaian kata puitis. 50% dari bahan dasar yang digunakan merupakan bahan natural sebagai penghormatan terhadap alam. Dari segi desain, setiap botol parfum Floraïku diekspresikan melalui untaian kata puitis yang terukir di bagian belakang botol.
Dengan tema “Flower as a poem”, Floraïku menampilkan 15 rangkaian wewangian yang memiliki latar belakang kisah dengan identitas visual unik di setiap botolnya. Yang membedakan parfum ini dengan merek lain adalah konsumen dapat meracik dua jenis parfum dan menciptakan sebuah kreasi wangi baru. “Anda dapat mengelabui orang lain seolah-olah Anda sedang mengenakan satu jenis parfum. Nyatanya, Anda sedang meracik dan menggunakan dua jenis sekaligus,” jelas John Molloy, sang pendiri Floraïku.
Floraïku
Plaza Indonesia Level 1 #144
Menteng, Central Jakarta