Share
Festival Sinema Australia Indonesia 2023 Kembali Hadir di Layar Lebar, Putar Gratis 7 Film di 7 Kota
Trisha Aulia
21 February 2023

Festival Sinema Australia Indonesia 2023 kembali hadir di layar lebar dengan membawakan film-film terbaik yang akan diputar secara gratis di seluruh Indonesia. Bertepatan dengan perayaan 70 tahun program beasiswa Australia di Indonesia, FSAI tahun ini juga menghadirkan serangkaian kegiatan eksklusif bersama alumni Australia.


Kedutaan Australia untuk Indonesia resmi membuka Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2023 di CGV Mal Grand Indonesia pada Kamis, 16 Februari 2023. Pembukaan tersebut dihadiri oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno. Festival tahun ini menandakan tahun kedelapan penyelenggaraan FSAI di indonesia.

Di tahun 2023 ini, penyelenggaraan FSAI menjadi lebih istimewa dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, FSAI 2023 merupakan pertama kalinya acara tersebut kembali diselenggarakan di layar lebar setelah dua tahun terpaksa diselenggarakan secara virtual karena pandemi COVID-19. Terlebih, penyelenggaraan FSAI 2023 juga bertepatan dengan perayaan 70 tahun program beasiswa Australia di Indonesia.

Acara FSAI 2023 yang berlangsung mulai 24 Februari hingga 18 Maret 2023 ini akan menampilkan film-film terbaik dari Australia dan Indonesia di tujuh kota besar di seluruh Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung, dan Tangerang Selatan. Terdapat tujuh film yang luar biasa menarik dari beragam genre yang akan diputar secara gratis.

Dari tujuh film yang akan diputar, terdapat lima film Australia dan dua film karya alumni Australia. Festival tahun ini diawali dengan pemutaran film ‘Sweet As’ di Jakarta pada 18 Februari. Akan diputar juga film biografi ‘Penguin Bloom’, ‘Moon Rock for Monday’, ‘The Drover’s Wife: The Legend of Molly Johnson’, dan film komedi animasi ‘Peter Rabbit 2: The Runaway’.

Di samping itu, dua film Indonesia yang terpilih untuk diputar dalam FSAI 2023 adalah drama menegangkan ‘Paranoia’ dan kisah mudik ‘Humba Dreams’ yang diproduseri oleh Mira Lesmana sebagai seorang alumni Australia. Film-film yang akan diputar telah dikurasi khusus supaya dapat dinikmati oleh semua penonton dari segala kalangan.

FSAI 2023 menjadi kesempatan bagi Australia untuk memperkenalkan karya-karya film terbaiknya kepada Indonesia. “Film Australia sebenarnya jarang dirilis secara komersial di Indonesia, maka FSAI menjadi salah satu kesempatan bagi penonton Indonesia untuk menyaksikan film-film Australia di layar lebar,” ujar Dubes Penny. Sebaliknya, Sandiaga Uno percaya bahwa Indonesia juga dapat mempelajari banyak hal dari film-film Australia supaya dunia perfilman Indonesia dapat semakin berkembang. “Kami ingin belajar juga dari film-film di festival ini tentang bagaimana Australia mengembangkan dunia sinematik,” ucapnya.

Selain pemutaran film secara gratis, FSAI 2023 juga menghadirkan masterclass dalam kolaborasi bersama Deakin University yang mengusung tema ‘Virtual Productions in Australia: Filmmaking on the Cast of Change’ atau ‘Produksi Virtual di Australia: Pembuatan Film di Era Perubahan’. Rangkaian masterclass ini akan diadakan di empat kota, yakni di Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Kelas khusus ini diperuntukan bagi para pencinta dan peminat film di Indonesia, masyarakat industri perfilman, calon mahasiswa, serta mahasiswa dari program studi yang berkaitan dengan perfilman dan juga media kreatif.

Terakhir, FSAI 2023 yang bertepatan dengan perayaan 70 tahun program beasiswa Australia di Indonesia ini juga menyelenggarakan serangkaian kegiatan eksklusif yang melibatkan alumni Australia untuk memeriahkan momentum spesial tersebut. Kegiatan yang sudah disiapkan, yaitu nonton film bersama dan networking, tentunya merupakan kesempatan luar biasa bagi sineas Indonesia untuk bertukar ilmu dan memperluas relasi.

“Australia terkenal secara global akan keahliannya di bidang perfilman, dan FSAI merupakan kesempatan luar biasa untuk berinteraksi dengan para ahli dan mendapatkan pengalaman terbaik dalam perfilman Australia dan Indonesia,” kata Dubes Penny. Dengan rangkaian pemutaran film, masterclass, serta kegiatan bersama alumni Australia, menghadiri FSAI tentunya akan menjadi pengalaman yang berharga.