Dari jatuh bangun hingga sukses, dr. Oky Pratama membuktikan bahwa inovasi dan kegigihan dapat mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Kesuksesan sebuah bisnis sering kali terlihat megah dari luar, namun jarang kita melihat jatuh bangunnya di balik layar. Begitu pula kisah dr. Oky Pratama, dokter estetik sekaligus pengusaha muda di balik Bening’s Clinic dan Bening’s Indonesia Group, yang kini mengukuhkan posisinya di industri kecantikan Tanah Air “Kesuksesan tidak datang secara instan; kamu jatuh, belajar, lalu bangkit lagi,” ungkapnya.
Perjalanannya dimulai jauh dari gemerlap kota besar, di Jambi. Sejak awal, ia tumbuh dengan tekad kuat bahwa mimpinya hanya akan terwujud jika ia sendiri yang memperjuangkannya. “Saya membangun bisnis ini tanpa ada bantuan dari orang tua sedikitpun atau dari keluarga. Saya benar-benar learning by doing,” kenangnya.
Yang menggerakkan langkahnya adalah kecintaan pada dunia kecantikan dan estetika, berpadu dengan latar belakangnya sebagai dokter. Ia mengakui bahwa ia memulai tanpa pengalaman bisnis sama sekali, hanya berbekal ilmu kedokteran, kursus-kursus tambahan, dan tekad untuk mewujudkan visi besarnya.
Jalan menuju sukses pun penuh liku: “Jatuh bangun pasti saya lewati. Membangun usaha tidak serta-merta langsung membawa saya pada kesuksesan. Saya belajar dari kesalahan, melihat peluang, dan terus mencoba, hingga akhirnya bisa sampai ke titik ini.”
Peluang itu mulai terlihat ketika perkembangan dunia digital mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat diri dan tampil percaya diri. “Penampilan itu sangat dihargai sekali. Bahkan di dunia pekerjaan saja kita harus dress well,” ujarnya. Ia melihat kebutuhan ini sebagai pasar potensial, “Maka saya memilih jalur ini.”
Dari sinilah fondasi Bening’s Clinic dibangun, hingga menjelma menjadi salah satu brand yang dikenal dalam industri kecantikan Indonesia yang sangat kompetitif.
Bergerak dalam industri yang berkembang dinamis menuntut kualitas dan konsistensi. Dengan lini usaha yang semakin luas—mulai klinik estetika, skincare, hingga bisnis kopi dan properti—ia tetap mengutamakan satu prinsip: mendengar. Menurut dr. Oky, menjaga kualitas dan identitas brand hanya dapat dilakukan dengan terus menerima masukan dan melakukan perbaikan. “Kita harus membuka mata dan telinga terhadap kritik, karena itu satu-satunya cara menjaga kualitas.” jelasnya.
Karena itu, ia membangun tim yang solid, orang-orang yang tidak hanya bekerja, tetapi juga tumbuh dan berkembang bersamanya. “Saya tidak bisa menjalankan bisnis ini dengan baik tanpa tim yang solid,” ujarnya. “Saya latih, saya bina, bahkan saya sekolahkan. Saya tidak takut mereka suatu hari pergi, yang penting, selama mereka di sini, mereka berkembang.” Bagi dr. Oky, inovasi dan keterbukaan terhadap kritik adalah kunci untuk tetap relevan. “Kalau kita tidak berinovasi, kita akan tereliminasi,” tegasnya.
Rasa ingin tahunya juga membuatnya selalu selangkah di depan. Ia tidak ragu mempelajari produk kompetitor, bahkan membelinya untuk diuji langsung. “Saya ingin tahu, apakah produk itu sukses karena kualitasnya yang bagus, atau hanya karena strategi marketing? Kita tidak boleh menutup mata dan telinga, harus terus belajar.” Sikap rendah hati untuk selalu belajar inilah yang membuatnya terus unggul.
Sebagai dokter, pengusaha, sekaligus figur publik, hidupnya selalu terstruktur dengan ketat. Ia dikenal sebagai morning person yang merasa rugi jika memulai hari terlalu siang. “Kalau bangun jam 9, saya merasa ketinggalan hidup. Hidup saya terjadwal sekali,” ujarnya.
Namun, di balik kedisiplinannya, dr. Oky tetap berusaha menjadi sosok yang membumi. Bagi dirinya, kepemimpinan sejati berarti memberi teladan. “Jika pemimpinnya ceroboh, sering terlambat, atau tidak paham pekerjaannya sendiri, tim tidak akan menghormati. Tapi ketika pemimpinnya disiplin dan menghargai waktu, tim akan mengikuti,” jelasnya.
Meski begitu, ia tetap tahu kapan harus melepaskan penat dan menikmati hidup. “Kalau sedang berkumpul dengan teman-teman, saya bisa bercanda dan jadi orang biasa. Saya tahu kapan harus jadi Oky sang pemimpin, dan kapan jadi Oky teman mereka.”
Melihat ke depan, ia bercita-cita agar Bening’s Indonesia Group tak hanya bertahan, tetapi juga berkembang lintas generasi. Target terdekatnya cukup ambisius: membawa perusahaannya melantai di bursa. “Dalam waktu dekat, saya ingin mengejar IPO dan membawa perusahaan go public,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar kesuksesan bisnis, ada misi yang jauh lebih dalam: menciptakan dampak positif bagi banyak orang. “Saya ingin perusahaan ini jadi berkat bagi banyak orang; bukan hanya lewat klinik dan produk, tapi juga lewat kegiatan sosial. Kami selalu menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk orang lain, karena ketika kita memberi, kita juga mendapat berkah.”
Dari seorang dokter muda tanpa pengalaman bisnis hingga menjadi pendiri jaringan klinik kecantikan yang terus berkembang, kisah dr. Oky Pratama adalah bukti bahwa ketekunan, inovasi, dan tujuan yang jelas dapat mengubah mimpi menjadi warisan. “Jangan pernah berhenti belajar, jangan pernah berhenti berinovasi,” tutupnya. “Itulah satu-satunya cara untuk terus maju.”





